Truth or Dare (Lisa x Mark Lee)

2.8K 355 33
                                    

Prequel dari Back To You

***

Lisa seharusnya sudah tahu bahwa ia tidak akan pernah beruntung setiap kali ia bermain truth or dare dengan teman-temannya. Ia seharusnya menolak ajakan main itu pada saat Jennie mengusulkannya dari awal. Ia seharusnya sudah belajar dari pengalaman. Dan jika saja ia menggunakan sedikit saja sel otaknya, ia tidak akan berakhir pada situasi seperti ini.

Waktu istirahat tersisa lima menit lagi, tapi ketiga temannya tidak ingin mengakhiri penderitaan Lisa saat itu juga. Ia kini tengah berdiri dengan gugup di depan kelasnya yang bersebelahan dengan perpustakaan. Matanya tak henti menatap satu sosok kurus yang ia tidak kenali, tapi ia cukup yakin bahwa laki-laki itu adalah adik kelasnya. Laki-laki bertubuh kurus itu terlihat sibuk dengan laptopnya, mungkin sedang mengerjakan makalah, karena beberapa buku yang terbuka di sekitarnya.

Lisa melirik Jennie dan Rosie yang berdiri tak jauh darinya, terkikik geli melihat ekspresi Lisa. Mulutnya bergerak tanpa suara untuk mengatakan fuck you pada kedua sahabatnya tersebut. Sedetik kemudian ia menghela napas jengkel karena umpatan itu justru membuat kedua sahabatnya tertawa semakin keras dan mengundang perhatian beberapa teman sekelasnya. Ugh so much for a fucking truth or dare.

Sebenarnya misi yang diberikan Jennie tidak terlalu berat. Ia hanya perlu menghampiri laki-laki yang ditunjuk Jennie, mengajaknya kenalan dan meminta nomor ponselnya. Bukan sesuatu yang sulit, apalagi laki-laki yang ditunjuk Jennie itu terlihat cute. Tapi Lisa adalah Lisa. Tidak pernah sekalipun dalam hidupnya ia menghampiri laki-laki dan mengajaknya berkenalan. Sehingga hal sesederhana berkenalan dan meminta nomor ponsel terdengar mustahil bagi Lisa.

"Lisa buruan anjir keburu bel masuk!" Rosie setengah memekik.

Memutar matanya jengah, Lisa berbalik untuk mengacungkan jari tengahnya disertai dengan tatapan sesinis mungkin. Setelah sekali lagi melemparkan umpatan pada Rosie dan Jennie yang sibuk menertawakannya, Lisa menarik napas dalam dan menghembuskannya perlahan. Dengan setengah hati, ia melangkah memasuki perpustakaan di hadapannya. Matanya sempat bertemu dengan seorang penjaga perpustakaan yang kerap ia panggil Mbak Dara.

"Tumben istirahat pertama kesini," Mbak Dara yang duduk di balik meja tersebut menyapanya dengan ramah. "Biasanya kesini kalo istirahat kedua."

Lisa hanya mampu menawarkan tawa keringnya sembari beralasan, "iya nih, Mbak, iseng."

Mata Lisa kemudian mengarah pada salah satu meja yang tadi sempat diduduki laki-laki kurus yang akan menjadi targetnya. Ia sedikit terkejut saat tidak mendapati laki-laki tersebut di sana. Kepalanya melongok untuk melihat lebih dalam ke sudut ruangan, tapi tak juga didapatinya laki-laki tersebut.

Udah balik kali, batinnya acuh.

"Mbak, aku mau bal-" ucapan Lisa terputus saat tiba-tiba saja sosok laki-laki kurus tadi sudah berdiri di depan Mbak Dara, tengah menunggu buku-bukunya diregister.

Mbak Dara menoleh dengan senyuman kecil pada Lisa, begitu juga laki-laki kurus tersebut. Oh my god, dilihat dari dekat ternyata laki-laki itu tidak hanya cute tapi juga tampan. Kedua mata mereka bertemu dan saat itu juga Lisa berani bersumpah bahwa sepasang mata yang kini memerangkapnya tersebut adalah mata terbening yang pernah Lisa lihat. Damn, ia terdengar sangat menjijikkan.

"Mau balik, Lis?" Mbak Dara bertanya, kegiatannya merigester buku berhenti sejenak. "Mbak sekalian mau nitip dong kalau kamu mau balik."

"Hah? Oh i-iya, Mbak." Lisa mengangguk kaku, memutus kontak matanya dengan laki-laki tersebut.

SUGAR (A Compilation)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang