chapter 3

831 116 26
                                    

Irene pov

Waktu itu, musim dingin tahun 2013. Aku yang habis menyelesaikan ujian terakhirku kini sedang duduk di salah satu halte bus dekat dengan kampusku. Sembari tersenyum, aku terus saja memperhatikan ponselku. Beberapa pesan singkat yang kekasihku kirimkan sedang ku baca kembali, ia mengajak ku untuk merayakan liburan sehabis ujian ke salah satu desa yang katanya cukup Indah. Aku sudah menjalin hubungan dengannya kurang lebih 3 bulan, hari-hariku dengannya begitu Indah. Minho, choi minho adalah lelaki paling mengerti diriku, ia sangat tahu apa mauku dan selalu mengalah jika kami sudah beragumen. Aku mencintainya? mungkin! Aku pun sama sekali tidak tahu bagaimana perasaan mencintai seorang lelaki, yang aku tahu hanya aku bahagia dengannya sampai pada aku sadar bahwa mencintai seseorang itu memang menyenangkan pada awalnya, namun akan sangat menyakitkan juga.

"Kau tidak ingin ikut merayakan bersama teman yang lain? "Tanya joy, sahabatku di kampus.

Aku yang tengah sibuk merapikan beberapa perlengkapan alat tulisku hanya tersenyum segaris. Aku tarik sleting tasku sebelum ransel itu kini sudah bertengger di punggungku.

"Malam ini aku akan melakukan perjalanan dengan minho oppa ke desa! Kami akan merayakannya bersama! " ucapku santai setengah berbisik dengan joy.

"Uuhh.. Kau serius? Woow bae Irene aku tak menyangka kau akan seberani ini! "Ledeknya dan wajahku seperti terbakar ketika melihat ekspresi wajahnya yang menggodaku.

"Aniyeo, kau jangan terlalu berpikiran jauh! "

Joy hanya tertawa namun tak lama ia menepuk pundak ku. "Bersenang-senanglah! Heemm.. Sayang sekali kau tidak bisa ikut menghabiskan malam ini di pub bersama kami! "

"Berikan salamku pada mereka! Aku pergi duluan ne, bye.. " dengan langkah cepat, aku sudah bergegas dari kelas dan berjalan menuju flat sederhanaku. Tapi rasanya tidak adil jika hanya minho yang akan memberikanku hadiah, aku pun memutuskan untuk mengubah niatku yang kini aku justru menuju jalan padat myundong. Aku ingin membelikannya sebuah hadiah, bukan sesuatu yang mahal tapi berkesan untuknya.

Memasuki toko parfum, aku sudah di sambut salah satu pegawai disana. Aku memilih beberapa parfum recomendednya sampai pada aku memilih salah satu dari pilihannya. Aku rasa aroma kuat dari parfum ini sangat cocok dengan minho yang sangat aktif.

Keluar dari toko dengan senyum sumringah kini lenyap sudah saat aku melihat minho bersama seorang wanita. Aku tak mengenal wanita itu dan dari cara mereka berinteraksi aku yakin hubungan mereka lebih dari sekedar kenalan.
Tak pikir panjang, aku berjalan mendekati mereka lalu melempar kado yang sudah ku bungkus rapih itu tepat ke tubuhnya. Masa bodo dengan pecahan kaca dari botol beling parfum itu. Kedua mata minho melotot tak percaya ketika melihatku disana.

"Ku pikir kau lelaki baik yang pernah ku temui! Aha~ kau benar-benar brengsek choi minho! " dengan kedua mataku yang sudah berkaca-kaca, aku pun pergi dari hadapan mereka. Minho sendiri masih berusaha menarik tanganku agar aku mau mendengar penjelasannya, tapi ku rasa aku sudah tak butuh penjelasannya.

"Dengarkan aku dulu bae Irene! "Ucapnya masih berusaha menahanku.

"Lepaskan! Aku benci dirimu! Jangan pernah lagi kau menggangguku! " kenangan 3 bulan itu lenyap seketika dari bayanganku. Perasaan kecewa dan sakit hati yang kini ada di hatiku tentang lelaki bernama choi min ho.

____

Sehun pov

Aku berdecak sebal kala melihat Davika sedang asik mengobrol dengan seorang lelaki yang ku tahu ia adalah kekasih baru Davika. Seharusnya aku memang tak menyukai wanita populer sepertinya, sehingga sulit sekali untukku mendapatkannya dan lihat saja, aku harus bersaing dengan lelaki kaya dan juga terkenal macam park chanyeol.

closer (hunrene)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang