"Hey, apa kalian tahu sajangnim selama ini mempunyai seorang putri?"
"Benarkah? Bukankah putra sajangnim hanya Chanyeol-oppa saja?"
"Kabarnya putrinya itu hasil hubungan gelap, makanya disembunyikan."
"Wah, aku tidak mengira sajangnim kita akan seperti itu. Padalah kukira ia pria baik hati persis seperti mendiang Tuan Park."
Jihyo hanya menutup wajahnya menggunakan buku. Meskipun sudah sejak tadi matanya memanas. Ingin sekali ia berteriak lantang. Mengatakan kepada siapapun untuk berhenti berbicara omong kosong terhadap keluarga Park. Tentu saja karena ia tidak ingin Chanyeol mendengarnya.
"Jihyo-ya ... ada yang memanggilmu."
Gadis itu baru saja tersadar. Ia berangsur mengubah ekspresinya dan tersenyum. Langsung berlari menghampiri Chanyeol yang sudah berada di ambang pintu. Menggandeng lengan pemuda itu dan menjauh. Akan lebih baik baginya untuk keluar dari tempat ini daripada harus berlama mendengar ocehan tak bermanfaat itu.
Sepanjang koridor banyak yang memandang mereka berdua. Bukan hanya karena putra presdir yang berpacaran dengan gadis biasa. Namun, karena santer berembus kabar Jihyo meninggalkan T'X -salah satu genk terkenal di Hwangji- karena lebih sering bersama Chanyeol dan serta genk Jisoo cs.
Begitu sampai di kantin, mereka langsung disambut oleh anak-anak. Ia tersenyum sekilas kepada Rosé. Ada seberkas rasa yang sulit diungkapkan di sana. Ia masih teringat dengan gosip yang mengatakan bahwa sajangnim alias Park Seo Joon memiliki anak haram. Ah, betapa sakitnya Rosé jika mendengar hal itu.
"Kim Jennie, tidak bisakah kau menggeser sedikit dudukmu? Aku ingin duduk."
"Ya! Monster alien aneh dari Daegu! Bukankah kau sudah duduk sejak tadi!"
"Mwo?! Berhenti mengatakan aku alien aneh, atau-"
"Atau apa? Mau membakar koleksi Gucci-ku? Bakar saja! Sahamku masih banyak hanya untuk membeli Gucci baru."
Siapa lagi yang berceloteh tidak jelas jika bukan Taehyung dan Jennie. Selain Lisa dan Hoseok yang senang ribut, juga ada mereka berdua yang tak kalah berisik. Bedanya, baik Taehyung maupun Jennie akan menggunakan perbuatan tidak hanya ucapan seperti gadis dari Thailand tersebut.
"Oh, benarkah?" Taehyung bangkit. Sudut bibirnya terangkat sembari mengacungkan sumpit yang ia pegang kepada gadis itu. "Lihat saja nanti!"
Mereka hanya saling pandang. Sudah tidak ada yang dapat menghentikan kedua orang itu jika sudah berdebat seperti itu. Bahkan Jin tidak akan mampu mencegah aksi adu mulut Taehyung dan Jennie jika sudah begini. Semuanya juga sudah tahu awal permusuhan dua orang itu. Padahal hanya masalah kecil, namun keduanya sama-sama tidak mau mengalah.
"Coba ayah dan ibu kalian melihat ini, aku yakin koleksi Gucci kalian akan langsung dibakar habis," ucap Yoongi sarkas. Setidaknya ia berhasil membungkam Kim bersaudara itu.
***
Setelah kejadian ciuman mendadak Jungkook di hadapan anak-anak, Rosé berubah menyeramkan. Ia akan memasang ekspresi batu panas di hadapan pemuda itu. Meskipun tetap saja menuruti apapun yang diperintah oleh Jungkook.
Seperti sekarang ini, saat ia sedang berguling-guling di atas tempat tidurnya sambil mencoret-coret foto Jungkook menggunakan spidol. Mulutnya juga merapal kata-kata bodoh untuk pemuda itu. Sampai kemudian ia melompat setelah mendengar suara mobil Chanyeol terdengar.
"Oppa!"
Rosé berteriak cukup kencang. Tak lupa ia juga langsung memeluk Chanyeol yang baru saja akan membuka pintu. Pemuda itu terhuyung ke belakang. Ia menjitak kepala adiknya setelah barang belanjaan yang ia bawa hampir terjatuh.
"Appo!" Rosé mengaduh sambil memegangi kepalanya. "Eoh, Jihyo-eonnie!"
"Aigoo ... padahal kakakmu hanya pergi sebentar saja."
Jihyo mengacak gemas rambut Rosé, ia mengambil tas belanjaan Chanyeol. Memasuki rumah terlebih dahulu. Membiarkan Rosé kembali bergelayut manja di lengan kakaknya.
"Wae? Kau pasti menginginkan sesuatu makanya seperti ini."
"Oppa ... beri tahu aku orang yang menjual racun."
"Mwo!"
"Tentu saja aku bercanda." Rosé terkekeh geli melihat wajah kakaknya yang seperti akan mengamuk. "Lagipula aku sudah punya rencana untuk melawan Jungkook."
Jihyo datang dari arah dapur. Ia membawa nampan berisi tiga cup eskrim, "Memangnya bagaimana?"
"Jisoo." Rosé menggerakkan kedua alisnya naik-turun. "Bukankah ideku cemerlang?"
"Jisoo, ya? Dia itu memang yang paling berani dengan Jungkook. Bahkan guru-gurupun segan dengan Jungkook." Kali ini Jihyo yang menimpali.
"Memang apa hebatnya Jungkook?" Rosé mencibir. Ia masih ingat saat pemuda itu bertekuk lutut di depan Jisoo.
"Aigoo ... apakah kau tidak pernah melihat portal berita di internet?" Chanyeol berhenti memakan es krimnya. Beralih menatap adiknya dengan miris sekaligus sebal.
"Tentu saja aku melihat, berita tentang Yiruma, lagu baru Yiruma, membuka channel youtube Charlie Puth," Rosé mulai mengoceh tentang kegiatan surfing internetnya. "Memangnya apa lagi?"
Kali ini Chanyeol sudah menghadiahi kepala adiknya itu jitakan lagi. "Kau itu bodoh sekali."
"Ketik nama Jeon Jungkook di kolom pencarian, ingat jangan terkejut. Sekarang!" Chanyeol memberikan ponselnya kepada Rosé.
Selagi adiknya sibuk dengan kegiatan itu. Ia menghabiskan es krim vanilla kesukannya. Tak lupa bercanda dengan Jihyo yang duduk di depannya. Setidaknya ia masih mempunyai gadis lain yang tak sebodoh Rosé.
"Mwo?!" Rosé berteriak sejurus kemudian.
Tangan Rosé menodong wajah Chanyeol menggunakan ponsel itu. Wajahnya jauh dari kata tidak terkejut. Gadis itu bahkan tidak berkedip. Sementara Jihyo hanya terkekeh geli di sampingnya.
"Jungkook cucu mantan presiden, makanya begitu disegani." Jihyo yang menjelaskan. "Lagipula salahmu sendiri mencari masalah dengannya."
"Eonnie, eottokhae ...."
"Tidakkah lebih baik kau mengatakan siapa kau sebenarnya, Chaeng-ah?" Raut wajah Jihyo berubah menjadi serius sekarang.
Rosé menyandarkan punggungnya. Ia nampak sendu. Beralih memainkan kedua ujung jemarinya setelah tidak menemukan jawaban yang tepat.
"Bukankah aku sudah menceritakan kepadamu, oennie?"
Jihyo menatap Chanyeol sekilas, berusaha mencari pertolongan. "Tapi, bukankah itu terjadi di Australia? Tidak mungkin akan sama, bukan?"
"Benar, lagipula ada aku dan Jihyo." Chanyeol berusaha sekali lagi untuk membujuk adiknya.
"Justru itu, aku sudah tahu apa yang mereka bicarakan di belakangku." Ucapan Rosé mulai bergetar. "Aku tahu mereka mengatakan bahwa aku anak haram appa."
"Mwo?!" Chanyeol berteriak. "Kenapa tidak mau berbicara padaku? Aku bisa menghajar mereka yang mengatakan itu!"
"Aku hanya ingin mempunyai teman, hanya itu." Rosé sudah mulai bergetar, "Aku tidak ingin kesepian lagi di sekolah."
"Kau sudah memiliki banyak teman di sini, Chaeng." Chanyeol masih belum mau mengalah. "Jisoo, Jennie, Lisa. Mereka baik kepadamu, Taehyung dan lainnya juga sama. Untuk apa lagi kau bersembunyi?"
Rosé menghapus air matanya dengan kasar. "Aku hanya tidak ingin mereka menjauh setelah tahu siapa aku."
Ya ampun, bagaimana mungkin aku memiliki adik keras kepala seperti dia, "Lalu bagaimana dengan Jungkook?"
= Falling For You =
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] FALLING FOR YOU
Fiksi PenggemarJungkook tidak bisa percaya bahwa sahabat baiknya yaitu Park Chanyeol memiliki seorang adik bernama Park Chaeyoung. Gadis yang langsung membuat masalah dengannya saat pertama kali bertemu. Dibalut dengan kisah masa SMA yang tak terlupakan. Mampukah...