Aku kaget sekali karena sekolah baruku adalah sekolah untuk pengendali, sebutan untuk anak-anak berkekuatan super! Misalnya nih si Tara, cewek yang duduk di sebelahku. Dia bisa mengendalikan waktu. Terus ada Reo, cowok cakep yang tampangnya mirip ar...
♫ "I Don't Wanna Live Forever" - ZAYN, Taylor Swift ♫
Menyetir mobil di Jakarta layak dikategorikan sebagai salah satu cobaan duniawi.
Aku sudah tahu kalau Jakarta terkenal akan kemacetannya, tapi aku nggak menyangka bakal semacet ini. Maksudku, ini kan malam minggu! Tapi tetap saja, jalanan Jakarta padat dipenuhi mobil. Orang-orang di sini suka banget nge-mall di malam minggu. Aku pribadi lebih suka nongkrong di rumah, nonton Netflix, TikTok, atau sekedar lihat-lihat timeline Instagram.
Omong-omong, aku baru saja melanggar peraturan lalu lintas. Aku belum punya SIM Indonesia dan harusnya nggak boleh menyetir mobil. Untungnya aku memilih mobil yang paling luwes yang ada di garasiku untuk malam ini. Jadi kalau terjadi apa-apa, aku bisa langsung kabur.
Mobilku berbelok di sebuah pertigaan. Dari kejauhan aku bisa melihat Tara di dekat sebuah halte, berdiri gelisah sambil memain-mainkan rambutnya yang bergelombang. Sebuah Honda Civic hitam diparkir dekat situ, kuduga itu mobil Tara.
Kukedipkan lampu sein beberapa kali sampai Tara melihatku.
"Bisa nggak, sih," kata Tara sebal setelah setelah menghampiriku. "Sekali-sekali lo nggak menarik perhatian?"
"Ini mobil paling kecilyang ada di garasi gue," jawabku pasrah. "Lo juga nyuruh gue cepat-cepat kemari. Ini salah satu mobil yang paling cepat."
Tara baru akan membuka mulut untuk menjawab ketika Meredith muncul di belakangnya, mengenakan jas hujan transparan yang masih basah karena tersiram gerimis.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku hanya bisa nyengir serba salah.
"Padahal gue udah bilang, 'Jen, tolong jangan pake mobil mahal'," kata Tara mencak-mencak.
"Lo juga bilang, buruan kemari!" balasku sengit. "Kata GPS gue, daerah Kuningan ini macetnya padat merayap, jadi gue berusaha secepat mungkin untuk sampai ke sini."
"Ya nggak harus pake Lexus juga, kan!"
"Eh, lo juga nyetir Honda Civic, tahu!"
"STOP!" bentak Meredith. "Lo berdua mau berantem atau mau menolong si Carl?"
Aku tertegun. Menolong Carl? Kami serius mau melakukan itu? Aku memang datang menemui Tara karena dia memberitahuku soal Carl. Maksudku, kupikir kita hanya akan menunggu sampai Carl keluar dari tempat maksiat ini...
"Omong-omong, lo ngapain di sini, Dith?"
"Gue minta tolong sepupu gue yang kuliah di jurusan Kimia buat ngerjain soal-soal PR itu. Apartemennya di dekat sini. Tadi Tara nelpon gue juga, makanya gue cepat-cepat ke sini."
Jadi Meredith juga ikut. Baiklah. Bertiga lebih baik dari berdua.
Kutunjuk bangunan yang ada di seberang kami itu. "Udah berapa lama si Carl ada di dalam?"