Terlupakan [1]

3 2 0
                                    

Pagi cerah, Ashila sudah bangun dan bersiap untuk berangkat ke sekolah. Namun, Ashila tidak semangat untuk sekolah. Dia ingin menyudahi masa permusuhan dengan Mada.

Harinya menjadi tidak menyenangkan melihat Mada selalu bersikap dingin kepadanya. Dan Ashila masih merasa kesal kepada Ayako. Karena Ayako terlihat seperti ada yang ditutupi darinya.

Akhir-akhir ini Ashila melihat Mada selalu diantar oleh ibunya. Ashila ingin seperti dulu saat bisa berangkat bersama dengan Mada. Mada sudah menjadi sahabatnya dari sejak kecil, dan Ashila tidak ingin persahabatannya berakhir seperti ini.

Ashila heran, sebenarnya apa yang membuat Mada sampai bisa semarah itu kepadanya.

Selesai sarapan, Ashila pamit kepada mamahnya untuk berangkat ke sekolah. Saat membuka pintu rumah, Ashila melihat kalau Rian sudah ada di depan rumahnya.

"pagi princess." Sapa Rian.

"pagi juga. Udah lama nunggu? Kenapa ga manggil aja sih." Sapa Ashila kepada Rian.

"baru datang ko. Udah siap? Ayo berangkat." Ajak Rian.

Saat Ashila keluar dari pagar rumahnya, dia melihat Mada keluar juga dari rumahnya bersama dengan ibunya. Mada tidak melihat Ashila yang sedang melihatnya di depan pagar rumah. Mada langsung masuk ke dalam mobil yang akan dikendarai oleh Rina.

"ehh Ashila. Mau berangkat sekolah juga. Ayo mau ikut bareng?" Sapa Rina.

"ahh tidak usah tante, tidak usah repot-repot Shila bisa jalan ko. Lagian Shila sama Rian juga." Tolak Ashila kepada Rina.

"udah engga apa-apa ko. Temennya sekalian ikut aja yuk." Ajak Rina.

"bener nih tante. Tapi, Shila takut ada yang marah." Jawab Ashila.

"siapa yang marah? Udah ayo nanti malah terlambat lagi." Ajak Rina sedikit memaksa.

Ashila dan Rian pun ikut dengan Rina ke sekolah. Ashila melihat Mada seperti tidak suka jika Ashila berada dekat dengan dirinya.

Disepanjang jalan hanya ada keheningan. Tidak ada yang saling bicara satu sama lain. Akhirnya lima belas menit terdiam, mobil Rina sudah sampai di depan sekolah.

"terimakasih tante tumpangannya." Ucap Ashila dan berlalu keluar mobil diikuti oleh Rian.

Rina masih melihat Mada belum beranjak dari kursi depan mobil. Rina heran dengan sikap anaknya. Tidak biasanya anaknya ini diam saja saat ada Ashila.

"sayang, kamu tidak masuk bersama Ashila?" tanya Rina kepada anaknya.

Mada hanya terdiam tidak menanggapi perkataan dari ibunya. Saat Ashila sudah tidak nampak di gerbang sekolah, Mada pun bangkit dari duduknya dan berpamitan kepada ibunya.

Saat akan pulang setelah mengantar Mada ke sekolah, Rina melihat Ayako berjalan bersama dengan Rizka, Nada dan Reza. Rina memanggil Ayako sebelum Ayako masuk ke sekolah.

"ada apa tante?" tanya Ayako heran.

"Ayako tante boleh bertanya?" ucap Rina dan di balas anggukan oleh Ayako.

"apa Ayako tahu apa yang selama ini Mada pikirkan atau masalah yang sedang dia pikirkan?" tanya Rina.

"maaf tante tapi aku tidak tahu. Memang kenapa tante?" tanya Ayako khawatir.

"begitu ya. Nak tante minta tolong ya sama kamu. tolong jaga Mada agar tidak terlalu berat memikirkan sesuatu." Ucap Rina.

"tapi kenapa tante?" heran Ayako.

"kamu sudah tahu kalau Mada sedang sakit kan? Mada tidak boleh terlalu memikirkan masalahnya, apa lagi jika masalahnya dapat membuat kondisinya menurun drastis. Itu akan mengganggu kesehatannya." Ucap Rina.

Difficult Love Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang