Wisata dimulai.
Ashila dan yang lainya membawa barang – barang mereka ke dalam bus yang sudah di beri nomor urut. Ashila mengangkat tas nya untuk di simpan di atas, namun Mada mengambil tas Ashila dengan tiba – tiba.
"biar aku bantu." Ucap Mada.
Ashila hanya memandang Mada dengan tatapan bingung. Namun, Ashila langsung tersenyum karena yang menolongnya adalah sosok yang dia rindukan sudah lama ini.
Mada yang selalu ada di setiap kesulitannya, mada yang kembali ada di sampingnya, dan mada yang pernah bilang kalau dia akan melindunginya. 'aku rindu kamu' gumam Ashila.
"kamu mengatakan sesuatu?" tanya Mada heran.
"apa? Tidak... tidak, aku tidak mengatakan apa – apa." Ucap Ashila salah tingkah.
"baiklah, permisi." Jawab Mada dan berlalu sambil tersenyum senang.
Mada duduk dengan Rian yang berada di belakang bangku Ashila dan Reza. Ayako duduk bersama Nada di sebelah bangku Mada dan Rian.
Mada lebih memilih memasang earphone nya untuk mendengarkan lagu sambil menutup mata, dari pada harus mendengar omongan Rian nantinya.
Mada senyum – senyum sendiri dengan masih memejamkan matanya. Rian yang merasa aneh melihat tingkah Mada hanya bisa geleng – geleng kepala melihatnya.
"Mad....."
"Woi...." panggil Rian dengan sedikit pukulan ke pundak Mada.
"apa?" jawab Mada dengan wajah lurus.
"kamu gila? Senyum – senyum sendiri seperti itu?"
"memang itu urusanmu?" tanya Mada masih dengan wajah lurusnya. Dan kembali memasang earphonenya.
Dua hal yang membuat Mada senyum – senyum sendiri hari ini. Bukan karena apa yang dia dengar di dalam earphonenya, bahkan earphone nya pun tidak di putar lagu apa pun. Dia tertawa karena teringat isi surat yang Ashila tulis dan kata – kata Ashila tadi. Ya benar, bahwa sebenarnya Mada mendengar apa yang di gumamkan Ashila tadi.
Bus berhenti di rest area untuk beberapa menit. Para murid yang mau ke toilet berhamburan ke luar, ada yang ingin sekedar membeli cemilan atau sekedar ingin meluruskan badan karena lelah hanya duduk – duduk saja di dalam bus.
"shil, mau beli cemilan?" ajak Rian.
"boleh, yuk.." jawab Ashila menerima ajakan Rian.
Ashila dan Rian pun berlalu ke luar untuk membeli cemilan untuk melepas penat selama perjalanan. Mada hanya berdiam diri di kursinya sambil mendengarkan lagu.
'sebenarnya aku ingin berada di posisinya.' Pikir Mada.
Tiga puluh menit berlalu, bus pariwisata yang mereka tumpangi pun kembali berjalan menuju ke tempat tujuan. Ashila yang tadinya duduk dengan Reza, berganti duduk bersama Rian.
"Mada, boleh aku duduk di sini." panggil Reza.
"ya." Jawab Mada.
"kamu tidak bosan diam terus di kursimu ini. Ngobrol kali sama yang lain." Tanya Reza memulai percakapan agar tidak terlalu bosan.
"aku hanya sedang menjaga" jawab Mada.
"menjaga apa?"
Mada menunjuk kepalanya.
Reza hanya memiringkan kepala karena tidak mengerti apa yang di maksud Mada dengan menjaga kepalanya. "maksudnya?"
Mada hanya menjawab pertanyaan Reza dengan gelengan kepala.

KAMU SEDANG MEMBACA
Difficult Love Story
Romanceperjalanan cinta tidak selamanya mulus. Sama seperti kisah Ashila dan Mada yang selalu ada kesalah pahaman terjadi.