Sore hari, taman begitu sepi tidak seperti biasanya. Hanya semilir angin yang menemani kebingungan Ashila saat itu. Semuanya hanya menjadi kian rumit untuknya.
"iya, aku mencintainya"
Kata – kata itu terus terngiang di benak Ashila. Dia baru mengetahui jika sahabatnya juga menyukai seseorang yang sama dengannya. 'apa yang harus aku lakukan?' batinnya bingung.
"kenapa semuanya menjadi seperti ini?" ucap Ashila kepada dirinya sendiri.
"aku tahu kamu pasti ada di sini. Mau cerita?" ucap seseorang di hadapan Ashila.
Ashila menaikkan kepalanya dan melihat siapa yang ada di hadapannya. Dengan sedih Ashila langsung memeluk tubuh seseorang itu. Dia pun menangis.
Seseorang itu hanya memeluknya kembali sambil menenangkan Ashila. "tenang lah." Ucap seseorang itu dengan nada lembut. Dia pun duduk di bangku dengan Ashila.
"Rizka.... kenapa semua jadi seperti ini? Kenapa aku berada dalam posisi yang serba salah?" ucap Ashila bingung dengan keadaan sekarang.
"tenang lah Shila, aku tidak mengerti. Cerita lah dari awal" ucap Rizka bingung.
"kamu tahu, Mada menjauhi aku saat kita pulang dari cafe waktu itu. Sikapnya berubah kepadaku, begitu dingin. Dan waktu itu mada melihatku dengan Rian di sini, Rian nembak aku di sini. Dan setelah itu Mada kecelakaan. Dia melupakan aku, tapi seolah kenal dengan Ayako." Ucap Ashila sambil berhenti mengambil napas.
"lalu.."
"lalu... aku ingin membuat Mada sakit hati. Aku... menerima Rian di sini dan mengirim pesan kepada Mada untuk datang ke sini melihatnya. Tapi, dia tidak datang. Aku ingin Mada kembali seperti dulu."
"lalu apa yang kamu lakukan saat di taman depan cafe?" ucap Rizka menyinggung kejadian baru baru ini.
"aku tidak tahu, aku tidak melakukan apa – apa. A... aku... aku tidak tahu kenapa Mada tiba – tiba seperti itu." Isak tangis terus keluar dari Ashila.
Rizka tidak tega dengan apa yang sedang terjadi dengan Ashila. Dia ingin membantu Ashila, namun dia tidak mengerti apa yang harus dia lakukan.
Rizka hanya bisa memeluk Ashila untuk menenangkannya. Mungkin itu dapat sedikit memberi kekuatan kepada Ashila. "maaf karena aku tidak bisa membantumu. Jika ada yang bisa aku bantu, katakan saja."
"tidak apa – apa. Aku berterima kasih kamu mau mendengar keluh kesahku. Itu sedikit meringankan bebanku." Ucap Ashila tersenyum dengan air mata jatuh dari kelopak matanya.
Hari dimulai seperti biasanya, pagi hari semua melakukan aktivitasnya masing – masing. Pagi ini cuaca tidak terlalu cerah. Awan putih dengan sedikit warna kelabu membuat suasana begitu tidak baik.
Sekolah terasa sepi, sudah tiga hari Mada tidak masuk sekolah. Mada sudah pulang dari rumah sakit, namun belum diijinkan oleh ibunya untuk sekolah. Ayako juga bersikap aneh kepada sahabat – sahabatnya.
Ayako selalu menatap Ashila dengan wajah tidak suka. Dia masih mengobrol dengan sahabat – sahabatnya di kantin namun pada saat Ashila belum datang. Jika Ashila datang, Ayako hanya akan pamit untuk kembali ke kelasnya.
Waktu pulang sekolah, Ashila mengajak Ayako untuk pulang bersama. Namun, dia menolak ajakan Ashila dengan terus berjalan tanpa menanggapi ajakan Ashila.
Ashila pulang bersama yang lainnya. Dia merasa sedikit kesal dengan sikap Ayako kepadanya, tapi di sisi lain dia juga tidak bisa menyalahkan Ayako karena sikapnya.
"aku ingin memperbaiki semuanya. Aku ingin tahu alasan Ayako melakukan semua ini. Tapi bagaimana?" ucap Ashila meminta pendapat kepada yang lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Difficult Love Story
Romanceperjalanan cinta tidak selamanya mulus. Sama seperti kisah Ashila dan Mada yang selalu ada kesalah pahaman terjadi.