Part 19

3.4K 129 5
                                    

Di meja makan, Paman Liu memberitahu bahwa A Si tak bisa ikut makan malam bersama. Katanya, ada tugas yang sangat penting di kampus. Zhuang Jiejie kesal karena A Si tak menyambutnya. Dia akan menghajarnya kalau pulang.

Shan Cai merasa bersalah berfikiran A Si tak ikut makan malam karenanya. Zhuang Jiejie mengajak Shan Cai bersulang. Shan Cai seolah ingin menolak, tapi ia tahu kalau Zhuang Jiejie tak akan mendengarkan penolakannya.

Ia pun setuju untuk minum, tapi segelas saja. Shan Cai mengadu gelasnya dengan gelas Zhuang Jiejie. Ia meminum wine-nya sampai habis dalam sekali teguk. Zhuang Jiejie sampai heran melihatnya.

Sudah barang tentu, Shan Cai pun mabuk seketika. A Si baru kembali dari kampus dan memperhatikannya. Sambil mabuk, Shan Cai mengaku ingin mengatakan sesuatu pada Zhuang Jiejie.

“Silahkan. Kau mau mengatakan apa?”

Shan Cai memberitahu kalau dia dan A Si sempat jalan keluar. Tapi, dia sudah menyakiti A Si. Dia membuat hati A Si terluka. Ia juga bertengkar dengan Lei. Jadi wajar saja kalau A Si marah padanya. Shan Cai merasa bersalah sehingga ia tak nyaman duduk disana.

Shan Cai terus merutuk tak jelas. Zhuang Jiejie menyuruhnya berkata lebih keras, dia tidak bisa mendengar ucapannya. Shan Cai setengah berteriak, “Aku tak mau Daoming Si bersedih dan terluka. Aku memang bukan orang yang baik.”

Duk! Kepala Shan Cai jatuh ke atas meja dan tak sadarkan diri. A Si ikut duduk disana. Ia mengomentari Shan Cai yang tak pernah belajar dari pengalamannya. Zhuang Jiejie tersenyum kecil, “A Si. Dia kekasihmu?”

“Dia teman kampus.”

Zhuang Jiejie memuji sikap Shan Cai yang cukup istimewa. Dia mau membela nenek-nenek yang diperlakukan semena-mena. Sifat Shan Cai mirip dengan dirinya. A Si terus menatap Shan Cai yang tertidur, dia gadis yang lemah tapi masih sok-sokan membela orang lain.

“Siapa yang kau maksud?” Zhuang Jiejie mendepak betis A Si dengan keras.

“Ah! Maksudku dia. Kak, kenapa tendanganmu sangat sakit?”

“Kangen ga sama hari-hari ditendang kakak?”

“Kangen apa?” ketus A Si. Dia kembali memperhatikan Shan Cai dan bertanya kenapa dengan tangannya. Zhuang Jiejie meledek, kau khawatir?

“Mana mungkin. Aku tak perduli dengannya.”

Zhuang Jiejie menyuruh A Si menggendong Shan Cai ke kamar tamu. A Si menolak, siapa juga yang sudah membawanya pulang ke rumah. Zhuang Jiejie tak mau tahu, dia bilang gendong ya digendong. Masa iya dia yang harus menggendongnya. A Si masih protes, tapi Zhuang Jiejie tak perduli dan meninggalnya.

Shan Cai memegangi kepalanya yang pening setelah mabuk. Zhuang Jiejie memberikan secangkir minuman pereda pengar. Ia kemudian mengatakan pada Shan Cai untuk mempertimbangkan A Si sekali lagi.

Hah? Shan Cai terkejut, hubungan mereka tak seperti yang ia pikirkan. Zhuang Jiejie sudah tahu semuanya. Paman Liu sudah menceritakan segalanya.

“Sebenarnya, kau adalah gadis pertama yang A Si bawa pulang. Jangan berfikiran kalau A Si itu mata keranjang. Sebenarnya, dia pria yang setia. Meskipun, dia memang keras kepala. Itu semua karena orangtua kami sibuk mengurus Group Daoming. Sama sekali tak ada yang mengurus kami dan kami bebas melakukan apapun.”

Selain F4, A Si tak punya teman lain. Ketika ia kecil, ia selalu ingin bermain dengan anak-anak lain. Tapi dia tak tahu caranya bergaul dan mengiming-imingi temannya dengan mainan yang banyak. Namun sikap kakunya malah membuat anak-anak lain kabur.

Saat yang lain bermain sepak bola, A Si malah menyuruh mereka berhenti rebutan bola. Dia punya bola yang banyak untuk mereka. Anak-anak pun mengatainya bodoh. Saat ia diabaikan orang lain, ia pun semakin kesal.

METEOR GARDEN 2018Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang