Selama duapuluh lima tahun hidup, baru kali ini Kalisa dibuat bingung dan kesal oleh kaum berbelalai. Kalisa yang terlahir sebagai perempuan cantik, cerdas dan berkecukupan tidak pernah sekali pun mengalami hal ini. Ia terbiasa mendapatkan apa yang dia mau. Ia terbiasa dipuja dan dikagumi oleh kaum adam. Namun, kini keadaan seolah telah terbalik seratus delapan puluh derajat!
Tersangka yang berhasil membuat Kalisa uring-uringan selama berminggu-minggu tidak lain dan tidak bukan adalah Zaenal Bajra Junadi, sahabatnya sejak masa SMA. Laki-laki yang sudah tahu baik dan buruknya Kalisa sejak dulu itu akhir-akhir ini membuatnya gundah. Parahnya lagi, si pembuat onar itu tidak cukup sadar apa yang sudah dia perbuat pada seorang Kalisa Agate.
"Heh dicariin Bang Jae, tuh!"
Lucas, adik laki-lakinya sudah berdiri di ambang pintu kamar Kalisa, mengumumkan kedatangan sosok yang sengaja ia hindari.
"Bilang gue nggak ada!" perintah Kalisa panik. Ia kemudian segera menarik selimut untuk menutupi seluruh tubuhnya.
"Telat, orangnya udah di sini," sahut Lucas santai. "Tuh Bang, orangnya mau pura-pura tidur. Masuk aja, kalau mau ngapa-ngapain jangan berisik."
Kalisa seketika mengumpat dalam hati. Merapal sumpah serapah terlengkap untuk adiknya yang tidak mau diajak kerja sama. Meskipun demikian, ia belum juga bangkit, masih memilih untuk pura-pura tidur. Berharap Jae—panggilan keren untuk Zaenal, memahami bahwa ia tidak ingin bertemu dan meninggalkannya.
Sayang, alam sepertinya tengah berkonspirasi. Bukannya ditinggalkan sendiri, Kalisa justru merasakan pergerakan pada ranjangnya.
"Mau dikelonin, nih ceritanya?" bisik Jae sesaat setelah berbaring di sebelah Kalisa.
"Sembarangan!" Kalisa memekik heboh begitu merasakan Jae memeluk pinggangnya. "Minggat sana! Bukan muhrim lu asal peluk-peluk!"
Gadis itu serta merta berusaha melepaskan dekapan Jae. Namun bukannya lepas, dekapan itu justru semakin erat memenjara Kalisa yang sudah dilanda serangan jantung dadakan.
Ya siapa sih, yang nggak kena serangan jantung kalo dipeluk sama cowok seganteng Zaenal? Di atas kasur lagi! Duh, Kalisa takut nanti ada setan lewat dan dia malah khilaf keenakan! Kalisa belum mau hamil di luar nikah!
"Jae lepasin, ih!"
"Nggak mau, enak meluk lo soalnya," sahut Jae usil.
"Hih! Ini tuh pelecehan namanya! Lepas, nggak?!" Kalisa berusaha sekeras mungkin meronta untuk dapat bebas dari pelukan cowok yang belakangan ini berhasil membuatnya kesal.
"Kalau nggak mau gimana?" goda Jae lagi.
"Kalau nggak mau, gue aduin bokap kalo lo udah melecehkan gue!" ancam Kalisa.
Jae seketika tertawa renyah, "enak dong. Malah nanti dinikahin langsung."
Mendengar candaan itu, Kalisa naik pitam.
"Bercandaan lo nggak lucu!" semprot Kalisa pedas.
Jae yang berteman dengan Kalisa sejak SMA dapat dengan mudah membedakan bahwa Kalisa serius kali ini. Cowok itu segera melepas dekapannya dan duduk bersandar pada headboard.
"Kenapa sih, Kal?" tanya Jae serius.
Kalisa diam. Terlalu kesal untuk menjawab. Gadis itu justru membalik tubuhnya untuk memunggungi Jae.
"Lo marah?" tanya Jae lagi.
Kalisa masih setia pada diamnya.
"Kasih tahu dong, salah gue apa. Kenapa sampai lo marah segininya sama gue? Gue bukan ahli baca pikiran orang. Kalau lo nggak ngomong salah gue di mana, gue nggak akan bisa ngerti, Kalisa."