chapter 1

1.8K 137 19
                                    

Author pov

Bunyi keyboard dari komputer yang sedang Irene gunakan sekarang terdengar jelas hingga membuat lelaki yang duduk di sampingnya merasa terganggu. Konsentrsinya buyar, bahkan sumpelan tisu yang sengaja ia taruh di kedua telinganya sudah tak berfungsi lagi.

Wajah dingin dengan kulit putih seperti susu milik lelaki itu pun langsung merenggut kesal. Ia dorong kursinya hingga pembatas ruang kerja mereka terlewati dan ia tatap wajah serius Irene yang hanya fokus pada layar komputer.

"Kau akan menghancurkan keyboard jika cara mengetikmu seperti itu! " kursi putar yang lelaki itu duduki kini menghadap Irene yang sama sekali tak menoleh ke arahnya. "Terlalu sayang jika gajimu harus kembali di potong untuk mengganti barang kantor yang kau rusakan! "Lanjutnya sembari memainkan bolpoin di tangannya.

Irene melirik sedikit ke arah taeyong sebelum akhirnya ia jatuhkan kepalanya ke meja kerjanya. Ia mendengus kesal disana sementara taeyong hanya terkekeh kecil melihatnya.

"Aku ingin mendapatkan pujian dari bos dan membawa berita ini menjadi hot news! Aku harus bisa mengalahkan senior-senior menyebalkan itu! " Irene kembali mengangkat wajahnya. Ia mengepalkan kedua tangannya sebelum kembali melanjutkan perkataanya. "Aku ingin menjadi reporter yang bisa bos percaya dengan mewawancarai siapapun bintangnya! Tidak selalu Bintang yang hanya mendapat berita kecil di majalah"

Taeyoong menepuk pundak Irene seperti sedang memberikan dorongan semangat untuk Irene sebelum satu matanya ia kedipkan.

"Sebaiknya kau mentraktir ku makan sekarang! "

"Lagi? "

"Ayolah, aku sudah lapar sekali! " bujuk taeyong yang kini sudah berdiri, bersiap untuk menarik Irene bangun dari duduknya.

"Hei anak muda! Kau hanya menghidupi dirimu sendiri! Kemana uang-uang yang kau hasilkan eoh? "

"Kau kan tahu hutangku banyak! Kajja.. "Taeyong segera menarik tangan Irene dan mereka pun berjalan berdua keluar ruangan kerja mereka.

"Aishh.. Menyebalkan! "Irene menggeleng tak percaya. Meskipun begitu, irene tak pernah keberatan dengan permintaan taeyong. Irene sangat menyayangi sahabatnya itu seperti adiknya sendiri, meskipun usia mereka hanya berjarak satu tahun dimana irene lebih tua darinya, tapi taeyong merupakan lelaki yang sangat dewasa. Terkadang taeyong selalu membela irene jika bosnya itu mulai memarahi irene karena telat deadline mengumpulkan bahan untuk edisi majalah selanjutnya.

__

Irene pov

Namaku bae irene, aku lulusan yonsei university jurusan journalist di seoul. Ayah ibuku hanya orang biasa dan hidup jauh dari hingar bingar kota. Aku hanya hidup sendiri di seoul dan waktuku habis untuk bekerja. Bertemu dengan sahabat-sahabat kuliahku dulu saja sepertinya aku tak punya waktu. Kekasih? Tidak, aku tidak punya kekasih. Dengan pekerjaan seperti ini sulit bagiku untuk memiliki kekasih, bagaimana tidak? Pekerjaan ku sangat berpacu dengan deadline dan aku harus fokus pada pekerjaanku. Jadi rasanya aku juga tidak punya waktu dengan mengikuti kencan buta yang selalu saja ibuku perintahkan padaku.

"Apa kau masih takut memulai dengan seseorang eoh? "Itulah ucapan yang selalu ibuku layangkan padaku.

Aku hanya tersenyum simpul, aku ambil segelas teh hijau yang ibuku buatkan saat ini sebelum akhirnya ku peluk tubuhnya yang sudah nampak tua namun masih sangat sehat dan tentu saja cantik.

"Sebaiknya ibu menginap di seoul. Aku akan pulang cepat! "

"Ish.. Kau ini selalu saja mengalihkan pembicaraan!" membalikan tubuhnya dan kini menatapku, aku tahu mungkin ibuku sedang khawatir padaku. Ia sentuh wajahku sembari menatapku lurus. "Kau tidak perlu takut! Ibu yang salah padamu, seharusnya kau.. "

closer (hunrene)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang