♫ "Stand By You" - Rachel Platten ♫
"Hebat, Jen!"
"Sumpah, lo itu keren banget!"
"Akhirnya lo mengalahkan si monster, Jenny!"
Pujian semacam ini terus berdatangan kepadaku secara bertubi-tubi. Saking banyaknya yang memuji, aku sampai nggak tega buat mengoreksi Wynona Salim yang mengganti namaku jadi Yeni. Agak kedengaran gimanaaaa gitu, tapi sudahlah. Abaikan, hehe... Aku terlalu lega untuk melakukan apa-apa saat ini selain cengar-cengir lebar.
Pak Gino nggak muncul lagi. Padahal masih ada sisa waktu satu jam sebelum kelas Kimia betulan habis. Kata Billy si ketua kelas, kemungkinan besar Pak Gino terlalu malu (atau marah) buat nongol lagi di kelas. Entahlah, semoga si Billy benar.
"Jadi..." kata Tara. "Sebenarnya flash disk lo isinya apaan?"
Aku menarik keluar benda kecil itu dari saku. "Isinya virus yang bisa bikin komputer rusak. Teman hacker gue sewaktu di New York nggak sengaja menemukan virus ini. Tadinya mau dibuang, tapi dia nggak rela. Jadinya malah dikasih ke gue..."
"Dan lo akhirnya menemukan kegunaan virus itu."
"Kurang lebih."
"Jadi komputer si monster betulan rusak?"
"Iya."
Kelas bersorak lagi. Aku ikut bersorak. Tapi, tunggu sebentar. Kalau dipikir-pikir lagi, apa perbuatan ini memang layak disoraki? Aku merusak komputer seorang guru, lho. Mungkin sepuluh tahun dari sekarang kejadian ini akan tampak sepele, tetapi sekarang rasanya aku telah memotong tangan Pak Gino. Semacam perbuatan kriminal, begitu.
Atau... kalau dilihat dari sudut pandang yang lain, menyelamatkan teman-teman sekelasku dari penindasan monster keji berlidah pedang.
Hmm... Kurasa aku lebih menyukai sudut pandang yang kedua itu.
"Eh, tapi jangan bilang-bilang siapa-siapa, ya..." Aku jadi tersipu. "Kalau flash disk gue memang ada virusnya."
Mereka mengangguk-angguk, menyetujui kongkalikong ini. Sebuah perasaan yang hangat memenuhi dadaku. Ternyata jadi murid bandel oke juga. Umm, bukan bandel. Maksudku, murid yang membela... kebenaran. Atau sejenis itulah.
"AAAAAARRRGH!"
Ada yang berteriak. Teman-temanku tertegun dan menoleh ke arah sumber suara. Di baris depan, Meredih menjerit sambil meremas iPad-nya. Sebutir anggur muncul di mejanya dan pecah dengan bunyi plop keras seperti bisul.
"Lo kenapa?" tanya Tara. "Nonton trailer film horor lagi di YouTube?"
"Bukan!" Meredith mengangkat iPad-nya dengan histeris. "Pak Gino kirim email!"
"Apa isinya?"
"PR," kata Meredith lemah. "Buat ringkasan bab satu sampai empat dalam bentuk esai, minimal tiga ribu kata. Buat juga esai tambahan tiga ribu kata tentang reaksi asam basa, sifat gas, penerapan hukum-hukum dasar Kimia beserta aplikasi dan contoh-contohnya. Esai dikerjakan dalam Bahasa Inggris. Kerjakan seratus nomor latihan soal tentang rantai karbon dan amina di halaman tiga puluh sembilan. Kumpul hari Sabtu pagi jam delapan lewat email..."
"Sabtu pagi?" Reo tersentak. "Tapi kan sekarang udah Jumat!"
"Ada lagi," kata Meredith sambil meringis. "Terlambat mengumpulkan dianggap bolos kelas hari ini dan akan dipotong empat puluh persen dari ujian mid-semester..."
KAMU SEDANG MEMBACA
THE NEW GIRL [SELESAI]
FantasíaAku kaget sekali karena sekolah baruku adalah sekolah untuk pengendali, sebutan untuk anak-anak berkekuatan super! Misalnya nih si Tara, cewek yang duduk di sebelahku. Dia bisa mengendalikan waktu. Terus ada Reo, cowok cakep yang tampangnya mirip ar...