chapter 6

638 110 21
                                    

Author pov

Irene membuang nafasnya kasar ketika ia baru saja mendapatkan pesan dari kedua orangtuanya. Ia melirik ke arah sehun yang saat ini tengah duduk di sampingnya. Memangnya irene pikir hanya dirinya saja yang pusing? Sehun pun merasakan apa yang irene rasakan! Sehun tak tahu akan seperti ini jadinya, melakukan apapun bukan berarti ia setuju untuk menikahi irene.

Kedua orangtua sehun memang sudah di hubungi ibu irene, wanita itu menjelaskan apa yang terjadi dan di luar dugaan, kedua orangtua sehun percaya begitu saja. Sehun sudah menjelaskan bahwa tak ada yang terjadi di antara mereka namun kondisi sehun saat pagi itu membuat ibu irene tak percaya begitu saja.

"Apa yang harus kita lakukan sekarang? Aku tak mau menikah di saat usiaku masih sangat muda! "Irene menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Air matanya sudah kering ia rasa.

"Menjelaskan kembali pun percuma karena ibumu tidak akan percaya pada kita! "Jawab sehun lemas.

Irene menoleh ke arah sehun kemudian wajahnya sudah cemberut. Ia pukul tangan lelaki itu keras sampai sehun tersadar dari lamunan singkatnya. "Seharusnya kau tidak tidur di kamarku! Kalau sudah seperti ini kita tidak bisa membela diri! Kedua orangtuaku begitu kolot, jadi tidak akan mudah ia mempercayaimu! "Ucap irene, ingin rasanya irene pergi saja tapi tidak mungkin. Ia hanya mahasiswi berusia 21 tahun, masih banyak mimpinya yang ingin ia capai.

Mungkin berbeda jika lelaki itu adalah lelaki pilihannya, pasalnya yang akan irene nikahi adalah lelaki yang bahkan baru sehari saja bersamanya. Ya tuhan bagaimana bisa kami menikah? Pikir irene tak percaya.

"Sehun? "Suara seorang wanita sukses membuat irene dan sehun langsung menoleh ke sumber suara. Melihat wanita itu, jujur saja ada perasaan kagum. Irene tak percaya kalau di dunia ini ada wanita secantik perempuan yang sedang tersenyum ke arah mereka.

"Dav? " sehun segera berdiri ketika ia melihat davika disana. Tubuhnya yang tinggi menambah kesan anggun pada davika, terlebih busana yang saat ini ia kenakan begitu pas di tubuhnya. "Kau sedang apa disini? "Tanya sehun setelah mereka sudah saling berhadapan.

"Kebetulan aku ada janji dengan salah satu rumah produksi yang akan memberiku kesempatan untuk ikut casting. " davika melirik ke arah irene yang masih saja duduk disana. Mata irene tak berkedip ketika ia melihat wanita cantik itu. "Kau sedang bersama siapa? Pacarmu? " tanya davika pada sehun. Kedua tangan sehun langsung terangkat dan ia goyangkan kedua telapak tangannya seperti sedang mengelak pertanyaan davika.

"Bukan. Dia hanya temanku. Irene, kenalkan ini davika. Senior ku di kampus! " sehun menyuruh irene berdiri dan gadis itu pun ikut berdiri di samping sehun. Merasa minder akan tinggi badan mereka, irene hanya tersenyum simpul lalu cepat-cepat ia kembali duduk.

"Ku pikir dia adalah pacarmu! Ahaa.. Jika benar, aku tak menyangka kau akan menyukai gadis imut sepertinya! " davika terkekeh kecil dan kemudian ia kembali melihat irene. "Maaf aku hanya bercanda! " irene hanya tersenyum kecil meskipun di balik senyum itu ia nampak tak suka dengan ucapan davika. Davika kembali menatap sehun sebelum ia membuka suaranya lagi. "Baiklah, kalau begitu aku permisi dulu! "

"Ya, semoga beruntung untukmu Dav! " ucap sehun lembut dan davika hanya membalasnya dengan seulas senyum cantiknya.

"Aha, apa dia wanita yang kau ceritakan padaku sehun? "Setelah melihat davika sudah menjauh dari mereka, irene pun kini mulai kembali membuka suaranya.

Sehun hanya menggeleng sebelum ia membuka suaranya. "Bukan, kau tidak perlu tahu siapa wanita yang aku maksud! " jawab sehun lirih.

"Benarkah bukan dia? Baiklah, sepertinya kalian dekat? Berarti tidak masalah jika aku memintanya pendapat soal masalah kita! " irene mencoba memancing sehun, dan benar saja, baru saja irene berdiri, tangannya sudah di tarik sehun sehingga gadis itu kembali duduk di sampingnya.

closer (hunrene)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang