Author pov
Irene melempar begitu saja tasnya di atas sofa begitu pula tubuhnya yang sudah lelah seharian ini. Sejenak saja ia memilih memejamkan matanya, memikirkan nilainya yang semakin menurun lantaran semangat belajarnya yang sepertinya sudah tak ada lagi.
Dulu Irene selalu berpikiran jika ia bisa mewawancarai seorang aktor hebat, ia punya rasa bangga terhadap dirinya sendiri. Namun sekarang berbeda, sejak sehun memutuskan untuk memulai karirnya tanpa Irene, ia merasa seorang aktor itu tidak lagi hebat di matanya.
Untuk apa terkenal jika semua aktor harus menutupi identitas yang sebenarnya? Pikir Irene saat ini.
Pintu rumah terbuka, irene langsung duduk tegak ketika sehun sudah menampakan dirinya. Lelaki itu tersenyum manis menyapa irene meskipun irene hanya memberinya senyuman singkat.
Menghindar adalah cara terbaik bagi irene agar dirinya bisa mengontrol perasaannya terhadap sehun. Irene tidak ingin hanya dirinya yang terjebak dalam permainan konyol mereka. Irene berdiri, mengambil tasnya dan hendak meninggalkan ruang tamu.
"Kau baru pulang bae irene? "Tanya sehun hingga membuat langkah irene terhenti.
"Ya, aku lelah dan ingin segera istirahat! "Jawab irene singkat.
"Aku dengar dari joy, nilaimu menurun? Apa benar begitu? "
Irene memutar kedua bola matanya tanda malas, dasar joy mulut besar! Batin irene kesal. "Bukan urusanmu! "
"Tentu saja ini menjadi urusanku, aku tidak mau di salahkan oleh ibumu jika nilaimu menurun! " oceh sehun, irene membalikan tubuhnya menghadap sehun yang masih berdiri menatap punggung irene.
"Kau tidak perlu khawatir,aku jamin ibuku tidak akan menyalahkanmu, toh pernikahan ini juga akan segera berakhir! " ucap irene setengah menahan tangisnya, gadis itu pun segera berlari memasuki kamarnya lalu mengunci pintunya rapat-rapat, ia hanya bisa berharap sehun tak mendengar suara tangisannya. Yaa, sebaiknya pernikahan ini berakhir saja, toh nyatanya sehun justru mendapatkan apa yang ia mau, yaitu davika.
-----
Sehun pov
Jujur saja ucapan irene semalam sangat menggangguku. Entahlah, aku tak tahu kenapa irene bisa bicara kalau pernikahan ini akan segera berakhir. Kenapa terkesan aku sedang mempermainkannya?
"Oh sehun? Bagaimana dengan kontraknya? Kau setuju? " ucap jongdae, kepala bagian manager para trainee.
"Ehmm.. Ada yang ingin ku tanyakan tuan? " aku menenggak salivaku lebih dulu, aku sebenernya ragu untuk mengatakan ini, tapi sebaiknya aku mengatakan yang sebenarnya saja dari pada nanti aku akan mendapatkan masalah. "Sebenarnya aku.. "
"Ah.. Davika.. "Panggil tuan kim ketika ia melihat davika yang baru saja masuk ke dalam ruangannya. Aku membuang nafasku kasar, baru saja aku ingin berkata jujur padanya namun gagal lantaran davika datang.
Gadis itu memilih duduk di sampingku, tersenyum lebih dulu menatapku kemudian ia kembali menatap tuan kim lurus.
"Bagaimana tuan kim? Apa urusan kalian sudah selesai? "
"Yaa, sehun tinggal menandatanganinya.. Setelah itu sehun resmi akan debut akhir tahun ini! "
Davika menoleh ke arahku seraya tersenyum, "aku akan menjadi orang pertama yang paling bahagia jika kau sukses di awal karirmu" mengambil tanganku, davika seperti sedang menggodaku. Bukankah harusnya aku senang jika melihatnya begitu manis seperti ini? Tapi entah kenapa, aku justru mengingat irene.

KAMU SEDANG MEMBACA
closer (hunrene)
FanfictionTidak ada yang tahu bagaimana tuhan mempertemukan dua insan menjadi pasangan. Takdir membuat sehun dan Irene memiliki ceritanya sendiri. Semua berawal dari kenangan yang menyakitkan namun kenangan itulah yang dapat membuat sehun dan Irene semakin d...