BAB 1

4.8K 121 4
                                    

Jarum jam berdenting mengalun sendu ditelingaku.menanti setiap detiknya,serasa langit ini akan runtuh.aku tak siap menerima pernikahan ini.

Jika tak mengingat keinginan suamiku,aku lebih memilih ditelan bumi agar tak melihat wajahnya seumur hidup.dia terlalu banyak meninggalkan jejak luka dihatiku.

"Gimana Naf,sudah siap?"gak usah tegang gitu,kan ini pernikahanmu yang kedua,apa masih segugup itu...? "
Ledek si lidya asal,Nafisa hanya mendelik galak,

"coba kamu diposisiku,pasti kamu juga akan ngerasai apa yang aku rasain lid.. "jawabnya jutek

Tanpa diminta pintu kamar terbuka,ayok nduk para tamu undangan dan suamimu sudah nunggu di bawah..

"iya bu.. "ucapnya lesu,dengan tatapan melotot kearah lidya

Nafisa digiring turun oleh ibu dan sahabatnya yang gak tau diri ini,
Nafisa benar-benar kesal dengan sahabatnya, karna tak mengamini keinginannya,untuk membiarkannya tinggal dikamar barang sejenak saja untuk menetralkan rasa yang terasa sesak.

"udah jangan nesu...! Gitu-gitu adik iparmu itu ganteng dibawa kemana-mana gak bakal malu-maluin,inget ini juga amanah alnarhum suamimu..!,iklaskan hatimu untuk nerima dia Naf"ucap Lidya sok bijak,sembari berbisik ditelinga Nafisa.

"hati-hati malam pertamanya jangan terlalu agresif,suamimumu masih perjaka"

Terang aja Nafisa langsung mendengus kesal dengan sahabatnya ini,seenak jidatnya ngasi wejangan kayak gitu.

"diem deh lid,bibirmu udah kayak cocor bebek di comberan,brisik"

Hampir saja tawa lidya pecah,,,saat melihat ekspresi bloon sahabatnya ini.

Tanpa sadar langkah mereka terhenti saat mendengar suara riuh dari para tamu.

"subhanallah... Cantik sekali mantennya"sontak Nafisa mengangkat wajahnya...sembari mengembangkan senyum malu-malunya.

"sini nduk salam dulu sama suamimu"ucap ibu mertuanya,Nafisa hanya menjawab dengan anggukan, sembari menatap suami barunya itu.
Dan si Nugra belagak sopan dan terpukau oleh tampilan istrinya, sembari mengangsurkan tangannya ke Nafisa.

Dengan tangan gemetar dan kikuk,Nafisa menyalami suaminya. Bagai mana gak kikuk orang biasanya suami barunya ini yang mencium hormat tangan Nafisa didepan keluarga dan mas pram.sekarang posisi mereka sudah berbeda.

Setatusnyalah yang menukar paksa posisinya itu.dari adik ipar jadi suami. Dari kakak ipar jadi istri.uh..benar benar membuat keduanya terbelenggu dalam ketidak nyamanan.

🍂🍂🍂🍂🍂

Acara sudah berlangsung,semua tamu undangan sudah meninggalkan kediaman mempelai, tinggallah keluarga inti dari Nugrah dan Nafisa yang masih tersisa.

Di kamar pengantin sang ibu dan ibu mertuanya memberikan wejangan untuk putrinya dan mantunya.

"nduk..! sekaran Nugrah bukan lagi adik iparmu, malainkan suami yang harus kamu patuhi setiap perintah dan nasehatnya yang baik.ingat surgamu ada pada suamimu"ucap sang ibu.
Dan dianggukin oleh Nafisa,setelah itu gantian sang ibu mertuanya menimpali dengan ucapan yang sangat membuat hatinya pedih,

"ibu tau kamu sangat mencintai almarhum pram,tapi kamu harus ingat pernikahan ini atas keinginan terakhirnya nduk,buka hatimu untuk Nugrah,,,jalani pelan-pelan nduk...! "

Air mata Nafisa luluh berderai,mendengar ucapan sang ibu.dengan sesengukan Nafisa berucap

"Naf coba buk,...bantu doakan Naf agar bisa membuka hati untuk Nugrah,dan jadi istri yang baik"ucapnya sesengukan.namun sang ibu menyela ucapan Nafisa

"bukan Nugrah, mas nugrah nduk..!,kualat manggil suami nama aja..tanpa embel-embel mas"sang ibu berucap sembari mengelus lembut rambut Nafisa.

"iya maaf"hanya kata maaf yang ia ucapkan,sembari memeluk kedua orang yang sangat Nafisa hormati ini.

"ya sudah kami pamit dulu...ibu titip Nugrah ya Naf. "

"iya buk"jawabnya lembut,bu tari dan bu sinta beranjak meninggalkan kamar pengantin itu.setelah kepergian orang tua dan mertuanya,kembali hati Nafisa dirundung rasa cangung.

Untuk menghindari Nugrah, Nafisa bergegas kekamar berberes dan membersihkan diri. Tapi ternyata kekamar adalah langkah yang salah.

Saat membuka kamar Nafisa melihat sesuatu yang halal untuk dia lihat,sontak Nafisa membalimkan tubuhnya.

"kalo mau masuk..,masuk aja mbak gak usah sok malu-malu.biasanya juga malu-maluin"

Ucap Nugra ceplas-ceplos.

mendengar ucapan Nugra hati Nafisa terasa dicubit, nyeri bagai mana mungkin suaminya memangilnya dengan embel-embel mbak,Nafisa tau Nugra belum bisa menerimanya sebagai istrinya.

Dengan rasa nyeri Nafisa berlalu begitu saja. Dengan wajah tak bersalah Nugra hanya mencebikkan bibirnya sembari mengangkat bahunya.sembari bekata

"Apa istimewanya mbak Nafisa, sampai mas Pram cinta mati,yang ujung-ujungnya aku yang jadi tumbal seumur hidupnya"

Dengan wajah lelah Nugra membenamkan wajahnya di bantal,sementara nafisa masih asik dengan pikiranya di ruang Tv.,setelah lelah Nafisa kembali memasuki kamar mereka

Dengan tangan gemetar Nafisa mengetuk pintu jamarnya,

"masuk aja mbak gak dikunci"sahut nugra malas

Bafisa masuk dan mendekat keranjang,dan duduk disisi ranjang, dengan penuh kehati-hatian Nafisa berkata kepada sang suami.

"maaf mas,bukan maksudku lancang. kenapa mas memanggilku masih dengan sebutan mbak...? Ucapnya lembut

Nugra menyerengit tidak senang,sembari menjawab ucapan Nafisa

"lah terus aku harus panggil kamu apa..? memang kamu mbak iparkukan..!,lihat tu tampangmu aja udah kayak mbak-mbak"Nugra kembali mencela Nafisa

"tapi mas, saat ini kan aku sudah bukan mbak ipar mas,nelainkan istri mas,bisakah mas panggil Naf dengan sebutan lain...?pinta Nafisa lembut.

"emang kamu mau aku panggil apa..?heran ya baru sehari jadi istri kamu udah banyank nuntut.dengan wajah malas Nugra menjawab

"maaf Naf gak bermaksud begitu. mas bisa panggil Naf, nama aja..!"dengan wajah merunduk Naf mengucapkan kata itu

Tanpa menjawab Nugra hanya menatap dan menelisik wajah Nafisa.

Dengan kesal Nafisa meninggalkan kamar mereka.
Dengan rasa gondok sebakul,Nafisa menenangkan diri dengan menikmati coklat hangat,sambil nonton acara tv,kemudian tatapannya kosong jauh menerawang

"mas,,,kamu sedang apa disana... Naf kangen...!"bulir air mata itu mengalir deras,sekali-kali ia seka air matanya.

Dari pintu kamar Nugra melihat bulir air mata Nafisa.Namun bukanya Nugra mendekat, Nugrah malah masuk kamar dan terlelap tanpa perduli dengan tangis Nafisa

RELUNG HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang