Since You 2/2 (Lisa x Sehun)

3.5K 460 27
                                    

Mo bilang aja, w ngetik sambil dengerin lagu yg ada di mulmed.

***

"Yes,"

Sorak sorai riuh terdengar sepersekian detik setelah Jimin menerima lamaran Minseok. Seluruh orang di ruangan itu terlihat berbahagia. Minseok, Jimin, Sejeong, tamu-tamu yang diundang Minseok. Minseok bahkan langsung menerjang Jimin dan memberikan ciuman yang dalam di depan semua orang. Membuat sorakan yang belum reda tadi semakin menggila. Lisa bahkan dapat mendengar beberapa siulan iseng.

Singkatnya, semua orang terlalu larut pada selebrasi itu. Semua mata terfokus pada Minseok dan Jimin yang masih tenggelam dalam sesi make out intens. Tapi dari sudut matanya, Lisa dapat melihat bahwa ada satu orang yang tidak ikut larut dalam selebrasi tersebut. Di sudut ruangan, bersisihan dengan Sejeong, Sehun tengah menatapnya dengan pandangan yang sulit diartikan. Lisa tahu, Lisa tahu apa yang mungkin ada di kepala pria tersebut. Tapi Lisa tidak yakin bahwa ia siap untuk kembali berbicara dengan Sehun.

Tiba-tiba saja ia merasa sesak napas. Paru-parunya dengan susah payah berusaha untuk menghirup oksigen sebanyak mungkin. Tapi semua terasa berat baginya. Merasa tidak yakin dengan kondisinya sendiri saat berada di sana, Lisa kemudian memilih untuk meninggalkan ruang tengah yang padat tersebut. Ia memilih untuk kembali ke dapur. Tidak ada satu orang pun di sana, satu hal yang Lisa syukuri. Ia segera mendudukkan dirinya pada bar stool terdekat. Dengan tangan yang gemetaran, ia meraih pitcher berisi air putih dan mengisi gelas yang mudah ia jangkau hingga terisi separuh.

Ia meneguknya dengan tergesa, membuatnya tersedak. Ia terbatuk-batuk dengan hebat. Tangannya mencengkeram dadanya yang terasa semakin sesak.

"Hey hey, Lisa, tenang."

Ia tidak tahu sejak kapan, tapi kemudian ia merasakan sebuah tangan melekat di punggungnya. Aroma maskulin yang khas dan familiar tercium oleh hidungnya.

"Tarik napas perlahan. Okay, tarik napas dalam-dalam. Benar begitu, okay tenang."

Di tengah panic attack yang tengah melandanya saat itu, Lisa masih dapat mengenali suara tersebut dengan mudah. Suara yang dulu kerap ia dengarkan sepanjang hari, suara Sehun.

"Sekarang hembuskan secara perlahan."

Menurut, Lisa mengikuti arahan Sehun. Ia kemudian kembali mengambil napas dalam-dalam dan membuangnya perlahan melalui hidungnya.

Tangan yang melekat di punggungnya bergerak perlahan naik turun. Seolah tengah mencoba memberi tahunya bahwa semua akan baik-baik saja. Dan Lisa tidak dapat memugkiri bahwa semua itu terasa begitu nostalgic. Rasanya begitu familiar. Dengan mudah, Lisa kembali menguasai dirinya.

"Sudah merasa lebih baik?"

Lisa menoleh, rasa-rasanya ia bisa saja sesak napas kembali saat menyadari betapa dekatnya jarak antara dirinya dengan Sehun. Dari jarak sedekat ini, Lisa baru menyadari bahwa beberapa hal memang berubah dari Sehun. Matanya yang dulu selalu terlhat tajam dan dingin kini terlihat lebih hangat. Ada beberapa kerutan halus di sekitar mata dan dahinya. Rambutnya yang dulu sering ia biarkan memanjang dan menutupi dahinya kini sudah dipotong rapi dan ia tarik ke belakang. Menunjukkan dahinya yang bersih.

Berada dalam jarak sedekat ini, Lisa rasanya ingin melarikan jarinya pada wajah Sehun. Ia ingin menyentuh wajah yang sudah lama tak ia lihat itu. Ia ingin menangkup wajah tersebut dan meninggalkan kecupan di sana.

Berada dalam jarak sedekat ini menyadarkan Lisa, betapa ia selama ini merindukan pria tersebut.

Kesadaran itu kemudian membawa air matanya berjatuhan begitu saja. Satu per satu air matanya mengalir dan menganak sungai di pipinya. Meninggalkan jejak basah yang membelah pipinya. Dan begitu saja, tubuhnya kemudian berpindah dalam dekapan hangat yang terasa familiar.

SUGAR (A Compilation)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang