chapter 8

626 109 33
                                    

Taeyong pov

Biasanya aku selalu berbicara ketika aku sedang bersamanya, namun setelah melihat bagaimana Irene berbicara akrab dengan sehun, aku jadi mencurigainya. Aku tahu, sesekali Irene melirik ke arahku yang tengah fokus menyetir dan saat ini kami hendak kembali ke kantor. Aku rasa ia menyadari perubahan sikapku padanya, aku bukannya sedang menghindarinya karena melihat mereka akrab, hanya saja aku jadi penasaran akan hubungan mereka, pasti ada sesuatu yang sedang Irene sembunyikan dariku. Aku kan teman dekatnya, kenapa Irene tidak menceritakan bagaimana mereka terlihat begitu akrab seperti tadi?

"Kau lapar? "Tanya Irene mencoba membuka perbincangan lebih dulu.

"Tidak.. " kembali hening.

"Bisa kita menepi lebih dulu? "Pintanya dan aku pun menurut begitu saja.

Irene membuka pintu mobil lalu keluar dari sana. Mata ku terus saja menyorotnya yang berjalan ke arah jembatan lalu entah apa yang tengah ia lakukan disana, aku hanya melihatnya sedang berdiri menatap langit yang mulai menggelap.

Aku pun ikut turun, menghampirinya dan berdiri disisinya. Keberadaanku disana pun tak membuat Irene mau menatapku, ia masih saja menatap lurus hamparan sungai di depannya.

"Kau benar, wanita yang pernah ada di majalah itu adalah aku! "Ucapnya dan jujur saja aku pun terkejut akan pengakuannya yang tiba-tiba.

"Maaf, aku tak bermaksud membuatmu tidak nyaman dengan sikapku. Kalau kau tidak ingin menceritakannya, aku mengerti!" jadi merasa tak enak, benar kan? Irene sadar akan sikapku padanya. "Sebaiknya kita kembali ke kantor saja! " aku sentuh tangannya dan hendak ku bawa kembali Irene masuk ke dalam mobil. Tapi Irene justru menolak ajakanku, ia berikan senyumannya lebih dulu sebelum akhirnya wanita itu kembali pada posisi semula.

"Sehun adalah mantan suamiku! " sepertinya mataku sudah hampir mau keluar ketika Irene dengan santai menceritakan masa lalunya, terlebih masa lalu Irene yang sudah menikah. Jadi irene pernah menikah?

"Kau jangan berpikiran jauh, kami menikah bukan karena saling mencintai! Tapi karena kebodohan kami dulu yang beranggapan kalau kami bisa saling mencintai seiring berjalannya waktu, padahal kami tahu kalau kami saat itu sudah menyukai orang lain! "Sembari terkekeh, irene dengan gamblang menceritakan masa lalunya.

"Sudahlah, aku jadi tak ingin mendengarnya! " entah kenapa aku jadi tidak tertarik mendengar ceritanya, ku pikir hubungan mereka tidak sampai sejauh itu. Tidak mungkin kalau mereka tidak memiliki perasaan satu sama lain!

"Kau sudah puas mendengar cerita ku? " irene tersenyum menggoda menatapku. Aku yang masih pasang wajah cemberut pun hanya terkekeh melihat ekspresinya yang kini mulai berubah.

"Aku menyesal mendengarnya! Hatiku terluka mendengar cerita masa lalumu! "

Irene memincingkan matanya tanda tak suka, "jangan menggodaku! Semua itu tidak mempan untuk ku! "

"Kau lupa dengan ucapanmu sendiri? Kau sudah memilihku di banding sehun!"

"Ish. Ya, dan sekarang aku menyesal memilihmu! Sebaiknya kita kembali ke kantor dan menyelesaikan pekerjaan kita hari ini! " irene sudah kembali seperti semula, ia berjalan begitu saja meninggalkanku yang masih saja terdiam melihat punggungnya.

"Yak, kau sengaja memberikan harapan palsu untuk ku eoh? " teriak ku padanya namun irene benar-benar tak mempedulikanku.

Baru saja aku melangkah, ponselku bergetar. Aku diam sebentar mendengar penelpon itu berbicara sebelum aku memilih buka suara "Bisa kau atur ulang schedule kami, aku tak ingin terlalu lama mengerjakan ini!" ucapku pada seseorang yang sudah sangat dekat denganku.

closer (hunrene)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang