Ninth

5.1K 680 57
                                    

"Baiklah, sampai bertemu di Seoul, ya."

Lisa tersenyum girang lalu memasukkan ponselnya ke dalam tasnya. Ia melepas sepatu baletnya lalu memasukkannya ke dalam saku depan tasnya karena jam mengajarnya sudah selesai dan para muridnya sudah meninggalkan ruangan latihan.

"Wah, wah, jadi dia yang selama ini mengajarimu? Pantas kemampuanmu tidak berkembang juga, ya."

Suara pria yang cukup familiar itu membuat Lisa mengerutkan dahi. Mendengar ucapannya, jelas sekali pria itu secara tidak langsung merendahkannya. Hal itu membuat Lisa penasaran hingga akhirnya ia beranjak lalu hendak berjalan menuju sumber suara. Namun ternyata, pria yang berbicara itu tengah berdiri di depan pintu ruangan sambil menggandeng seorang anak perempuan yang merupakan murid Lisa.

"Taehyung oppa? Bagaimana bisa kau ada di sini?"

Taehyung, pria yang tadi membicarakan Lisa itu menunjuk anak perempuan yang ia gandeng dengan kepalanya, menjawab pertanyaan Lisa.

"Dia keponakanku. Jadi kau gurunya?"

Lisa melipat kedua tangannya di depan dada.

"Apa maksudmu bertanya begitu? Oppa mau merendahkanku ya?"

Taehyung mengangkat bahunya. "Aku hanya heran, kenapa kemampuan menarinya tidak pernah bertambah, padahal ibunya sudah mengeluarkan biaya mahal untuk kursus balet. Apa kau mengajarinya dengan benar?"

"Enak saja! Mungkin dia berada di barisan yang terlalu belakang, atau mungkin dia pernah bolos atau-"

"Atau gurunya sibuk berpacaran dengan suami orang," potong Taehyung yang tatapannya kini berubah tajam.

Lisa terdiam. Ia menatap Taehyung geram.

"Siapa yang baru saja kau telpon? Jungkook?"

"Bukan urusan oppa."

Taehyung tertawa tidak percaya. Ia melepaskan gandengannya dari keponakannya lalu mengambil beberapa langkah lebih dekat pada Lisa.

"Kau bilang alasanmu masih mengejar Jungkook adalah, karena kau menyukainya lebih dulu dibanding Chaeyoung, begitu?"

Lisa hanya diam, tidak tertarik menjawab pertanyaan Taehyung yang sepertinya tidak perlu jawaban.

"Dan kau merasa tidak adil bila harus melepas Jungkook untuk Chaeyoung?"

Taehyung kini tertawa hambar sambil menatap Lisa.

"Lalu bagaimana denganku? Aku juga menyukaimu sebelum Jungkook menyukaimu, yah, walaupun aku sendiri tidak begitu yakin apa dia menyukaimu. Menurutmu, siapa yang harus melepaskanmu, Lalisa?"

.

.

.

Chaeyoung menyisir rambutnya dengan malas sambil sesekali melirik jam dinding kamarnya. Tatapannya hanya berpindah-pindah dari cermin lalu ke jam dan begitu saja seterusnya. Sudah dua hari ia dan Jungkook berada di pulau Jeju, tapi nampaknya pria yang sudah resmi menjadi suaminya itu tidak berniat mengajak Chaeyoung pergi keluar atau sekedar berjalan-jalan di pantai dekat rumah mereka.

"Benar-benar membosankan, bulan madu macam apa ini?" gumam Chaeyoung.

Dengan masih memakai handuk kimononya, Chaeyoung lalu menyimpan sisir yang ia gunakan lalu berjalan mendekati kasur dan berbaring di atasnya. Ia terdiam sambil menatap langit-langit kamarnya. Karena merasa bosan, Chaeyoung berniat kembali memejamkan matanya ketika tiba-tiba pintu kamarnya diketuk.

Reconnect ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang