dua

1.4K 171 10
                                    

disini umurnya aku rubah ya.. jadi kalau misal tetiba aku nulis Jaehwan lahir tahun 1979 jangan sampai ada yg komen 'lho bukannya Jaehwan 96L?'. bukan mau gimana, soalnya sering aku tuh readersnya salah paham. biar gak ada salah paham lagi gitu maksudnya..

















"Baiklah! Nanti saya kirim bunganya! Terima kasih atas pesanannya! Siang!",

Jaehwan menutup telepon dan mulai bersiap diri. Barusan saja dia menerima pesanan bucket bunga untuk sebuah perusahaan. Jaehwan hendak menyiapkan bunga yg akan dia pakai hingga akhirnya dia teringat sesuatu.

"Kak Jisung!",

"Iya Jae?",

"Ehm... ada pesanan bucket bunga. Aku lupa hari ini aku sudah janji untuk melihat daycarenya Wooju. Kakak bisa ngerjain gak? Aku harus jemput Wooju di rumah bunda! Nanti biar aku yg anter kebetulan tempatnya searah. Ya? Ya? Ya???",

Jisung hanya bisa mengangguk sambil tersenyum. Walaupun disini Jaehwan adalah bosnya, tidak bisa dia berbohong bahwa terkadang dia menganggap Jaehwan sebagai adiknya. Bekerja dengan Jaehwan sejak awal toko bunga itu berdiri membuat Jisung mengetahui pasti apa saja masalah yg dialami bosnya itu. Ditambah Jaehwan tidak pernah benar-benar bertingkah sebagai bos. Sebagai bos, bisa saja Jaehwan main suruh tapi dia tidak pernah melakukannya. Dia akan selalu bertanya apa karyawannya bisa membantu atau tidak, jika tidak dia tidak akan memaksa. Terkadang Jisung bingung, bagaimana wanita sebaik Jaehwan bisa ditinggalkan begitu saja oleh suaminya?

"Aku pergi dulu ya kak!! Kalau sampai nanti makan siang aku belum balik terus kalian mau makan, kalian tutup aja tokonya gak papa!! Tapi nanti kabarin aku ya, biar aku gak nungguin di depan!",

"Emang kamu gak bawa kuncinya?",

"Gak ah! Tutup aja tokonya habis makan siang juga gak papa! Kalian pulang! Hehehe... ya udah aku pergi dulu ya kak!!",

Jisung tidak bisa untuk tidak berhenti tersneyum. Bagaimana bisa dia begitu saja menyuruh untuk menutup toko?? Anak itu... Jisung berharap akan ada pria baik yg akan mendampingi Jaehwan. Jisung kasihan sebenarnya dengan Jaehwan yg harus bekerja sendirian untuk anaknya.
























"Nih bunganya!",

"Wah... bagus banget kak! Aku berang...",

"Jae..",

"Iya? Kenapa kak Kyungsoo?",

"Itu... anakku sakit! Boleh aku pulang?",

"Eoh? Cepatlah pulang! Cepat antar ke dokter!",

"Bo... bolehkah aku pinjam uang untuk mengantar anakku ke dokter?",

"Ini! Bawalah! Kakak gak perlu mikirin kapan harus mengembalikannya! Pakai saja dulu! Cepatlah pulang!!",

"Terima kasih ya! Aku pulang dulu! Kak Jisung, aku pamit ya?",

"Hati-hati di jalan Soo! Semoga anakmu cepat sembuh!",

Wanita yg 3 tahun lebih tua dari Jaehwan itu segera pergi. Sebagai ibu, jelas Jaehwan bisa merasakan bagaimana khawatirnya karyawannya itu.

"Suaminya masih belum dapat pekerjaan kak?",

"Belum! Pasti dia sedang susah sekarang!",

"Aku tidak menyangka suaminya harus diPHK! Aku pergi dulu ya kak! Terima kasih sudah dibuatkan! Ayo sayang!",

"Dadah tante!",

Jaehwan segera menggandeng anaknya dan mengajaknya pergi. Sepeninggal Jaehwan, seorang karyawan paruh waktu menghampiri Jisung yg sibuk di meja kasir. Gadis itu benar-benar mengagumi bos itu. Seumur hidupnya, baru sekarang dia bertemu wanita sebaik bosnya.

Mom And Dad! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang