Terlupakan [2]

3 2 0
                                    

Mada sudah dibawa ke UGD untuk di periksa. Ashila dan yang lainnya menunggu Mada di luar ruangan. Rina datang dengan panik.

"ada apa dengan Mada? Kenapa bisa terjadi seperti ini?" tanya Rina kepada Ayako.

"maaf tante. Tapi Ayako juga tidak tahu kenapa bisa seperti ini. Kita hanya bermain di taman, dan Mada pamit untuk pulang. Tapi ayako juga tidak tahu kenapa Mada mengalami kecelakaan." Ucap Ayako sedih.

"bukankah tante sudah bilang untuk menemani Mada?" ucap Rina dan menangis.

"maafkan Ayako tante. Ini semua salah Ayako karena tidak menemani Mada." Ucap Ayako kepada Rina sambil menangis.

"tante..." potong Ashila.

Rina menatap ke arah Ashila yang memanggilnya. Ashila hanya bisa menundukan kepalanya dan mulai menangis. Ashila menggenggam tangan Rina.

Rina melihat baju kemeja putih Ashila dengan noda merah karena darah Mada. Ashila masih terdiam dengan menggenggam tangan Rina.

"tante...ini semua bukan salah Ayako... ini semua salahku... maafkan Shila tante." Ucap Ashila dengan sesenggukkan.

Rina tidak mengerti kenapa semua ini terjadi. Rina lalu memeluk Ashila dan menenangkannya, meski dia sendiri juga terpukul dengan apa yang menimpa anak semata wayangnya.

Dokter telah keluar dari ruangan tempat Mada diperiksa. Dokter mengatakan bahwa Mada tidak mengalami luka yang serius, hanya saja kepala Mada sedikit terbentur. Namun, tidak membuat kerusakan yang serius.

Mada sudah boleh dijenguk namun hanya dua orang saja yang boleh memasuki ruangan, karena untuk menjaga ketenangan dalam ruangan.

Rina masuk ke dalam ruangan bersama dengan Ashila. Ashila hanya menangis di samping ranjang tempat Mada berbaring. Rina menenangkan Ashila yang terus menangis dengan mengatakan Mada akan segera sembuh.

"Mada... maafkan aku, semua ini salahku... andai saat itu... aku... aku..." ucap Ashila menangis tidak dapat melanjutkan perkataannya.

"sudah Shila, tante yakin Mada sebentar lagi akan sembuh." Ujar Rina menenangkan Ashila.

Malam telah tiba, namun semuanya masih menunggu Mada untuk sadarkan diri dari tidurnya. Ashila nampak lelah, karena seharian dia hanya menangis melihat keadaan Mada.

"Shila dan yang lain pulang saja dulu. Biar tante yang jaga Mada." Ucap Rina.

"tapi tante, Shila ingin menunggu Mada disini." Cegah Ashila.

"tante tau kamu ingin menjaga Mada, tapi sekarang sudah malam. Dan tante juga tau kalian juga sudah lelah. Besok kalian kesini lagi jenguk Mada. Kalau kalian sakit, nanti Mada juga akan sedih saat sadar nanti kan?" ucap Rina.

"tapi tante.."

"stt sekarang pulang lah dulu. Jika ada perkembangan tante akan menghubungi kalian, ya." Ucap Rina memotong.

Ashila dan yang lainnya pun menuruti perkataan Rina. Mereka pulang ke rumah masing-masing masih dengan perasaan sedih.

Pulang sekolah, Ashila dan yang lainnya menjenguk Mada lagi. Mada sudah dipindahkan ke ruangan. Semua orang sudah dapat menjenguk Mada. Tapi Mada masih belum juga membuka matanya.

Ashila menggenggam tangan Mada. 'Mada bangunlah' batin Ashila.

Ashila merasakan tangan Mada bergerak. Ashila memanggil ibu Mada, dan perlahan Mada membuka matanya. Ashila tersenyum bersyukur akhirnya Mada membuka matanya.

"dimana ini?" tanya Mada heran dan masih merasa lemas.

"Mada sayang kamu sudah sadar nak." Ucap Rina lalu memeluk Mada.

Difficult Love Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang