Second

5.7K 675 44
                                    

"Chaeyoung!"

Suara ibunya yang tengah duduk di sofa ruang tamu menjadi penyambut kedatangannya di rumah mewahnya begitu ia baru saja menutup pintu besar rumahnya. Ini sudah larut malam, tapi ibunya ternyata belum tidur dan masih menunggunya pulang. Chaeyoung pun menghampiri ibunya itu lalu memeluknya erat.

"Darimana saja kau, hm? Kenapa larut sekali pulangnya?"

"Ibu,"

"Kenapa?"

"Aku sudah putus dengan Jungkook."

Ibu Chaeyoung reflek melepaskan anaknya itu dari pelukannya lalu menatapnya bingung.

"Putus? Apa maksudmu? Bukankah dia sangat mencintaimu? Bagaimana bisa kalian putus?"

"Ibu,"

"Tidak, kalian tidak boleh putus!"

Chaeyoung mengerutkan dahinya, "Kenapa, bu? Kami sudah sepakat untuk putus. Lagipula sudah dua tahun lebih kami tidak bertemu. Jadi wajar saja bila kami sudah tidak cocok lagi."

"Tidak, Chaeyoung, kau tidak boleh putus dari Jungkook, tidak boleh," ujar ibu Chaeyoung sambil menggelengkan kepalanya berkali-kali.

Chaeyoung meraih tangan ibunya, "Ibu, aku tahu ibu pasti menyukai Jungkook, kan? Aku bisa mengerti kalau ibu tidak mau berpisah dari Jungkook. Ibu mungkin tetap bisa berhubungan dengannya, kan? Silakan saja, tapi aku sudah tidak bisa bersamanya, bu."

"Chaeyoung, apa kau harus putus dengannya? Tidak bisakah kau memikirkan dulu keputusanmu itu? Jangan gegabah, Chaeyoung."

"Ibu ini kenapa, sih? Kenapa sepertinya ibu sangat tidak terima aku putus dengan Jungkook?"

"Apa? Kau putus dengan Jungkook?" tanya seseorang dengan suara beratnya.

Chaeyoung dan ibunya sama-sama menoleh ke arah pemilik suara yang merupakan ayah Chaeyoung. Ayah Chaeyoung yang sepertinya telah mendengarkan percakapan Chaeyoung dan ibunya itu kini berjalan mendekati Chaeyoung.

"Jadi, kau benar-benar putus dengannya, Chaeyoung?"

"Iya, ayah."

Tidak seperti ibunya yang memasang ekspresi kecewa, ayah Chaeyoung justru tersenyum tipis mendengar jawaban Chaeyoung.

"Apa kau yakin bisa putus dengannya?"

"Maksud ayah? Tentu saja. Aku dan dia sudah tidak cocok lagi."

"Tapi bagaimana ya, kau tidak akan bisa putus dengannya," ayah Chaeyoung berbicara dengan senyumannya yang misterius.

"Lho, memangnya kenapa?"

"Karena dia akan menjadi suamimu nanti."

Chaeyoung semakin bingung, dahinya masih berkerut dan menatap ayahnya dengan tatapan bertanya.

"Hah? Menjadi suamiku? Tentu saja itu tidak akan terjadi ayah, karena dia bahkan sudah bukan kekasihku lagi."

"Tapi ayah akan membuat itu terjadi, Chaeyoung. Kau akan menikah dengan Jungkook."

"Aku tidak mengerti," ujar Chaeyoung yang kemudian memalingkan wajah dari ayahnya, menatap ke arah lain, mencoba mencerna maksud ayahnya.

"Chaeyoung, kau ingat ayah pernah cerita punya sahabat dekat?"

Chaeyoung kini kembali menatap ayahnya seraya mengangguk. Ia kembali penasaran setelah tiba-tiba ayahnya mengganti topik pembicaraan.

"Saat pertama kali bertemu dengannya, dia itu hanya orang biasa yang miskin. Tapi dia orang yang pertama kali ayah kenal di kampus dulu. Ayah memang tidak punya banyak teman karena kepribadian ayah mungkin yang introvert dan membuat orang-orang segan. Apalagi dulu ayah adalah mahasiswa asing dari Australia. Tapi entah kenapa, kepribadian hangat Jungki, sahabat ayah itu membuat ayah perlahan membuka diri dan mulai berteman dengannya. Jungki adalah pendengar yang baik, dia selalu menjadi tempat ayah mencurahkan segala isi hati dan pikiran. Kami benar-benar klop satu salam lain, seperti memang sudah ditakdirkan untuk menjadi sahabat sejati."

Reconnect ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang