Kenalkan namaku Ashila Aprilia. Aku seorang siswa baru di SMA Cerah Berawan. Hari ini adalah hari pertamaku masuk ke SMA. Hari pertamaku di sekolah, diisi dengan kegatan Masa Orientasi Siswa (MOS) yang menjadi tradisi untuk siswa baru yang ingin bersekolah di sini.
Ya, meski terkadang aku selalu berfikir untuk apa mereka membuang buang waktu hanya untuk melakukan semua ini.
Aku tidak sendiri masuk ke SMA ini, aku bersama ke lima sahabatku. Sahabatku terdiri dari empat perempuan yaitu Nada, Ayako, Rizka, Reza dan satu orang laki-laki yaitu Mada.
Mereka adalah sahabatku sejak masih duduk di bangku sekolah dasar.
Hari pertama MOS, aku dan sahabat sahabatku masuk area sekolah, Kami dibagi menjadi beberapa kelompok.
Di dalam masing masing kelompok terdapat 10 murid baru. Dan entah ini keberuntungan atau hanya sebuah kebetulan, aku dan sahabat sahabatku ditempatkan dalam satu kelompok yang sama.
Setelah itu kami menuju kelas yang akan menjadi tempat kelompok kami berkumpul. Di dalam kelas aku duduk bersama dengan Mada, Nada dengan Ayako, dan Rizka dengan Reza.
Setelah mendapat tempat masing masing, kita disuruh untuk melakukan apa yang kakak-kakak mentor berikan kepada kita. Seperti halnya kakak-kakak mentor menyuruh kami untuk melakukan hal-hal yang aku anggap memalukan. Seperti kita di suruh menyanyi potong bebek angsa di depan kelas dengan menggunakan vokal O atau yang lainnya.
Hari pertama MOS selesai, semuanya berjalan dengan lancar. Sahabat sahabatku selalu membicarakan kakak kelas yang katanya ganteng-ganteng. Aku hanya tertawa karena kelakuan mereka. Ya, aku juga mengakui kalau ada kaka kelas yang ganteng. Dia kakak Rio, dia adalah ketua penyelenggara terlaksananya acara ospek ini.
"Shila... Shila!" panggil Mada sedikit kencang di telingaku.
"Ahh.. Yaa.. Iya ada apa Mad?" tanyaku gugup.
"Liatin siapa sih, serius banget?" tanya Mada heran.
"Ehhh... engga, ga ngeliatin siapa-siapa ko Mada." Jawabku dengan senyuman gugup di wajahku.
"Udah yukk, ke kelas ambil tas, kita pulang." ucap Ayako mengganti topik.
"Ayo..."
Kitapun berjalan menuju ruang kelas untuk mengambil tas. Setelah mengambil tas masing-masing, kitapun berjalan menuju gerbang sekolah. Kita pulang dengan berjalan kaki kerumah masing-masing. Karena kita masih kelas satu SMA, orang tua kita belum mengijinkan kita untuk menggunakan kendaraan seperti yang lain.
"Shil kamu tadi liatin siapa sih?" tanya Ayako sambil berbisik di telingaku.
"Ahh.. Aku ga lagi liatin siapa siapa ko." Jawabku.
"Ga usah bohong deh Shila, aku tau ko. Aku kan kenal kamu tuh bukan baru baru ini." ungkap Ayako.
"HAYO.... Lagi ngomongin apa nih? Gak akan ngajak ngajak nih? Mau berdua aja." Ucap Nada ingin tahu. Dan yang lainpun langsung melihat kita dan ingin tahu juga. Mada tampak penasaran, tapi dia merasa kalau itu bukan urusannya.
"Guys aku beli minum dulu di warung itu sebentar ya. Ada yang mau nitip ga nih?" tanya Mada sambil berlalu pergi ke warung.
"Aku mau." ucap anak-anak serentak. Dan Mada hanya mengacungkan jempol mengisaratkan OKE.
Kitapun menunggu Mada kembali dari membeli minuman. Saat kembali dari membeli minuman Mada memberikan minuman kepada yang lainnya dan melanjutkan perjalanan menuju rumah.
Saat sampai di persimpangan jalan yang memisahkan arah komplekku dengan yang lain, kamipun berpisah.
Tapi tidak dengan Mada, dia sekomplek denganku hanya diselingi beberapa rumah yang memisahkan rumah kami. Saat sedang jalan berdua dengan Mada menuju rumah, suasana antara aku dan Mada rasanya berbeda, seperti ada rasa canggung antara kita.
"Mada..." panggilku riang.
"Ya.." Madapun memalingkan mukanya mengarah kepadaku.
"Kamu mau tau apa kata-kata yang aku dapat dari novel yang semalam aku baca?" tanyaku mencairkan suasana yang sangat tidak menyenangkan itu.
Ya sedikit hal tentangku, aku selalu membaca novel pada malam hari sebelum tidur dan merangkum kata kata yang aku suka di dalamnya kedalam sebuah note. Dan novel yang selalu aku baca adalah novel cinta atau novel motivasi hidup.
"Apa? Pasti menyangkut cinta lagi bukan?" tanya mada.
"Ya" jawabku sambil tersenyum. "Katanya, 'cinta sejati itu tidak membutuhkan alasan untuk dia mencintai seseorang. Karena jika cinta didasari oleh alasan-alasan, ketika alasan untuk mencintai seseorang itu sudah tidak terlihat, maka cinta itu akan hilang juga dari hati dan pikiran' bagaimana menurutmu cinta sejati memang seperti itu? Apa kita dapat menemukan cinta sejati yang sebenarnya?" kataku panjang lebar.
"Kurang lebih seperti itu. Pasti." Jawab Mada singkat. 'kamu hanya belum tahu Ashila' ucap mada dalam hati.
Akupun telah sampai di depan rumahku. "Ok, see you tomorrowMada." ucapku sambil melambaikan tangan ke arah Mada, dan Madapun balik melambaikan tangan ke arahku sambil berlalu menuju rumahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Difficult Love Story
Romanceperjalanan cinta tidak selamanya mulus. Sama seperti kisah Ashila dan Mada yang selalu ada kesalah pahaman terjadi.