"Papi, Jiun mau loti!",
Pria yg dipanggil 'papi' itu sepertinya tidak mendengarkan perkataan putri kecilnya itu. Dia sibuk menyiapkan peralatan sekolah anaknya itu. Gadis kecil bernama Hwang Jihoon itu tidak mau menyerah. Dia turun dari kursinya dan menghampiri sang ayah yg sibuk sendiri.
"Papi, Jiun mau loti!",
"Sebentar ya sayang! Papi sedang menyiapkan peralatan sekolahmu!",
Pria bernama Hwang Minhyun sesekali membuang nafas. Menjadi orang tua tunggal bukanlah hal yg mudah untuknya. Di pagi hari, dia harus menyiapkan sarapan juga mempersiapkan sang anak yg mulai masuk TK tahun ini. Pukul tujuh, dia harus segera berangkat mengantar anaknya itu ke bus sekolahnya.
"Papiii!!",
"Sayang, papi sudah buatkan nasi goreng kan?",
"Tidak enak! Jiun ndak suka! Jiun mau loti!",
"Rotinya habis sayang! Papi belum beli! Makan yg ada aja ya?",
"Gak mauuuu!!! Jiun mau loti! Ndak mau nasi goleng papi! Ndak enak!",
"Ya sudah! Kita berangkat sekarang ya? Nanti kita beli roti di jalan!",
"Holee!! Ayo belangkat!",
Minhyun tersenyum gemas melihat anaknya yg kini sudah memakai tasnya dan siap untuk berangkat. Minhyun merapikan sisa makan anaknya, mencuci semua peralatan makan Jihoon, dan memasukkan sisanya ke kotak bekal untuk dia bawa ke kantor. Sayang kalau dibuang.
"Papi ayo belangkat!",
"Iya ayo!",
Selesai merapikan kembali pakaiannya, Minhyun segera mengambil tasnya dan segera menggiring anaknya menuju mobilnya. Kebiasaan seperti ini sudah dijalani Minhyun sejak lama. Terkadang dia lelah tapi jika bukan dia, siapa lagi yg akan mengurus anaknya? Kegiatan pagi hari ini sebenernya bukan apa-apa untuknya. Tugas terberatnya adalah ketika sang anak bertanya kemana ibunya dan Minhyun harus bisa menjelaskan bahwa anaknya itu tidak akan pernah bisa bertemu lagi dengan ibunya...
"Papi, Jiun belangkat ya!!",
Gadis kecil itu berlari masuk ke dalam TK. Tawa anaknya itu, menjadi penyemangat Minhyun untuk selalu bekerja keras demi sang anak. Minhyun segera masuk ke dalam mobilnya dan segera menuju kantornya. Minhyun sampai di kantornya tepat pukul sembilan, bisa dibilang dia terlambat, tapi...
... karyawan mana yg berani memarahi bosnya karena terlambat??
posisinya sebagai CEO secara tidak langsung memermudah tugasnya tidak hanya sebagai ayah tapi juga sebagai ibu untuk putri kecilnya itu. dia bisa datang terlambat karena harus mengantar Jihoon sekolah. dia bisa pergi pukul dua belas siang karena harus menjemput Jihoon dan membiarkan anaknya itu bermain di ruangannya hingga dia menyelesaikan tugasnya. mengantar dan menjemput Jihoon sudah menjadi jadwal wajib, makanya seketarisnya sendiri tidak pernah membuat jadwal meeting saat jam-jam itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mom And Dad! ✔
Fanfiction'beli bunga setiap hari, buat siapa emang mas?', 'buat ketemu kamu!', 'tante cantik, mau jadi mamanya jiun gak?', 'om ganteng, jadi papanya Wooju mau?',