23|| Sajak Akhir September

137 12 0
                                    

Dini hari, kedipan mata tak pernah lepas dari lentiknya rambut tipis itu.
Satu kedipan, dua kedipan, hingga ratusan kedipan tak jua berhenti.
Terpikirkan olehnya rembulan yang masih menggantung di atas sana.
Selamanya bertengger tanpa henti di malam hari

Seputih salju bahkan ia berkaca.
Dirinya sehebat rembulankah yang menyinari dunia?
Bermimpi tinggi jauh ke langit, menyentuh angkasa, mencium bintang.

Bulan baru akan segera berjumpa.
Meninggalkan september penuh rasa tak terduga.
Hingga takdir serupa yang tak disangka.
Jauh di lubuk hati hanya hampa.

Bagaimana bulan selanjutnya ini?
Akankah sama dan tak berhenti.
Rasa hampa akan menyambut bulan esok tak tertemui.
Rencana yang entah apa tak ku kunjungi.

Ini bagaimana?
Akhir september penuh bimbang tiada tara.
Tak ada motivasi untuk bekerja.
Akhir september yang sepa.

Jumat, 14 September 2018

KLASIK 2 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang