duapuluh

1K 128 34
                                    

"COCO JANGAN LALI!!!",

Jaehwan yg hampir saya tertidur di sofa mendadak sadar kembali mendengar teriakan Jihoon. Jaehwan benar-benar kelelahan mengurus pernikahan yg tinggal menghitung hari itu. Kurang dari seminggu lagi dirinya tidak sendiri lagi. Minhyun? Jaehwan menyuruhnya untuk fokus bekerja karena bulan ini adalah bulan dimana setiap perusahaan sedang sibuk-sibuknya karena mendekati akhir tahun.

Sudah tiga hari ini Minhyun lembur dan selama tiga hari itu pula Jihoon berada di rumah Jaehwan hingga malam. Jaehwan hanya berada di toko hingga sampai anak-anak pulang sekolah, setelah itu dia akan pulang ke rumah, menyerahkan urusan toko pada Jisung. Perintah bundanya tidak bisa ditentang bahkan terkadang mama Minhyun tiba-tiba saja datang ke toko untuk memastikan calon menantunya itu sudah berada di rumah apa belum!

"COCO SINII!!!",

Jaehwan menghampiri Jihoon yg sedang mengejar kucing anggora bewarna coklat itu keliling rumah sambil membawa segelas air. Entah apa yg ingin dilakukan Jihoon sebenarnya.

"Jihoon mau apa? Coco nya kok dikejar?",

"Coco belum mandi ma! Jiun mau mandiin coco!",

"Kemarin coco kan sudah mandi sayang",

"Tapi sekalang belum ma!",

"Sayang, coco itu tidak seperti Jihoon yg harus mandi setiap hari. Jihoon harus mandi setiap hari agar sehat tapi kalau coco dimandikan setiap hari bisa sakit nanti! Kemarin kan Jihoon yg mandikan coco?",

"Eoh? Begitu? Ya sudah coco pelgi sana!",

Jaehwan hanya tertawa melihat interaksi Jihoon dengan kucingnya itu. Untuk sementara coco tinggal di rumah Jaehwan, karena di rumah Minhyun gak bakal ada yg ngerawat!

"Jihoon kok sendirian? Woojin mana?",

"Ujin di kam.....",

Kruyuk....

"..... mama Jiun lapel, hehehe...",

Jaehwan lupa, mereka belum makan malam! Jaehwan menatap jam, pukul delapan, pantas Jihoon kelaparan. Jaehwan melihat ke kulkas, tidak ada bahan yg bisa dimasak. Titip Minhyun? Terlalu lama, kasihan anak-anak!

"Kita pesen makanan saja ya? Jihoon mau makan apa?",

"Ayam goreng! Mau makan ayam goreng!",

"Mama pesen dulu ya! Jihoon tunggu sama Woojin sana!",





































"Mama tidul!",

"Terus gimana?",





"Permisi! Pesanan ayam datang!",

Jihoon dan Woojin menatap satu sama lain. Pesanan ayam goreng mereka datang dan mama mereka sedang tertidur pulas. Mereka tidak tahu harus apa. Mereka tidak punya uang, bagaimana membayarnya?

"Cali dompet mama saja!",

"Eh iya! Jihoon buka pintu, aku cari dompet mama!",

Jihoon segera berlari ke arah pintu dan Woojin berlari menuju kamar sang ibu. Dilihatnya dompet sang ibu tergeletak di meja riasnya dengan selembar uang seratus ribu dibawahnya. Woojin mengambil uang itu dan segera berlari menghampiri Jihoon yg justru asyik berbincang si pengantar ayam yg bisa dibilang tampan itu.

"Nama kakak siapa?",

"Nama kakak Seokmin, nama adek siapa?",

"Namaku Jiun! Kakak antel ayam ya? Ayamnya Jiun ya?",

Mom And Dad! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang