"Kakak, ini gimana?",
"Aku gak tau! Kita telepon seseorang saja!",
"Telepon ciapa?",
"Siapa pun asal jangan kakek! Nanti mama dimarahin lagi!",
"Teluth telepon ciapa? Nenek?",
"Kita ambil HP nya mama dulu! Ayo!",
Dua anak kecil yg biasa kita panggil Woojin dan Wooju itu berjalan menuju kamar ibunya. Tidak berjalan, lebih tepatnya berlari. Wooju yg kelimpungan mengikuti langkah kakaknya itu bahkan tidak sengaja menabrak meja dengan vas bunga di atasnya, membuat vas itu terjatuh dan menumpahkan seluruh air yg ada di dalamnya dan membasahi lantai, tapi sepertinya Wooju tidak peduli. Dia tetap mengikuti kakaknya sambil sesekali terisak dan memegang kepalanya yg b3enjol karena terbentur meja. Keduanya masuk ke dalam kamar ibunya dimana sang ibu yg biasa kita panggil Jaehwan itu sedang terbujur lemas di kasurnya.
Pagi itu, kedua kakak adik itu menemukan mama kesayangannya itu sakit! Badannya panas, mamanya bahkan tidak mendengar ketika keduanya memanggilnya. Karena bingung, keduanya pun mengadakan rapat kecil dan memutuskan untuk menelpon seseorang! Walau mereka sebenarnya tidak tahu bagaimana caranya....
Perlahan Woojin mengambil ponsel mamanya dan langsung berlari keluar kamar ketika berhasil mendapatkannya. Sepertinya dia lupa bahwa adiknya terus mengikutinya dengan benjol yg cukup besar di kepalanya akibat menabrak meja.
"Kakak, liat kepala Wooju!",
"Wah...",
Yak Woojin, sekarang bukannya waktu yg tepat untuk mengagumi apa yg ada di kepala adikmu :')
Woojin meletakkan ponsel itu di lantai dan kedua nya kini berbaring di lantai, menatap benda persegi itu tanpa tahu apa yg harus mereka perbuat. Woojin sering bermain dengan ponsel ibunya tapi ponsel itu selalu sudah dalam keadaan menyala dan Woojin hanya tinggal main saja. Woojin membolak-balikkan ponsel itu, berusaha mencari tahu bagaimana dia menyalakannya. Disaat sang kakak mencari, Wooju justru dengan santainya mengetuk-ngetuk layar ponsel dan ponsel tersebut nyala begitu saja.
"Wah.. Wooju hebat! Lalu ini bagaimana?",
"Baca kak! Baca!",
"Ge...ser... ke..a..tas... un..tuk.. mem...bu...ka.. seperti ini? Wah!!!! Menyala!!",
Dengan berbekal kemampuan membaca Woojin yg mulai lancar, ponsel itu pun menyala, memperlihatkan berbagai macam gambar simbol, membuat mereka semakin bingung.
"Teluth gimana kak?",
Woojin terdiam. Mencoba mengingat apa yg harus dilakukan. Dia ingat sekarang, mamanya pernah mengajarinya memakai ponsel dan menelpon seseorang jika dalam keadaan bahaya. Misal mereka terkunci di rumah ketika mamanya sedang ke toko atau apapapun itu. Sayangnya Woojin lupa....
Woojin mencoba membaca satu persatu tanda-tanda yg ada disana hingga akhirnya dia menemukan tanda 'panggilan' dengan gambar telepon disana. Woojin menekannya dan sekarang dia melihat tombol-tombol yg berisikan angka-angka. Woojin kembali bingung. Lagi-lagi dia melupakan kata mamanya. Mamanya pernah memberitahu Woojin, angka mana yg harus dia tekan jika ingin menelpon seseorang. Misal dia ingin menelpon neneknya, angka berapa yg harus dia tekan. Atau dia rindu ayahnya, Woojin bisa menekan angka berapa. Bahkan mamanya pernah memberitahu angka apa yg bisa Woojin tekan jika ingin menelpon Minhyun! Tapi masalahnya Woojin melupakan semuanya tante....
"Tekan ini kak! Nomel dua!",
Mengikuti ajakan adiknya, Woojin menekan angka dua lama hingga menampilkan sebuah nomer dan sebuah nama diatasnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/161703395-288-k685326.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mom And Dad! ✔
Fanfiction'beli bunga setiap hari, buat siapa emang mas?', 'buat ketemu kamu!', 'tante cantik, mau jadi mamanya jiun gak?', 'om ganteng, jadi papanya Wooju mau?',