"Bagaimana? Apa ada bagian tubuh yang sakit? Apa kau merasa pusing?"
Chaeyoung menghela napas mendengar Jungkook yang tidak berhenti bertanya. Ia melirik Jungkook yang kini terlihat duduk sambil tersenyum di samping ranjangnya, entah apa maksud dari senyumannya itu.
"Sudah kubilang aku baik-baik saja."
"Sebenarnya apa yang kau lakukan sampai bisa kelelahan begini? Kau tidak perlu memaksakan dirimu, butik itu kan hanya kau jadikan hobi, tidak perlu berusaha sekeras itu. Lagipula, kau kan sudah menjadi istriku, biar aku yang menafkahimu dan kau lebih baik istirahat saja di rumah."
"Jungkook,"
"Iya, Chaeyoung?"
Chaeyoung kini beranjak dari posisi berbaringnya dan mencoba untuk duduk, dengan cekatan Jungkook pun langsung membantunya dengan mengubah pengaturan ranjangnya menjadi lebih tegak.
"Apa kau sekarang sedang benar-benar khawatir? Atau ini hanya formalitas saja?"
"Chaeyoung, apa maksudmu? Apa salah bila aku mengkhawatirkanmu?"
"Begini," lagi-lagi Chaeyoung menghela napas. "Sejak awal, aku tidak ingin terlalu membawa perasaanku pada hubungan pernikahan kita yang hanya akan bertahan dua bulan ini. Jadi, aku harap kau juga tidak mempermainkan perasaanku. Aku tidak peduli siapa yang sedang kau cintai sekarang, mau itu Lisa atau gadis lain. Jadi tolong, kita bersikap sewajarnya saja, ya."
"Tapi, Chaeyoung, aku kan hanya ingin-"
"Aku sudah memaafkanmu."
"Apa?"
"Ya, memang kalau dipikir, kau tidak sepenuhnya bersalah. Aku mungkin seharusnya mengabarimu setidaknya. Jadi kalau memang kau melakukan ini semua karena merasa bersalah, tidak perlu berlebihan. Aku sudah memaafkanmu."
Jungkook kini menunduk. Ia justru kini semakin tidak bisa memaafkan dirinya sendiri, dan ucapan Chaeyoung kembali semakin membuatnya menjadi orang yang jahat.
"Chaeyoung, aku permisi sebentar, ya. Aku akan kembali sebelum dokter datang," ujar Jungkook yang kemudian beranjak keluar dari kamar rawat Chaeyoung. Jungkook berjalan menyusuri koridor kamar pasien hingga sampai di bagian ujung koridor dan memasuki ruangan bertuliskan 'toilet'.
Sesampainya di dalam, Jungkook langsung menghadap cermin besar yang terpajang lalu mengambil air dari keran dan membasuh wajahnya. Ia beberapa kali membasuh wajahnya lalu kembali menatap cermin dan melihat wajahnya yang basah. Melalui cermin, Jungkook dapat melihat pelupuk matanya yang mulai digenangi air mata. Ia menggigit bibir bawahnya lalu menggelengkan kepalanya berkali-kali.
"Tidak, Chaeyoung pasti baik-baik saja. Dia tidak mungkin terkena penyakit itu lagi, tidak."
Air mata Jungkook yang semula hanya tergenang itu kini mulai mengalir dan bergabung dengan air di mukanya yang masih basah.
"Ya Tuhan, aku bahkan tidak pantas untuk menangisimu, Chaeyoung. Kalau sampai terjadi apa-apa padamu, aku tidak akan bisa memaafkan diriku sendiri. Karena itulah, kumohon jangan membuatku semakin bersalah. Kau harus sehat dan hidup bahagia."
Setelah bergumam sendiri, pada akhirnya tangisan Jungkook pecah di ruangan toilet yang sepi itu. Selama ini ia selalu menyembunyikan tangisannya, apalagi di hadapan Chaeyoung. Ia selalu berusaha bersikap sebiasa mungkin di hadapan wanita itu dan selalu mencoba bicara seperlunya. Jungkook mencoba melakukannya semenjak ia tahu bahwa ternyata selama ini ia berselingkuh dari kekasihnya yang sedang berjuang melawan penyakitnya. Tapi nyatanya, rasa bersalah itu terus menghantui Jungkook dan membuatnya semakin bingung bagaimana ia harus bersikap pada Chaeyoung. Mengharap wanita itu kembali ke pelukannya? Jungkook merasa itu terlalu mustahil. Mendapat maaf dari Chaeyoung saja sudah seperti keajaiban bagi Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reconnect ✓
RomanceKeduanya telah sepakat untuk putus. Tapi ternyata takdir kembali menyatukan mereka. Lebih cepat dari yang mereka bayangkan dan dengan cara yang tak mereka duga. ©deardiany 2018-2019 [29 Agustus 2018 - 10 November 2019] #1, #2, #3, #5, #6, #7, #8, #9...