That Man #Sejeong

289 25 0
                                    

Bandung, 13 Agustus 1991
.
"Sejeong ah,  duduklah disana" pinta seorang bu guru,  sebut saja miss jane. Aku mengangguk mengerti dan mengikuti perintahnya.

Park Sooyoung, wanita 160 cm an itu,  menyapaku dengan gestur halo sambil memberikan seulas senyuman, tanpa nada,  tanpa diksi. Terlihat sederhana namun cukup memberikanku sebuah anggapan kesan baik tentang dia.

Kala itu aku hanya duduk menunggu guru yang akan masuk. Katanya sih, hari ini ada kimia, mata pelajaran yang sungguh ku benci.

***

2 jam berlalu dan tidak ada satupun batang hidung berbaju cokelat ataupun seragam pgri yang masuk ke dalam kelas dan mengaku sebagai tutor pengampu. Sungguh,  hari pertama yang menyebalkan bagiku. Kenapa aku harus datang pagi,  kalau gurunya ga ada?

"halo,  kim se-?? " tanya seorang pria tinggi yang disinyalir ketua kelas fisika 2, yang menyapaku dengan mengernyitkan dahinya dengan diikuti nada bicara yang kaku,  apalagi soal pengucapan nama, yang sepertinya dia lupa namaku kali.

"jeong" kataku sambil memberikan senyuman

"jaehyun" ucapnya sambil refleks mengulurkan tangan.

"kamu ga bermarga?" tanyaku sambil menjabat tangannya santai.

"morfem akhir namamu adalah marga keluargaku.  Hehe" balasnya sambil melepas jabat tangan itu dengan pelan. Sedikit heran sih,  biasanya orang suka modus dengan memperlama jabat tangan padaku, sambil menyerocos tanpa henti.

Bukan sombong,  tapi biasanya gitu sih kelakuan cowok kalau lagi kenalan.

Ah sudahlah,  aku tak peduli. Syukur syukur dia ramah dan ga macam macam,  lebih bersyukur lagi kalau dia ga tengil.

"wah wah,  jujur aku terkesan dengan cantikmu, sejung-ssi" celetuk jaehyun pasca menatap diriku.

"iya,  kamu juga ramah. " sambung sooyoung dengan ekspresi kagumnya.

"makasih, hehe" jawabku kepada keduanya sambil tersenyum. 

Aku hanya bisa tersenyum sambil menutup wajah dan sedikit tertawa. Jujur aku malu meski pujian seperti itu banyak ku dapatkan.  Sekali lagi,  aku bukan bermaksud sombong,  aku hanya mengatakannya saja.

"hi, ada jeffrey?" panggil seorang pria yang cukup asing wajahnya. Ku sebut saja si tampan tanpa nama.  Maksudku,  dibajunya tidak disertai atribut nama, tidak seperti siswa yang lain.  Penampilannya bad boy dengan baju super lusuh, badannya juga bau keringat.  Sedikit jijik sih, tapi ya senyumnya itu melunturkan kesan burukku padanya. 

"iya? Kenapa?" tanyanya balik sambil menoleh ke arah si pria lusuh tanpa nama itu.

"katanya enzim katel,  ehm katel apa ya, pokoknya itu deh,  itu botolnya ilang jeff" jawabnya dengan mengernyitkan dahi mengingat nama enzim itu.

"katel ndasmu,  katalase kali. Oke,  kamu duluan aja" jawabnya dengan ekspresi sedikit ketawa atas kekonyolan si pria itu kali ya.
*katel = wajan mini kalau di sunda.

Aku yang mendengar kekonyolan pria itu ikut tertawa kecil juga.

"kamu kenapa ngetawain aku?" tanyanya heran sambil memicingkan mata.

"ah,  maaf" ucapku pelan sambil sedikit nunduk. 

"ada satu lagi kesalahanmu." katanya membalas dengan nada sedikit serius dan datar.

"apa? " tanyaku tak kalah serius sambil menatapnya

"kamu terlalu cantik.  Udah ah,  aku ke kelas dulu.  Bye,  jeff,  joy,  dan...."

"peri cantik" sambung si pria itu setelah berdiam sejenak.  Ia tau kalau ia tak tau namaku,  makanya dia memanggilku seperti itu. 

Memanggilku dengan sebutan itu membuatku tersenyum geli.  Serius,  nada bicaranya kalem,  manis dan tidak berlebihan.  Padahal aku pikir dia itu seperti orang tengil, nakal,  ah pokoknya dia tipikal pria tampan yang tidak idaman bagiku.  Tapi ternyata,  dia tidak buruk juga.

Aku masih saja tersenyum sambil mengingat perkataan konyol serta panggilannya kepadaku tadi.  Sooyoung yang melihat langsung menyenggolku dengan lengannya sambil senyum menggodaku.

"sejeong?" panggilnya dengan nada lembut,  yang makin menyadarkanku dari lamunan dan fikiran tadi.

"iya?" tanyaku balik sambil menengadah dan menatap kearahnya.

"aku pergi ke lab-bio dulu ya.  Eh ya, kamu mau ikut ga?" pinta jaehyun padaku setelah mengucapkan kalimat pamit.

"engga, aku mau ke kantin." jawabku menolak dengan senyum. Jaehyun memberikan respon anggukan dan segera pergi dari kelas. Aku menbalas senyumannya sambil melambaikan tangan.

Sooyoung masih menyenggolku dengan lengannya. Aku hanya bisa menyenggol balik dan terseyum. Dia menatap senyumanku dan ikut tersenyum juga.

"kamu kebawa perasaan ya  pas ditanya sama cowok itu?" tanyanya sambil meraih lenganku dan mengajakku bergegas untuk jalan ke kantin

"hah?kebawa perasaan? Engga ko." jawabku dengan nada datar dan ekspresi lebih netral daripada tadi.

"hm, aku kenal sih sama dia.  Mau aku ceritain ga? "  tawarnya sambil menyenggolku lagi.

"engga ah,  makasih." jawabku singkat.  Serius, aku bukan gengsi.  Tapi aku memang tidak sedang penasaran dengannya.  Karena aku tau dan aku yakin,  pacarku kim doyoung jauh lebih keren daripada dia.

"hi,  kim sejeong" sapa seorang pria yang berjalan berlawanan arah. Pria itu tersenyum sambil melambaikan tangan.  Aku membalas lambaian tangannya dan sedikit tersenyum.

Sejujurnya, aku belum kenal dia, dan pria itu sedikit asing bagiku tapi....

will i amTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang