Sebelumnya turut berduka atas tragedi jatuhnya pesawat Lion air Jakarta-Pangkal Pinang. Semoga semua diberi kekuatan dan ketabahan. 29/10/2018
***
Maaf mulmed nya sekenanya, soalnya lagi listrik mati, low connection. Hidup di mana thor? Dalam goa.
***
Raka melantaikan tas belanjaan yang berisi puluhan bra dan sebuah baju tidur sexy berwarna merah milik Asya, pembeliannya. Asya sendiri bergegas menuju dapur, mengatur cadangan makanan yang Raka belikan untuknya ke dalam kulkas.Raka sudah paham sekali kebiasaan baru ibu dari anaknya, kunyah telan kunyah telan. Dia tidak mau Asya selalu mengkonsumsi mie instan untuk mengganjal perutnya yang sebentar-sebentar keroncongan. Mungkin memang benar bahwa kebiasaan makan anaknya ternyata di atas rata-rata.
Raka membebaskan bagian bawah kemejanya dari cekatan celana, kemudian membuka tiga kancing atasnya agar bebas dari rasa gerah. Tangannya meraih remote penyejuk ruangan, kemudian menyesuaikan suhu selagi merebahkan tubuhnya di ranjang. Kini ia sibuk memainkan ponselnya.
Dari dapur, Asya melirik-lirik perilaku Raka. Merasa sudah dipanggil-panggil oleh tubuh Raka yang terlihat siap tempur di atas ranjang. Rupanya Asya tak lagi terbebani, justru sebaliknya, ia merasa telah menjalin hubungan akrab dengan perbuatan 'bercinta dengan Kak Raka'.
Hanya saja saat ini matanya ingin terlelap, ingin tidur siang karena merasa sangat lelah. Tidurnya di sepanjang perjalanan pulang tadi rasanya belum apa-apa dibandingkan dengan letihnya. Sayangnya ia terlanjur menyanggupi Raka untuk bercinta lagi, berbagi kenikmatan lagi.
Masih segar diingatan Asya bagimana suramnya wajah Raka saat tangannya mencegah untuk berbuat lebih di mobil. Asya merasa bermain curang karena telah dipuaskan tanpa memuaskan. Ada dilema, antara memilih kenikmatan tidur siang atau kenikmatan lain yang bisa Raka berikan. Ia bingung sendiri.
Semua cadangan makanan di dapur beres. Selanjutnya Asya ke kamar mandi untuk membersihkan miliknya yang basah tak karuan karena ulah jari-jari Raka. Lagi pula ia harus menyiapakan diri, tak mau jika Raka menyentuhnya dalam keadaan kotor. Meskipun dari cara Raka menjilati jarinya tadi jelas lelaki itu tak akan keberatan sekalipun milik Asya tak dibersihkan.
Keluar dari kamar mandi, Asya mencari-cari alasan agar Raka menyadari keberadaannya, setidaknya memanggil namanya untuk turut serta merebahkan diri di sisinya. Aneh saja rasanya jika harus tiba-tiba menyerahkan diri pada Raka. Terkesan sangat murahan.
Asya memutuskan untuk membereskan barang belanjaannya. Salah satu cara agar terlihat dalam jangkauan Raka adalah dengan berseliweran di depannya bukan?
"Mau di bawa kemana?", Raka menyadari keberadaan Asya yang sedang menenteng tas belanja.
"Ditaruh keranjang cucian. Kan belum dicuci."
"Oh.", Raka kembali bermain ponsel.
Cuma oh? Menyebalkan kamu, Kak! Wajah Asya berubah kesal.
Menuang belanjaan ke keranjang cuci sudah, jadi? Asya semakin bingung harus berasalan apalagi agar Raka menyadari kehadirannya, memanggil-manggil namanya untuk disayang-sayang lagi.
Tiba-tiba saja muncul ide untuk membuka lemari, tanpa Asya sendiri tahu apa yang sedang dicarinya di kotak kayu itu. Siapapun yang melihatnya akan dengan mudah menebak bahwa yang dicari Asya hanyalah sebuah alasan.
Please Kak, panggil aku, please!
Raka meletakkan ponselnya di meja samping ranjang. Ia menyadari Asya sedang kikuk sendiri dengan berdiri tidak jelas menghadap lemari yang terbuka. Ia tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Scratched-END
Romance"Kamu tidak butuh aku lagi? Kamu tidak butuh laki-laki yang telah mengambil 'perawanmu'? Jangan salahkan aku kalau membuatmu membutuhkanku lagi mulai sekarang. Aku sudah seminggu menantikan tubuhmu, sayang." -Raka- "Aku sudah melupakan semuanya. Aku...