Part 21

6.2K 190 36
                                    

Shan Cai dan Lei duduk berdua di kamar. Mereka sangat canggung. Shan Cai membicarakan tentang liburan sekolahnya semester lalu, kalau diingat-ingat, kenangan bersama sahabatnya terasa begitu berharga. Bagaimana dengan Lei? Dia liburan kemana?

Lei yang dari tadi rebahan pun bangkit dan duduk tepat disamping Shan Cai. Dia menatapnya dalam, “Praha.”

Shan Cai menoleh. Huwa.. Dia kaget karena jarak diantara mereka begitu dekat. Lei terus menatap Shan Cai. Shan Cai semakin gugup, kenapa dia menatapnya begitu?

“Kalau dilihat dari dekat, kau sangat biasa dan tak ada yang istimewa.”

Agak kesal, Shan Cai juga sudah tahu tanpa diberitahu. Lei tersenyum kecil, dia sebelumnya tak mengerti kenapa A Si begitu menyukai Shan Cai. Tapi sekarang dia menyadari sesuatu, sebenarnya..

“Sebenarnya apa?”

Sebenarnya, Lei tak tahu bagaimana perasaannya. Xi Men mengatakan kalau ia sudah menggunakan Shan Cai sebagai pelarian. Tapi..

Shan Cai meminta Lei tak usah melanjutkan ucapannya. Dia tahu kok, dan dia bisa memahaminya. Jing memang punya tempat istimewa di hati Lei. Lei merebahkan tubuhnya kembali dan kelihatan masih ada sesuatu yang mengganjal dalam hatinya.

Lei kembali mengenang masa lalunya. Dimana ia begitu senang menyendiri dan menghabiskan waktunya untuk melukis. Jing yang selalu menemaninya dan memuji lukisannya meskipun anak-anak lain mengejek lukisan Lei jelek.

Lei tidak tahu apakah dia bisa jatuh cinta lagi. Dia begitu menyukai Shan Cai, tapi ia menyadari kalau perasaannya bukanlah cinta. Maaf.

“Tidak apa-apa. Untuk apa kau meminta maaf?”

Lei pikir kalau dia tidak pulang maka Shan Cai bisa bersama A Si. Tidak apa-apa, Shan Cai sendiri tak ingin bersama A Si. Kalau Lei tidak pulang, maka dia tak akan bisa melihat Lei yang sekarang.

“Apa aku berbeda dengan yang dulu?”

Hua Ze Lei yang dulu, bagi Shan Cai begitu dingin dan tak bersemangat. Ia seolah membuat batas antara dirinya dan orang lain. Shan Cai sedih setiap kali mendengar ia mengatakan ‘masalah orang lain, bukanlah masalahnya’. Tapi, dia menyukai Hua Ze Lei yang sekarang.

Lei tersenyum kecil.

“Aku bersedia menjadi teman baikmu selamanya.” Ujar Shan Cai.

Sontak Lei bangun dari rebahannya dan mencium kening Shan Cai. Ia mengucapkan terimakasih atas perngertian Shan Cai. Keduanya pun saling melempar senyum, senyum persahabatan yang tampak begitu tulus.

A Si akhirnya pulang juga. Paman Liu memberitahu teman-temannya sedang berkumpul di ruang tamu. A Si berdecak, masih berani mereka main ke rumahnya. Ia pun berdiri di dekat pintu mendengarkan pembicaraan mereka.

Xi Men dan Mei Zuo memberitahu kalau A Si hanya bergaul bersama mereka saja. Jangankan wanita, pria saja sudah tak ada yang mau bermain dengannya. Zhuang Jiejie sudah tahu, itu sudah turunan dari Ibu mereka. Sulit dilayani dan sulit bergaul. Sepertinya, patah hati akan membuatnya sedikit belajar.

Mei Zuo penasaran apa yang tengah Lei dan Shan Cai lakukan di kamar.. Xi Men berdehem menyadari kehadiran A Si.

Keduanya mencoba mengalihkan pembicaraan, namun A Si sudah dengar dan menuntut penjelasan mereka. Zhuang Jiejie pikir tidak ada untungnya ditutup-tutupi, ia memberitahu A Si kalau Shan Cai dan Lei sedang berduaan di kamar.

Tatapan A Si begitu tajam, “Ternyata Lei punya banyak trik. Bagaimana menurut kalian?”

Xi Men dan Mei Zuo tersenyum garing, kelihatan khawatir. Zhuang Jiejie memuji sikap adiknya yang begitu santai. Yah, meskipun bersikap seolah tidak perduli tapi sudah jelas kalau A Si begitu kesal.

METEOR GARDEN 2018Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang