Fourteenth

5.1K 612 51
                                    

"Apa kau bilang?"

"Aku masih mencintaimu, Chaeyoung."

Chaeyoung menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Pengakuan Jungkook membuatnya cukup terkejut. Ia sama sekali tidak pernah berpikir Jungkook akan mengatakan ini kepadanya.

"Aku tahu kau mungkin masih belum bisa memaafkanku, tapi sesungguhnya aku benar-benar tidak pernah mencintai wanita manapun selain kau."

"Jungkook, aku,"

Jungkook meraih kedua tangan Chaeyoung lalu melangkah lebih dekat padanya. "Aku sudah berulang kali meminta maaf, apa kau masih belum bisa memaafkanku? Aku yakin, kau juga masih mencintaiku, kan?"

Chaeyoung menggigit bibir bawahnya. Ia benar-benar sangat gugup. Sudah lama Jungkook tidak memegang tangannya dan menatapnya sedekat ini. Jantungnya berdegup sangat kencang dan ia yakin pasti wajahnya sedang merona sekarang.

"Lihatlah, pipimu merah karena gugup, kau pasti masih merasakan debaran yang sama saat bersamaku kan?" tanya Jungkook yang kini beralih memegang kedua pipi Chaeyoung dengan tangannya.

Hal itu tentu sukses membuat Chaeyoung semakin gugup. Ia tidak bisa mengelak, dari lubuk hatinya yang paling dalam, ia memang menginginkan momen seperti ini, dimana Jungkook meminta maaf dan memohon agar mereka dapat kembali bersama.

Belum cukup sampai di situ, sambil kedua tangannya yang masih memegang pipi Chaeyoung, Jungkook kini mendekatkan wajahnya pada wajah Chaeyoung. Mengetahui hal itu, Chaeyoung justru memejamkan matanya, iya, dia memang berharap Jungkook akan menciumnya dan ia sangat siap bila hal itu terjadi saat ini.

"Chaeyoung,"

Tunggu dulu, suara siapa itu? Kenapa aku mendengar suara wanita?

"Chaeyoung, bangun,"

Itu suara ibunya. Menyadari itu, Chaeyoung terperanjat dan langsung membuka matanya. Langit-langit kamar yang berwarna putih, itu yang dilihatnya sekarang ini. Ia lalu menoleh ke arah ibunya yang ternyata memang sedang duduk di samping ranjang kamarnya.

"Ibu?"

"Sudah bangun? Bagaimana keadaanmu?" tanya ibunya.

"Ah, sudah lumayan, bu."

"Syukurlah kalau begitu. Saat mendengar dari Jungkook kemarin bahwa kau sudah bisa pulang, ibu langsung meluncur ke sini, dan ibu lega melihat Jungkook yang benar-benar menjagamu."

Jungkook. Mendadak Chaeyoung mengingat mimpinya tadi, ya, mimpi yang sebenarnya ingin ia wujudkan, tapi ia tahu itu tidak mungkin. Entah kenapa ia merasa sangat bodoh memimpikan pria yang jelas-jelas sudah menyakitinya.

Sadarlah, Chaeyoung, Jungkook sudah menyakitimu, kenapa justru kau yang berharap dia kembali menyatakan cinta padamu? Jangan bodoh, batin Chaeyoung.

"Chaeyoung? Kau melamun?"

Tersadar dari lamunannya, Chaeyoung hanya menggeleng. "Ibu, aku mau cuci muka dulu, ibu keluar duluan saja."

"Baiklah, segera keluar, ya, Jungkook sudah membuatkan sarapan untukmu," ujar Nyonya Park yang kemudian beranjak dari kamar Chaeyoung.

Mendengar bahwa Jungkook membuatkan sarapan untuknya membuat Chaeyoung sedikit senang. Setidaknya tempramen Jungkook sudah berkurang, mungkin semenjak dia tahu bahwa Chaeyoung pernah sakit.

Ia pun akhirnya menyibakkan selimutnya lalu beranjak menuju kamar mandi. Tak sampai tiga langkah, kakinya sudah menendang sesuatu yang empuk. Chaeyoung berlutut untuk mengambil benda itu. Boneka.

Reconnect ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang