Part 17

3.2K 133 2
                                    

Sampai larut malam, Shan Cai masih terjaga. Ia pun memilih untuk berjalan-jalan ke tepi pantai. Tak disengaja, ia menemukan Lei yang duduk menyendiri disana. Shan Cai menghampirinya, dengan hati-hati, ia menanyakan alasan perubahan sikap Lei.

“Apa kau mengkhawatirkanku?”

“Bukankah wajar seorang teman mengkhawatirkan temannya?”

Shan Cai bertanya dengan perlahan, “Apa terjadi sesuatu dengan Jing?”

Lei menyenderkan kepalanya di pundak Shan Cai. Biarkan dia sepuluh menit saja, bukan.. lima menit saja. Ia meminta Shan Cai memeluknya. Shan Cai kikuk, bagaimana bisa seorang pria meminta wanita memeluknya?

“Aku tak akan meminta wanita asing memelukku.”

Shan Cai akhirnya merangkul Lei dan menepuk pundahnya dengan lembut. Lei tampak nyaman dalam pelukannya. Namun wajah Lei seketika berubah murung ketika mengingat Jing, “Aku baru menyadari kalau Jing tidak membutuhkannya.”

Lei teringat saat pertama dia datang menyusul Jing. Jing menyambutnya dengan senyuman ramah dan mereka menghabiskan hari-hari bersama. Namun, dunia bahagia mereka tak berlangsung lama.

Jing kemudian sibuk dengan kuliahnya di siang hari. Lalu, magang di firma hukum di malam harinya. Lei menghabiskan waktu sendirian disana. Sekalipun dirumah, Jing begitu sibuk dengan buku-buku kuliah.

Lei merasa Jing membangun tembok diantara mereka. Bukankah Shan Cai tahu kalau dia sedikit autis? Jing membantunya keluar dari bayang-bayang autis. Namun kenyataannya, dia masih sama. Dia masih terus bersembunyi dan tak bisa berbuat apa-apa untuk gadis yang ia cintai.

Jing tak tahu kenapa ia bercerita semua ini pada Shan Cai, tapi ia berterimakasih karena Shan Cai mau mendengarkannya. Shan Cai pun tersenyum membalas ucapan Lei.

A Si panik mencari-cari Shan Cai. Xi Men dan Mei Zuo juga ikut membantunya mencari Shan Cai. Untungnya, tak lama kemudian Shan Cai kembali kesana. A Si membentaknya dengan khawatir. Dia sudah meneleponnya tapi tak diangkat. Ah... Shan Cai lupa tidak membawanya.

Idiot! A Si menyuruhnya jangan sampai seperti itu lagi. Atau dia akan.. Shan Cai sebal, memangnya dia mau apa?

Mei Zuo menertawakan A Si, dia akan berteriak mengatakan kalau Shan Cai tenggelam di laut. Barusan dia kekamarnya berteriak-teriak begitu, mereka sampai ikut panik dan mencarinya.

Sudahlah, A Si menyuruh mereka untuk tidur. Mei Zuo dan Xi Men paham, dia akan membiarkan mereka berdua. A Si pun menyeret Shan Cai untuk kembali ke kamar.

Esok harinya, anggota F4 bermain voli pantai. Mereka menghabiskan waktu dengan bersenang-senang disana. Saat beristirahat di tepi pantai, A Si mendengar Kiki bergosip dengan gadis lain.

Ia mengatakan kalau Lei tak kembali ke kamarnya semalaman. Dia menduga kalau Lei memiliki selingkuhan. A Si mendengar gosip mereka dan langsung memperhatikan Shan Cai yang sibuk selfi.

A Si menghampiri Lei dan bertanya apakah benar dia semalam ke pantai? Apa dia melihat Shan Cai?

Lei membenarkan, dia sedang duduk di pantai dan tanpa sengaja bertemu Shan Cai yang cari angin. Mereka duduk dan ngobrol sebentar. Xi Men dan Mei Zuo sedang sibuk bermain HP. Xi Men terkejut melihat kabar di internet kalau Jing akan bertunangan.

Semua orang kaget dengan kabar itu. Tapi, Lei kelihatan tenang-tenang saja. Mungkin dia sudah mengetahuinya. Shan Cai membatin dengan iba, “Itu sebabnya dia banyak berubah. Ternyata karena pertunangan Jing.

Shan Cai kembali tak bisa tidur. Ia pun memutuskan untuk kembali keluar dari kamarnya disaat A Si sudah terlelap. Namun nyatanya, A Si belum tidur dan langsung sadar saat Shan Cai meninggalkan kamar.

Shan Cai menemui Lei yang duduk memeluk lututnya di pinggir pantai. Ia menanyakan keadaannya. Lei mengaku baik-baik saja. Shan Cai tahu kalau dia sama sekali tidak baik-baik saja.

“Aku juga bertanya-tanya, apakah aku akan lebih baik?”

Shan Cai mengusap punggung Lei dan tersenyum menyemangatinya, pasti. Ia akan menjadi lebih baik. Mata Shan Cai berkaca-kaca, dia yakin Lei akan kembali baik-baik saja karena dia adalah orang yang luar biasa.

Melihat Lei begitu terpuruk, Shan Cai tak bisa menahan air matanya. Lei bingung melihat Shan Cai menangis. Dia kan sudah bilang kalau ia baik-baik saja. Jadi, ia meminta Shan Cai kembali ke kamarnya.

Shan Cai tak bisa, dia tak tahu kenapa ia terus memikirkan Lei. Ia juga bertanya-tanya pada dirinya, kenapa dia tak bahagia dengan hubungan Jing dan Lei. Dan, kenapa juga Lei tidak bisa bahagia sekarang?

Lei mengusap air mata dipipi Shan Cai, kenapa bukan Shan Cai wanita yang dicintainya? Lei mengecup b*b*r Shan Cai dengan lembut. Dan tanpa mereka sadari, A Si berdiri memperhatikan mereka dengan amarah yang tak tertahankan lagi.

“A Si.” Ucap Lei begitu menyadari kehadirannya.

A Si langsung menghantam wajah Lei sampai sudut bibirnya berdarah. Shan Cai menahan A Si yang berniat pergi, dia akan menjelaskannya. Ini tidak seperti yang ia pikirkan. A Si rasa semuanya sudah jelas. Ia menghempaskan tangan Shan Cai, “Jangan sentuh aku!”

“Shan Cai, sejak awal aku menyukaimu dan hanya kamu. Tapi apa yang kau lakukan?”

“Maafkan aku.”

“Mulai sekarang, pura-puralah tak saling kenal.”

Lei memanggil A Si. Namun A Si menekankan bahwa Lei tak punya hak berbicara dengannya.

Esok paginya, A Si sudah pulang duluan meninggalkan yang lain. Mei Zuo dan Xi Men keheranan dengan sikapnya. Perasaan mereka baik-baik saja kemarin, kok tiba-tiba dia pulang duluan.

Lei dan Shan Cai hanya diam saja.

Sepulangnya ke rumah, Ibu menyambutnya dan langsung memberondong pertanyaan mengenai Daoming Si. Apa dia membuat kenangan manis disana. Ayah tak suka dengan ucapan Ibu, anak perempuan itu harus bisa menjaga diri.

Eih.. maksud Ibu kan kenangan manisnya seperti makan malam dengan lilin diatas meja. Shan Cai mulai lelah mendengar ocehan mereka. jangan membahas Daoming Si, semuanya sudah berakhir.

Ibu meminta penjelasan, namun Ayah menahannya. Sudah jelas Shan Cai tak ingin membahasnya. Ibu masih penasaran, bagaimana kalau putri mereka dicampakkan? Ia akan menyumpahinya supaya tumbuh makin kecil. Hehehe..

“Bagian mananya?”

Rambutnya. Supaya dia botak dan tak ada lagi yang suka dengannya. Hehehe..

Didalam kamar, Shan Cai mendengarkan kembali voice note yang ditinggalkan A Si sebelumnya. Ia kelihatan menyesal. A Si sudah sangat baik padanya, tapi ia malah menyakitinya.

A Si melampiaskan kekesalan dengan bermain tenis sampai lelah. Tuan Liu khawatir dengan kondisinya, ia pun menelepon seseorang untuk mengabari keadaan A Si.

METEOR GARDEN 2018Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang