Perasaan Mada[2]

13 2 1
                                    

“Ashila ayo makan!!!” teriak ibu Ashila dari bawah.

“Baiklah bu, sebentar.” Teriak Ashila.

Ashila turun dari kamarnya dan menuju ke ruang makan. Disana sudah ada ayah dan ibu Ashila yang sudah menunggu untuk makan malam bersama. Dengan duduk di meja bundar dan memiliki tiga buah kursi untuk pemiliknya masing-masing. Keluarga Ashila sengaja membeli meja bentuk bundar agar lebih nyaman dan dapat terlihat satu sama lain.

“Baiklah sebelum makan kita berdoa dulu.” kata Danu, ayah Ashila. Semuanya mengangguk dan melakukan apa yang Danu katakan.

Setelah selesai makan mereka melanjutkan ke ruang tamu untuk sekedar berbincang bincang. “Ayah, Ibu besok aku ada acara bersama sahabat-sahabatku, bolehkan?” tanya Ashila kepada orang tuanya.

“Kemana sayang?” tanya Hany, ibunda Ashila, penasaran.

“Hmm… mungkin hanya keliling kota mencari tempat yang bagus.” jawab Ashila.

“Baiklah, tapi hati-hati” ucap Danu dan diikuiti anggukan Hany.

Ashila tersenyum dan memeluk kedua orang tuanya. “Terima kasih Ayah, Ibu. Kalau begitu aku akan kembali ke kamar.” pamit Ashila.

Setelah mengucapkan selamat malam kepada orang tuanya, Ashila menuju ke kamarnya. Sebelum tidur, seperti biasanya Ashila akan membaca Novel yang baru saja dia beli di toko buku dekat taman.

Saat akan mengeluarkan novel yang dia beli, ada sebuah kertas jatuh ke lantai kamarnya. Ashila mengambil kertas itu dan membacanya.

“Kenapa surat ini ada di dalam tasku?”

Hay princess Ashila…

Aku senang melihatmu begitu ceria hari ini. Aku terpesona melihatmu. Kulihat kau selalu ceria, bahagia, cantik, dan menggemaskan. Ingin rasanya aku yang menjadi kebahagiaanmu. Menjadi seseorang yang mengisi warna di hidupmu. Tapi, aku takut jika kehadiranku akan membuatmu marah atau benci kepadaku. Tapi, ingatlah princess aku akan selalu ada untukmu.

Prince Shadow

Ashila memasukan surat itu ke dalam kotak. Ashila mempersiapkan barang-barang yang akan dia bawa besok. Setelah selesai membereskan Ashila melakukan kegiatannya seperti biasa sebelum tidur yaitu membaca novel yang baru saja dia beli.

Tapi Ashila tidak seperti biasa. Dia tidak fokus membaca novel yang baru saja di belinya. Dia memikirkan siapa yang mengirim surat itu dan menyimpan ke dalam tasnya tanpa sepengetahuan Ashila.

Karena merasa tidak bisa konsentrasi dengan kegiatan membaca novelnya. Ashila memutuskan akan membicarakan semuanya dengan para sahabatnya.

‘mungkin mereka ada yang melihat siapa yang menyimpannya’ gumam Ashila dalam hati.

Ashilapun bergegas untuk tidur. Tidak sabar untuk memberitahukan surat itu kepada teman temannya.

Difficult Love Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang