Sehun pov
Melihat davika menjemputku memang cukup mengejutkan, sebab aku tak pernah memberitahunya dimana aku tinggal. Tapi tidak ada salahnya juga jika kita menjadi dekat di saat kami akan bekerjasama nanti, hanya saja aku jadi takut nanti Irene melihat ku bersamanya, apa yang akan Irene pikirkan jika melihat ku dengan davika?
Baru saja aku memikirkannya, irene sudah berdiri tepat di hadapanku bersama dengan seorang lelaki muda, tampan tapi terlihat berantakan. Aku memang sedang menunggunya untuk berangkat bersama meskipun aku ragu pikiran Irene akan baik-baik saja ketika ia melihat davika, benar saja, tatapannya lurus ke arah davika namun tak lama ia tersenyum segaris.
"Maaf aku telat!" ucap Irene sedikit membungkuk.
"Kalian sudah bertemu? "Davika menoleh ke arahku dengan pandangan takjub, mungkin wanita ini tak percaya kalau akhirnya kami akan bertemu.
"Saat ini Irene tengah meliputku secara ekslusif, jadi selama satu bulan ini Irene akan selalu bersamaku.. "Ceritaku dan davika hanya mengangguk mengerti.
"Ah yaa.. Aku sudah yakin kalau kalian bisa saja akan bertemu kembali! "Sahut davika seraya menyentuh tanganku sembari tersenyum.
"Aku akan mengikuti mobil kalian saja. Mulai sekarang aku akan bekerja dengan temanku! " menarik lelaki muda itu, Irene menyuruh lelaki itu untuk mengenalkan diri pada kami. "Kenalkan ini tuan lee taeyong! "
"Ah iya. Halo.. Saya lee taeyong, rekan kerja nona bae! "Ucapnya sopan. Aku hanya mengangguk sembari tersenyum kecil menyapanya. Entah kenapa kehadiran lelaki ini tak membuatku senang.
Setelah berkenalan dan akhirnya Irene memilih pergi bersama rekan kerjanya, mengikuti mobilku sampai menuju studio foto yang menjadi lokasi pertama tujuanku. Sesekali aku menoleh kebelakang karena jujur saja aku penasaran, sepertinya lelaki itu sangat dekat dengan Irene? Aahh.. Aku sebal jika membayangkan kedekatan mereka dan kuharap semua ini hanya perasaanku saja.
"Kau kenapa? Kau cemas melihat Irene bersama lelaki lain? "Sepertinya davika menyadari ketidaknyamananku melihat lelaki muda itu.
"Tidak. Aku hanya merasa tidak enak saja pada Irene! "
"Kenapa? Jangan bilang karena ada aku disini? " davika memasang wajah serius menunggu jawabanku. "Ayolah oh sehun, kita semua sudah dewasa dan berhentilah berfikiran seperti anak kecil! " davika terkekeh sebelum akhirnya aku memilih untuk tidak menjawab pertanyaannya. Pandanganku lebih memilih memperhatikan jalanan yang hari ini cukup lancar.
____
Author pov
Punggung lebar milik sehun mampu menghipnotis Irene. Gadis itu selalu memperhatikan sehun yang tengah sibuk memasak di dapur. Tak pernah Irene pikirkan sebelumnya, kalau sehun akan membuatkannya masakan di saat gadis itu tengah kurang sehat.
Sehun memang lelaki baik meskipun terkadang lelaki itu suka menyebalkan juga. Sehun letakan bubur itu tepat di hadapan Irene yang tengah meringkuk di atas kursi dengan selimut tebal.
"Makanlah selagi hangat, aku hanya bisa membuat bubur saja!" ucap sehun sembari melepaskan apron dan meletakannya di kepala kursi meja makan. "Hari ini kau istirahat saja, aku akan mengabari joy kalau kau sedang sakit dan tak bisa kuliah! " lanjut sehun setelah lelaki itu memilih duduk di hadapan Irene.
Perhatian kecil seperti inilah yang mampu membuat Irene terkadang suka senyum-senyum sendiri. Kalau di pikir-pikir sehun memang bukan lelaki cuek dan ia sangat perhatian padanya meskipun itu hal kecil.
"Kau akan pergi lagi hari ini? "Tanya Irene sembari menikmati sarapan paginya.
"Ya, aku harus menemui seseorang! " jawab sehun santai.
![](https://img.wattpad.com/cover/161794697-288-k995387.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
closer (hunrene)
FanfictionTidak ada yang tahu bagaimana tuhan mempertemukan dua insan menjadi pasangan. Takdir membuat sehun dan Irene memiliki ceritanya sendiri. Semua berawal dari kenangan yang menyakitkan namun kenangan itulah yang dapat membuat sehun dan Irene semakin d...