Part 15

3.4K 132 1
                                    

A Si berjalan ditengah guyuran hujan, dengan tatapan kosong, ia mengingat kembali kejadian beberapa hari lampau. Dimana Shan Cai memayunginya saat ia kehujanan, dan ia memeluknya.

Dia duduk di kursi stadion, termenung dengan wajah sedih penuh kekecewaan. Seseorang datang memayunginya dan bertanya kenapa dia hujan-hujanan. A Si yang mabuk langsung bangkit dan mengecup b*b*r wanita itu.

Rupanya, wanita itu adalah Li Zhen. Ia membawa A Si ke rumahnya. Li Zhen masih menghela nafas kesal mengingat saat A Si mengecup b*b*rnya, A Si menyebut nama Shan Cai.

“Shan Cai. Kalau kau memang ingin aku percaya padamu, kenapa kau membohongiku?” ucap A Si malam itu.

A Si terbangun, dia bertanya-tanya dimana ia sekarang. Bagaimana ia bisa berada disana? Li Zhen menjawab kalau dia berada dirumahnya. Semalam dia mabuk berat. A Si buru-buru bangkit dari tidurnya, dia mau pulang.

Li Zhen menawari sarapan sebelum pergi. A Si menolak. Li Zhen bertanya, apakah dia benar-benar membencinya? Kenapa dia membencinya?

“Aku tidak membencimu. Aku hanya tak perduli.”

“Apa bedanya aku dengan Shan Cai? Kami berdua sama-sama dari keluarga biasa. Penampilan kami tak berbeda jauh. Kenapa kau suka Shan Cai, dan sama sekali tak memperdulikanku?”

Li Zhen yakin kalau A Si suka dengan wanita polos seperti Shan Cai. Ia pun bisa sepertinya, ia akan bersikap kuat seperti Shan Cai. Li Zhen memeluk punggung A Si.

A Si melepaskan pelukan Li Zhen dengan paksa, ia menekankan kalau Li Zhen tidak akan pernah bisa seperti Shan Cai. Karena Shan Cai tidak akan pernah melakukan hal seperti ini.

Shan Cai menceritakan kejadian ini pada Xiao Yu. Xiao Yu cemas, apa tak ada cara untuk membersihkan namanya? Shan Cai tidak tahu, tapi dia yakin tak melakukan kesalahan apapun. Kebenaran pasti akan terungkap pada akhirnya.

A Si masih frustasi, dia menghabiskan waktunya untuk bermain tenis dan memukul bola tenis sekencang mungkin. Dalam perjalanan, ia terus memikirkan Shan Cai. Dan saat terakhir, Shan Cai memohon agar A Si bisa mempercayainya.

“Apa yang sudah aku lakukan padanya?” rutuk A Si menyesali tindakannya dan memutar balik mobilnya menuju ke suatu tempat.

Shan Cai keluar dari tea shop. Dua pria yang sebelumnya mengganggunya di gang melihatnya. Mereka ingat akan Shan Cai, dua pria itu pun bergegas menariknya dan membawanya ke gedung kosong.

A Si yang baru sampai kesana melihat Shan Cai dari kejauhan. Ia pun bergegas mengejar Shan Cai.

Shan Cai mencoba berontak, dia berniat pergi dari gedung kosong itu. Namun dua pria berandalan itu menjagalnya. Shan Cai reflek menggigit tangan si pria. Kontan, si Pria semakin kalap dan menampar Shan Cai sampai jatuh tersungkur dan dahinya menghantam kursi.

Pria itu kembali berniat memukul Shan Cai. Shan Cai tak bisa berbuat apa-apa lagi, dia berteriak “kalian pasti akan mendapatkan balasannya!”

A Si mendengar suara teriakan Shan Cai, ia pun bergegas mencari sumber suara itu. Tanpa banyak kata, ia menahan tangan Si Pria yang ingin memukul Shan Cai dan menghajar keduanya tanpa ampun.

Ia menghampiri Shan Cai yang terduduk di tanah dengan lemas. Mata Shan Cai berkaca-kaca, “Apa kau mempercayaiku?”

A Si memeluk Shan Cai, “Aku akan mempercayaimu kalau kau berkata kau tak melakukannya.”

A Si membopong Shan Cai dan membawa ke rumah. Ia kemudian merawat luka di dahi Shan Cai.

“Siapa yang menyuruhmu untuk bertanya tempat kerjaku pada Ibu?”

METEOR GARDEN 2018Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang