Hari baru telah tiba. Hari ini Mada sudah dapat kembali ke sekolah seperti biasa. Sampai di kelas Mada bingung dia harus duduk dimana. Ayako datang dari belakang Mada dan menunjukan kursinya.
Mada tersenyum ke arah Ayako dan menuju kursinya. Ashila melihat Mada begitu dekat dengan Ayako, seperti dia tidak melupakan Ayako.
"lucu ya. Kamu melupakan siapa aku tapi kamu tidak melupakan Ayako." Ucap Ashila dengan senyum sinis. Namun, dalam hati Ashila sedih melihat kedekatan Mada dengan Ayako.
Mada melihat Ashila dengan wajah bingung. Dia tidak mengerti kenapa wanita yang sedang berdiri di sebelah bangkunya berbicara sinis kepadanya.
"apa kamu punya masalah denganku?" tanya Mada kesal dengan sikap sinis Ashila.
"stop berpura-pura Mada. Kamu ingin membalas dendam kepadaku dengan cara begini? Dari awal aku tidak tahu kenapa kamu seperti ini kepadaku. Ini benar-benar tidak lucu, hentikan sandiwara seakan kamu tidak mengenalku." Ucap Ashila marah bercampur sedih.
"aku tidak mengerti dengan kalian. Kalian selalu berpendapat jika aku berpura-pura. Berpura-pura apa? Dan apa masalahmu denganku pun aku tidak tahu." Ucap Mada kesal.
Ayako hanya bisa terdiam melihat pertengkaran Mada dengan Ashila. Dia merasa jika Ashila sudah salah paham kepadanya. Ayako tidak menyangka jika Ashila akan menjadi semarah ini.
Ayako menarik tangan Ashila keluar kelas untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi dan menjelaskan bahwa Ashila sudah salah paham kepadanya.
Ayako menceritakan pertemuannya kemarin dengan Mada, dan mengatakan bahwa Mada meminta bantuannya untuk dapat mengingat kembali orang-orang yang telah dia lupakan.
Ashila mendengarkan Ayako, dia malu telah berburuk sangka kepada Ayako dan juga Mada. Dia telah membuat dirinya malah di benci oleh Mada untuk kesekian kalinya.
"ayako, maaf karena aku telah salah paham kepadamu dan juga Mada." Ucap Ashila dan melangkah kembali ke dalam kelas.
Ashila melangkah menuju ke arah Mada. Dia berniat untuk mengatakan maaf kepada Mada karena kesalah pahamannya.
"Mada, aku minta maaf karena sudah salah paham kepadamu." Ucap Ashila.
"iya, tidak apa-apa." Ucap Mada dan tersenyum ke arah Ashila.
Sudah lama Ashila tidak melihat Mada tersenyum kepadanya. Disatu sisi Ashila senang Mada melupakan masalahnya dengan dia. Tapi di sisi lain, Ashila merasa senyuman Mada tidaklah untuknya.
Ashila tersenyum balik ke arah Mada. Namun Mada merasa senyuman Ashila tersimpan kesedihan. Tapi Mada tidak ingin menanyakannya. Karena dia tidaklah berhak menanyai privasi seseorang.
Rian masuk ke dalam kelas, dan melihat ke arah Ashila. Ashila sedang tersenyum ke arah Mada, tapi Rian tau jika senyuman Ashila itu palsu.
Rian duduk di bangkunya tanpa menyapa siapapun termasuk Ashila. Dia takut jika Ashila masih marah kepadanya. Ashilapun duduk di sebelah Rian, dan menarik nafas dalam dan membuangnya dengan berat.
"aku akan memenuhi permintaan Mada untuk menjagamu, meski kamu masih marah kepadaku." Gumam Rian.
"kamu mengatakan sesuatu Rian?" tanya Ashila penasaran.
"ahh.. tidak, aku tidak mengatakan apa-apa." Elak Rian.
"Rian, maaf tentang waktu itu. Aku benar-benar kacau karena dia tidak mengenalku. Aku tidak bisa menerima semuanya dan melampiaskan semuanya kepadamu." Ucap Ashila.
"tidak Shila. Aku yang salah karena semua ini." Ucap Rian.
Guru pun masuk seteleh bel berbunyi. Pelajaran pun di mulai seperti biasanya. Saat di tengah pelajaran, wali kelas masuk ke dalam kelas dan mengumumkan jika sekolah akan mengadakan karya wisata ke suatu tempat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Difficult Love Story
Romansaperjalanan cinta tidak selamanya mulus. Sama seperti kisah Ashila dan Mada yang selalu ada kesalah pahaman terjadi.