Namjoon pergi ke rooftop, berdiri menghadap cahaya matahari yang mulai terbenam.. Tangannya memegang pagar pembatas, wajahnya mendongak dan matanya terpejam menikmati sentuhan angin sore yang hangat efek musim gugur..
Pikirannya melayang ke masa yang akan datang, dapatkah dia bertahan?? Atau mungkinkah ini saatnya semuanya tahu?? Entahlah, dia belum siap untuk melihat tetes liquid yang dia benci itu jatuh di pipi para member lainnya.. Biarkan liquid itu hanya menjadi temannya saja, biarkan liquid itu hanya mengikutinya dan biarkan kebahagiaan untuk mereka..
"Tuhan, aku tahu ini salah.. Aku tahu mereka berhak tahu tentang sakit dan deritaku.. Tapi aku tak sanggup melihat air mata berjatuhan karnaku.." Lirihnya pelan
"Tapi sampai kapan kau akan selalu menyembunyikannya?? Sampai kapan kau buat kami terus membencimu dan salah faham denganmu Joonie hyung??" Ucap namja berbahu lebar itu
Namjoon menoleh, dia mendapati Seokjin tengah berdiri tak jauh darinya.. Sedikit sulit melihat ekspresi namja berbahu lebar itu karna mentari yang telah terbenam membuat suasana remang-remang, namun Namjoon bisa lihat hal yang dia benci, liquid itu, liquid bening itu menghiasi wajah adik pertamanya itu..
"Sejak kapan kau disini Jinnie??" Tanya Namjoon mencairkan suasana
"Sejak pengakuanmu.. Kalau kau itu sakit dan menderita hyung.."Seokjin melangkah maju mendekati Namjoon dan berdiri di sampingnya.. Menatap sosok hyung tertuanya itu dari dekat..
"Mianhae hyung.. Aku salah.. Aku selalu memojokkanmu, membuatmu terluka dan menangis.. Aku jadi adik yang egois dan bahkan bukannya menasehati yang lain, aku malah ikut seperti mereka.." Ucapnya penuh penyesalan
"Bukan salahmu.. Bukan salah mereka Jinnie.. Ini takdirku, aku yang ingin ini terjadi karna aku benci orang menangis untukku.. Biarkan aku menyimpan semua dukaku sendiri agar kalian bahagia.." Ucapnya menatap onix kelam milik Seokjin
"Dengan begini, kau membuat kami jadi sangat bersalah hyung, kau seolah membiarkan kami menjadi durhaka padamu.. Berbagilah hyung, kita keluarga.."
Jin langsung memeluk Namjoon.. Jujur saja dia merindukan leader tampan itu, bersama bertahun-tahun lalu kemudian mendadak acuh tak acuh, rasanya seperti menyakiti diri sendiri sebenarnya..
Namjoon terdiam dan membalas pelukkan Jin, air matanya ikut jatuh seiring isakkan penyesalan Seokjin yang terdengar di telinganya, di sertai kata maaf dan rayuan agar Namjoon bisa berbagi..
"Aku memaafkanmu Jin.. Aku baik-baik saja jangan khawatir.. Aku bisa mengatasi ini, jebal jangan bilang pada yang lainnya.. Cukup jadi rahasia kau dan aku.." Lirihnya
Seokjin melepas pelukkannya, menatap wajah pucat Namjoon dari dekat membuat hatinya teriris rasanya.. Merutuki sifat tak mau tahunya selama ini, hanya mengikuti egonya dan kemarahannya saja..
"Aku bodoh, kenapa aku tak melihat wajah ini dari dulu?? Kenapa baru sekarang aku mengerti penderitaannya?? Mianhae.. Jeongmal mianhae.." Isaknya dalam hati
"Hei Jin! Jangan menangis lagi.. Tersenyumlah, aku tak apa Jin.. Aku akan selalu baik-baik saja.."
Ucapan Namjoon membuyarkan lamunan Seokjin.. Seokjin berusaha tersenyum meski sulit karna rasa penyesalannya.. Senyuman tipis tersemat dibibir Seokjin saat melihat leader tampan itu juga tengah tersenyum menunjukkan dimplenya..
"Tetaplah tersenyum Joonie hyung, jangan menangis karna kebodohan kami lagi.."
Ucapan Seokjin direspone senyuman hangat dan usapan pelan di bahunya oleh Namjoon.. Lalu mereka kembali ke dorm..
Tbc
Mianhae pendek.. Lg kurang mood ngetiknya.. Hehe..
Aku hiatus bbrp lama btw, aku up karna udah lama ada di draft part ini..
Moga msh suka yah.. Mianhae membosankan..
Mianhe for typo..
Keep votmen juseyo..🙏🙏🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Gajima Hyung(Namjoon Version) (Completed)
FanfictionKisah tentang sang leader BTS, Kim Namjoon aka RM.. kisah yang penuh perjuangan, kala dia di hadapkan dengan pilihan yang sulit antara hidup atau karirnya.. Kim Namjoon aka RM di diagnosa hidupnya tak lama lagi karna penyakit ganasnya.. dia berusaha...