Thirteenth

5.5K 649 40
                                    

"Kau sudah gila, ya?"

Taehyung bertanya sambil menatap Jungkook tidak percaya. Sesekali ia menggelengkan kepalanya karena tidak habis pikir dengan perilaku pria yang sudah ia anggap adiknya sendiri itu.  Jungkook tiba-tiba saja datang ke rumah Taehyung pagi ini, yang baru saja akan berangkat membuka kafe dan mengatakan hal yang membuat Taehyung tidak habis pikir kenapa ia melakukannya.

"Kenapa kau meninggalkannya?" tanya Taehyung lagi, dan Jungkook masih saja diam.

Sambil menghela napas dan mengusap tengkuknya, Jungkook akhirnya menjawab, "Habis dia membuatku kesal, hyung."

Mendengar jawaban Jungkook membuat Taehyung tertawa tidak percaya. "Itu bukan kesal namanya, tapi cemburu! Jelas sekali kalau kau cemburu Chaeyoung berkenalan dengan dokter itu, kan?"

Jungkook hanya diam lalu kembali menghela napas.

"Jungkook, aku tahu kau cemburu, tapi tidak seharusnya kau meninggalkan Chaeyoung begitu saja. Bagaimana ia akan bisa pulang? Bagaimana mungkin kau tega?"

"Hyung, aku merasa, aku semakin tidak pantas untuk Chaeyoung," ujar Jungkook sambil menundukkan kepalanya.

"Ya, aku tidak bisa bilang kau salah, tapi bukankah sebaiknya kau berusaha memantaskan diri? Memang kalau kau merasa sudah tidak pantas, apa kau akan mundur begitu saja?"

Jungkook tidak menjawab melainkan hanya mengangkat bahunya.

"Hey, kau mau kehilangan Chaeyoung lagi? Kau sudah kehilangan Chaeyoung, tidak, istilah kasarnya kau membuang Chaeyoung hanya karena dia tidak jujur padamu. Dan sekarang, saat kau diberi kesempatan kembali bersama dengan Chaeyoung, apa giliranmu untuk tidak jujur?"

"Tidak jujur?" tanya Jungkook tidak mengerti.

"Kau sedang tidak jujur dengan perasaanmu sendiri. Aku tahu kau masih sangat mencintai Chaeyoung, tapi rasa cintamu itu terkalahkan oleh rasa bersalahmu yang membuatmu menjauh dari orang yang kau cintai karena kau takut menyakitinya lagi, iya kan?"

Jungkook tersenyum miris, lagi-lagi Taehyung selalu bisa membaca perasaannya.

"Aku lebih senang kalau Chaeyoung melupakanku dan menemukan pria yang lebih baik."

"Kau yakin? Kau akan kuat melihat Chaeyoung bahagia dengan pria lain?" tanya Taehyung.

"Ya, selama dia bahagia."

"Omong kosong, melihat Chaeyoung berkenalan dengan dokter itu saja kau sudah emosi begini."

Lagi-lagi Taehyung benar.

"Dengar, aku yakin Chaeyoung juga masih mencintaimu. Kalian itu sama-sama masih saling cinta, tapi kalian terlalu gengsi untuk kembali bersama setelah mengakui kesalahan masing-masing."

"Aku merasa tidak pantas, hyung."

"Tsk. Jungkook, kalau begitu, kau harus bisa memantaskan diri. Perlihatkan pada Chaeyoung bahwa kau masih pantas untuk memilikinya."

.

.

.

Wanita itu, Lalisa, kini tengah terdiam, membeku di sudut ruangan latihan baletnya. Semenjak mengajar tadi, pikirannya sudah tidak fokus. Cerita Taehyung kemarin mengenai penyakit Chaeyoung terus terngiang di kepalanya. Bahkan, kini cerita itu kini terus bergentayangan menghantui Lisa dengan rasa bersalah. Dan jujur Lisa benci itu. Ia benci karena ia yang ternyata bersalah, bukan Chaeyoung. Selama ini ia berpikir bahwa Chaeyoung lah yang mengkhianati Jungkook dan mengabaikan Lisa. Ia berpikir Chaeyoung berubah sementara dirinya dan Jungkook adalah korban. Tapi nyatanya, itu semua terbalik.

Reconnect ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang