enambelas

1K 141 13
                                    

Minhyun terbangun dari tidur panjangnya. Dia menatap bingung ruangan yg ada di hadapannya. Dia ingat sekarang. Badannya terasa sakit semua. Minhyun hendak bergerak hingga akhirny gerakannya terhenti karena dia merasa ada yg memegang tangannya. Minhyun menengok ke samping. Dilihatnya Jaehwan yg tertidur disana sambil duduk di kursi dan terus memegang tangannya yg tidak terpasang infus. Apa semalam Jaehwan menemaninya? Minhyun menggerakkan tangannya yg lain lalu mengusap rambut Jaehwan perlahan. Wanita itu sama sekali tidak terganggu. Apa dia terlalu lelah?

Kriingg...

Ponsel Jaehwan tiba-tiba berbunyi. Ada telepon masuk. Minhyun segera menjauhkan tangannya dan kembali tidur. Tak lama kemudian, terdengar suara pintu terbuka. Jaehwan keluar dari kamar. Siapa yg menelponnya? Minhyun memutuskn untuk bangun. Badannya terasa remuk semua. Minhyun berusaha beranjak dari kasur dan berjalan pelan menuju jendela. Sepertinya dia tidur terlalu lama. Minhyun sedikit meregangkan tubuhnya walau sesekali terasa sakit. Dia membuka gorden, membiarkan cahaya matahari masuk.

Cklek!

"Mas udah bangun?",

"Udah!",

"Barusan?",

"Iya bar... eh kenapa nih?",

Minhyun terkejut ketika Jaehwan tiba-tiba memeluknya. Tak lama wanita itu menangis. Entah apa yg dia tangisi.

"Kenapa hm?",

"Kenapa? Aku khawatir tau gak sama mas! Kok bisa sih sampe kecelakaan? Mas ngantuk ya? Meleng jadinya!",

"Enggak!",

"Terus?",

"Semalem aku mau beli sabun karena emang sabun di rumah habis. Aku ke toko deket rumah udah tutup, ya udah aku ke minimarket",

"Habis itu?",

"Waktu itu lampu hijau terus tiba-tiba berubah jadi merah kan? Jelas aku berhenti. Belakangku aman-aman aja terus tiba-tiba aku ngeras ada yg nabrak dari belakang! Untung aja jalan lagi sepi, gak ada yg lewat jadi walaupun mobilku sempet maju ke tengah perempatan, gak ada mobil yg aku tabrak atau nabrak aku!",

Jaehwan mengangguk. Sekarang dia paham kenapa luka yg didapat Minhyun tidak terlalu parah, hanya sekedar memar.

"Udah nangisnya! Aku gak papa gini!",

"Tetep aja aku takut mas!!",

"Maaf udah bikin kamu khawatir!",

Jaehwan mengangkat kepalanya, menatap Minhyun yg juga masih menatapnya. Air matanya mulai mengering.

"Semalem Jihoon telepon aku! Dia takut kamu tinggal sendirian!",

"Terus?",

"Untung aja ada Euiwoong dateng mau nginep di rumah. Pas aku mau berangkat, ada polisi dateng ke rumah! Bilang kalau kamu di rumah sakit!",

"Kok bisa ke rumah kamu?",

"Polisi dateng ke rumah kamu, tapi cuma ada Jihoon di rumah. Terus mereka nemuin kertas yg aku taruh di tas anak-anak yg isinya nomer kita sama alamat rumah aku! Polisi coba telepon nomernya tapi gak bisa. Kayaknya waktu itu Jihoon lagi nelpon aku, makanya polisinya ke rumah!",

"Terus anak-anak gimana?",

"Euiwoong aku anter ke rumah kamu semalem sama Wooju sama Woojin!",

"Dia bisa jaga anak-anak?",

"Bisa! Adek dia banyak, seumuran Woojin sama Jihoon, jadi dia udah pengalaman!",

Jaehwan hendak melepaskan pelukannya namun Minhyun menahannya. Minhyun semakin mempererat pelukannya. Dia bahkan menyandarkan kepalanya di pundak Jaehwan walau artinya dia harus sedikit membungkuk.

Mom And Dad! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang