Part 6

5.4K 194 1
                                    

Pasca kejadian itu, Jing berniat membantu Shan Cai membersihkan bajunya sambil meyakinkan Shan Cai untuk tidak marah pada Ah Si. Dia bukan orang jahat itu, dia hanya kekanak-kanakan. Tapi sebelum Jing sempat menyentuhnya, Shan Cai sontak mencegahnya. Dia tak enak pada Jing dan bersikeras ingin membersihkan bajunya sendiri.

Jing mengaku bahwa walaupun dia sudah lama mengenal Lei, tapi ini pertama kalinya dia melihat Lei emasi. "Kau pasti sangat penting baginya."

"Mana mungkin. Huaze Lei menyukaimu, kak Jing."

"Kurasa begitu."

"Apa kau juga menyukai Huaze Lei?"

Tapi Jing tak menjawabnya dan mengalihkan topik dengan memberikan baju ganti untuk Shan Cai. Shan Cai tak enak dan berusaha menolaknya, tapi Jing bersikeras memaksa Shan Cai untuk menerimanya.

"Wanita harus selalu bersih dan stylish. Pakailah."

Shan Cai akhirnya menyerah dan menerimanya. Bukan cuma baju, Jing bahkan memberinya sepasang sepatu yang bagus.

"Setiap wanita harus memiliki sepasang sepatu yang bagus yang bisa membawamu ke tempat-tempat yang indah." Ujar Jing yang kontan membuat Shan Cai terpesona padanya.

Setelah Shan Cai ganti baju tak lama kemudian, Qing He datang dan langsung mengomentari sepatu barunya. Dia juga minta maaf, seharusnya dia menonjok A Si saat A Si membuli Shan Cai tadi.

"Jangan. Kau tidak akan bisa menang dari dia. Lagipula bukan kau yang dia tindas."

"Kalau dia menyentuhmu lagi, aku tidak akan pernah memaafkannya. Aku... akan belajar taekwondo." (Pfft!)

Shan Cai jadi merasa bersalah padanya. Qing He berada dalam masalah karenanya. Tapi tentu saja Qing He sama sekali tidak menyalahkannya, dia malah antusias banget ingin melawan F4. 

Dan yang paling penting, dia bisa selalu berada di sisi Shan Cai. Rasanya menyenangkan. Seperti di dalam game. Dulu, dia lemah dan tidak bisa mengalahkan lawan-lawannya. Tapi Shan Cai menyemangatinya hingga dia bisa mengalahkan monster-monster di game.

"Kalau begitu aku tidak perlu mencemaskanmu." 

Oh, yah. Keluarganya Qing He punya villa di Sanya. Apa Shan Cai mau pergi ke sana saat libur nasional nanti? Shan Cai menolak, dia tidak punya cukup uang untuk berlibur.

"Kita kan teman. Uang bukan masalah. Percayalah padaku, di sana itu menyenangkan."

Dia terus saja nyerocos panjang lebar tentang villanya tanpa menyadari wajah Shan Cai yang mulai memucat. Bahkan dengan santainya dia jalan mendahului Shan Cai sambil terus nyerocos. Tapi saat dia berbalik, dia malah mendapati Shan Cai sudah pingsan.

Keesokan harinya, Shan Cai terbaring sakit di rumahnya. Saat ayahnya merawatnya, tiba-tiba terdengar suara bel pintu berbunyi lalu Ibu berteriak dari pintu memberitahu Shan Cai bahwa ada temannya yang datang menjenguknya.

"Siapa? Qing He?"

"Bukan. Dia anak yang tinggi dan tampan! Shan Cai cepatlah kemari!" Heboh Ibu

Penasaran, Ayah langsung keluar duluan dan langsung ikutan heboh begitu melihat si tamu yang datang. Benar-benar tampan dan tinggi. Dia datang membawa sekeranjang buah lagi, baik sekali.

Shan Cai akhirnya keluar saking penasarannya dan eng-ing-eng... yang datang ternyata A Si. "Berani sekali kau datang ke rumahku! Ayah, ibu, usir dia! Dia Daoming Si, dia yang membuatku sakit."

Ayah dan ibu malah tercengang mendengar nama A Si. Tentu saja mereka mengenali nama itu. Daoming Si, putranya pengusaha wanita Daoming Feng. 

"Ibu saya sukses karena beliau pekerja keras."

METEOR GARDEN 2018Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang