BAB 3

2.1K 89 3
                                    

Nafisa terbangun,nyawanya belum kumpul sepenuhnya,dengan mata yang mengerjap cantik,Nafisa baru sadar jika dia tertidur di gazebo

Dengan berlahan Nafisa bangkit dari posisi baringnya,buru-buru masuk rumah,tibanya di dekat ruang makan,Nafisa dikejutkan oleh Nugra yang menatapnya menyelidik

"mas udah pulang...,? maaf Naf ketiduran.ucapnya lembut dengan menundukkan wajahnya.

"em...ya mbak..!"jawabnya singkat

"mas mau langsung makan...?"

"ya..boleh"jawab Nugra

dengan sigap Naf menyendokkan nasi untuk suaminya.

"mau cumi gorengnya mas..? "tawar Nafisa ke Nugra

"gak usah mbak cukup ini aja,emang mbak Nafisa lupa aku gak suka cumi,..!!"

Rasanya sesak jikala Nugra masih memanggilnya mbak

"mas aku bukan kakak iparmu,aku istrimu mas, sampai kapan kamu mau kayak gini ke aku? "ucap Nafisa lembut, sembari menahan sesak"

Nugra menatap Nafisa lekat-lekat

"terus maunya mbak apa..? "nugra berucap sembari berjalan mendekat Nafisa.dan berhenti dibelakang Nafisa,dengan lembut Nugra memutar punggung Nafisa,kemudian berbisik ditelinganya

"apa aku harus panggil mbak dengan panggilan sayang"seketika tubuh Nafisa menegang, dan suaranya tercekat

"tidak perlu,mas cukup panggil Naf  tanpa harus ada kata mbak"

suara Nafisa terdengar berbisik ditelinga Nugra. Yang membuat Nugra jengah.rasa kesal terus bertahta di hati Nugra...entah sampai kapan Nugra akan terus bersikap seperti ini.

"heem...!sapa juga yang mau panggil mbang dengan sebutan itu, karna mbak gak pantas aku panggil dengan sebutan kayak gitu...karna aku gak mungkin bisa nyayangi barang bekas kilaf aku kalau aku manggil mbak pake sayang"
ucapan Nugra melecehkan,sembari menelisik wajah Nafisa,disana terpampang jelas raut kesedihan,tapi apa perdulinya.

Nafisa tak menanggapi ucapan mantan adik iparnya itu.Nafisa hanya tersenyum,namun senyum itu tergambar jelas senyuman hambar penuh dengan kegetiran.

"khilaf kamu bilang...tega kamu mas..! "

"dimana letak tegaku,mbak harus ingat,kita ini terikat mbak dan adik ipar,lagi pula aku gak berminat,walau hanya sekedar nyayangin mbak, apa lagi kalau bercinta dengan mbak iparku sendiri,itu mustahil karna aku gak doyan barang bekas..! "ucapnya mencemooh.

Dengan sabar dan menahan rasa sakit nafisa hanya bisa beristigfar dalam hati,karna ucapan itu begitu terdengar kasar  hinga menghujam jantung Nafisa,rasanya ia ingin terjun saja ke laut untuk menenggelamkan diri dan hati yang patah.jika tak mengingat amanah dan kebahagiaan almarhum suaminya,ingin rasanya Nafisa mengakhiri semua ini.namun apa daya iya tak mampu. Dengan merendahkan harga dirinya Nafisa berucap dengan ketulusa.

"beri Aku kesempatan untuk menjalankan permintaan terakhir mas pram mas,biarkan aku menjalankan tugasku sebagai istrimu, dengan melayanimu layaknya seorang istri"

ucapan itu terdengar lirih,memohon sesuatu yang mungkin tak akan pernah ia dapatkan dari suami barunya

Nugra tercenung oleh ucapan Nafisa, sehingga Nugra tak mampu menjawab permintaan Nafisa.

"Aku sudah kenyang"dengan kasar Nugra melapas sendok ditangannya, hingga terdengar benturan sedok dan piring yang cukup keras.dengan wajah penuh amarah nugra meninggalkan meja makan.ia kecewa dengan permintaan Nafisa,ia tak habis pikir jika Nafisa akan berkata seperti itu.

Sementara Nafisa terjengit kaget,ia tak menyangka jika Nugra begitu tak menginginkannya.kepalanya tertunduk lesu sementara air matanya mulai berjatuhan berpacu dengan degup jantung yang kesakitan.

Sampai di kamar Nugra terduduk diatas sofa, ia kembali merutuki mulutnya yang teramat pedas seperti cabai..itulah sifat Nugra yang selalu asal saat bicara,tanpa memikirkan akibatnya.setelah itu baru menyesal. ia hela nafas sembari menyugar rambutnya

"jadi pernikahan ini hanya sebatas permintaan terakhir mas pram baginya..! Perempuan macam apa dia..!"dengan frustasi Nugra berkata dalam hati,yang diliputi penuh amarah.

Disini dikamarnya,Nafisa terbaring dengan posisi meringkuk seperti anak kucing.bahunya berguncang karna tangis pilu.

"aku bodoh,selalu berharap lebih dari iparku.akibat kebodohan itu aku selalu dipandang rendah olehnya...?"Nafisa membatin dengan sejuta kegundahan.perkataan Nugra amat sangat membuat dirinya hina...!

Harusnya aku sadar, cinta itu tidak pernah ada untukku,percuma meskipun aku memanfaatkan amah mas pram,untuk bisa dekat dengannya,itu hanya mimpi yang sia sisa...tapi siapa sebenarnya wanita yang berhasil menjadi bidadari pujaannya selama ini...?

RELUNG HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang