Third

5K 658 21
                                    

"Jungkook! Lepaskan, tanganku sakit!"

Teriakan Chaeyoung sepertinya tidak ada gunanya karena Jungkook justru semakin kuat menarik tangannya menuju taman belakang rumahnya yang luas itu. Dengan penuh amarah, Jungkook melangkah cepat tanpa memikirkan Chaeyoung yang tertatih-tatih di belakangnya.

"Cepat katakan!" Pinta Jungkook begitu mereka sampai di taman sambil menghempaskan tangan Chaeyoung. Tidak ada lagi sikap lemah lembut yang ia tunjukkan pada mantan kekasihnya itu. Ya, karena mereka bukan lagi sepasang kekasih yang harus bersikap manis satu sama lain.

"Kau mau aku mengatakan apa?" Tanya Chaeyoung sambil meringis memegangi tangannya.

Jungkook tersenyum sinis mendengar Chaeyoung yang justru bertanya balik.

"Tidak usah berpura-pura lagi Chaeyoung. Apa maumu, huh?"

Chaeyoung kini mengerutkan dahinya. "Apa maksudmu, sih?"

"Kau tidak mau putus denganku? Bilang saja, tidak usah dengan cara seperti ini. Apa? Perjodohan? Kekanakan sekali. Aku tidak menyangka pergi ke Amerika sudah banyak mengubah sifatmu yang tadinya dewasa itu."

Chaeyoung menatap Jungkook dengan tatapan tidak percaya bahwa lelaki itu akan punya pikiran bahwa perjodohan ini adalah idenya.

"Jungkook, kau pikir aku semurahan itu? Sebodoh-bodohnya aku, aku tidak akan kembali padamu. Kau jangan terlalu percaya diri. Lagipula, aku juga tidak tahu ini semua."

"Bohong," ujar Jungkook sambil mendelik ke arah Chaeyoung lalu melipat kedua tangannya di depan dada.

"Kau pikir aku berbohong?"

"Memang kau berbohong, kan? Kau bahkan sudah tidak pernah jujur lagi padaku sejak pergi ke Amerika. Kau bilang hanya pergi beberapa bul-"

"Cukup! Kenapa kau jadi membahas soal itu?"

"Kenapa? Kau mengakui kalau kau memang berbohong?"

"Jungkook,"

"Aku rasa tidak ada alasan lagi bagiku untuk percaya perkataanmu, Chaeyoung."

Chaeyoung hanya bisa menghela napas. Tidak ada gunanya ia terus beradu argumen dengan Jungkook.

"Baiklah, terserah padamu mau percaya atau tidak, aku sama sekali tidak peduli," ujar Chaeyoung yang kemudian membuang muka.

Akan tetapi, ia kembali pada pandangannya karena terkejut melihat Jungkook yang berjalan menuju pintu keluar taman.

"Hey, kau mau kemana?!" Teriak Chaeyoung.

Tapi Jungkook tidak menjawabnya, ia lalu membuka pintu keluar taman yang terbuat dari besi itu.

"Orang tuaku, kan masih di dalam! Hey, mana sopan santunmu!"

Jungkook membalas perkataan Chaeyoung dengan membanting pintu besi itu sekeras mungkin.

"Jeon Jungkook brengsek! Aku bersyukur kau bukan kekasihku lagi!"

.

.

.

"Silakan, ini cappuccino pesanan anda."

Chaeyoung mendongak ke arah pelayan yang memiliki suara familiar baginya. Ia pun tersenyum karena lelaki itu bukanlah pelayan, melainkan pemilik kafe. Pemilik kafe yang selalu melayaninya setiap kali ia datang ke kafenya.

"Terima kasih, Taehyung Oppa."

Taehyung tersenyum kemudian duduk di hadapan Chaeyoung. Ia menatap Chaeyoung dengan tatapan iba. Chaeyoung sebenarnya mulai sering pergi ke kafenya semenjak ia mulai banyak bertengkar dengan Jungkook, kekasihnya sekaligus sahabat Taehyung. Taehyung sudah seperti penasihat hubungan Chaeyoung dan Jungkook. Setiap mereka berdua bertengkar, Taehyung selalu bisa menengahi dan membuat mereka berbaikan kembali. Tapi ternyata, tidak semua masalah mereka dapat Taehyung atasi, seperti masalah kali ini, yang justru mereka selesaikan dengan cara putus.

Reconnect ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang