Ending

6K 554 24
                                    

Chaeyoung mengedipkan matanya beberapa kali lalu kembali menatap dua strip merah yang tertera pada test pack yang dipegang tangan kanannya. Ia menutup mulutnya dengan tangan kirinya lalu beranjak dari toilet tempat ia duduk. Positif. Ia hamil.

Dengan girang, Chaeyoung keluar dari kamar mandi lalu berjalan menuju ruang makan. Di sana, ia bisa melihat Jungkook tengah melahap sarapannya.

"Jungkook, aku-"

"Iya, iya. Seperti yang kita bicarakan di meeting kemarin. Iya benar."

Senyuman di bibir Chaeyoung memudar. Jungkook ternyata sedang berbicara dengan seseorang di telepon. Akhir-akhir ini, suaminya itu memang semakin sibuk dengan urusan perusahaan. Mereka sudah jarang meluangkan waktu untuk sekedar mengobrol berdua.

Setelah beberapa menit terdiam, akhirnya Jungkook selesai dengan teleponnya. "Ada apa?"

"Aku mau memberi tahu sesuatu yang penting padamu."

"Apa itu?" Tanya Jungkook. Tapi kemudian ponselnya berdering kembali. "Tunggu sebentar ya, halo."

"Jungkook, tapi ini penting!"

Jungkook menjauhkan ponselnya sejenak. "Maaf Chaeyoung, ini soal perusahaan."

"Apa sekarang aku kalah penting dibanding perusahaanmu?"

Tanpa menghiraukan perkataan Chaeyoung, Jungkook tetap melanjutkan obrolannya di telepon.

"Kenapa belakangan ini rasanya sulit sekali bahkan untuk mengobrol sebentar denganmu?"

Chaeyoung menghela napas kesal. Ia lalu menggenggam erat test pack yang ia bawa lalu beranjak dari ruang makan ke kamar.

BRAK

Mendengar Chaeyoung menutup pintu dengan keras, akhirnya Jungkook pun memutuskan untuk mengakhiri panggilan tersebut dan menyimpan ponselnya lalu berjalan menuju kamar.

"Chaeyoung?" Panggil Jungkook sambil mengetuk pintu.

"Keluarlah, apa yang mau kau katakan? Jangan marah begini!"

"Lanjutkan saja mengobrol soal perusahaannya!" Seru Chaeyoung dari dalam kamar.

Jungkook kemudian mencoba membuka pintu kamar mereka itu, dan ternyata Chaeyoung tidak menguncinya. Menyadari hal itu, Jungkook menghela napas. Pikirannya sempit sekali memang.

Ia kemudian masuk dan menghampiri Chaeyoung yang duduk di sisi ranjang dengan kepala tertunduk. Jungkook duduk di samping istrinya itu.

"Ada apa, hm?" Tanya Jungkook yang mulai memelankan suaranya.

"Kenapa sekarang kau berubah? Kau lebih mementingkan masalah perusahaan dibanding aku?"

Jungkook memijit pelipisnya. "Maafkan aku, kondisi perusahaan memang sedang kurang baik."

"Tapi walau bagaimanapun kau harus bisa membagi waktu. Aku juga perlu perhatianmu, Jungkook. Apalagi nanti akan ada dua orang yang perlu kau perhatikan."

Jungkook mengangguk pelan, tetapi kemudian ia menyadari sesuatu. Dua orang? Ia menatap Chaeyoung bingung. "Dua orang? Siapa maksudmu?"

Chaeyoung menunjukkan test pack yang sedari tadi ia genggam. "Ini. Dia memberi tahu kita kalau dia akan segera datang, Jungkook."

Dengan mata berbinar, Jungkook meraih test pack itu dari tangan Chaeyoung. Ia menatap benda itu tidak percaya lalu bergantian menatap Chaeyoung. "Ini sungguhan?"

Chaeyoung mengangguk. "Tentu saja!"

Jungkook pun langsung menarik Chaeyoung ke dalam pelukannya. "Terima kasih, Chaeyoung! Aku akan menjadi suami dan ayah yang baik untuk anak kita! Aku janji, terima kasih!"

Chaeyoung membalas pelukan Jungkook sambil tersenyum. "Memang sudah seharusnya kau berjanji, itu kan tugasmu."

"Aku mencintaimu, Chaeyoung," Jungkook melepaskan pelukannya sejenak lalu menatap perut kecil Chaeyoung dan mengelusnya. "Dan calon bayi kita."

"Tapi, apa dia bisa tumbuh dalam perut sekecil itu?"

Kemudian satu pukulan berhasil mendarat di lengan Jungkook.

.

.

.

Akhirnya sampe juga di penghujung cerita. Makasih buat semua pembaca yg udah selalu support ff ini dari awal sampe tamat. Sampe bertemu di ff selanjutnya👋😉


Reconnect ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang