* Jangan lupa vomment *
Welcome to Oasis world
.
.
.
.
.Pagi ini menjadi pagi yang berat bagi Lisha, dirinya tidak sengaja terbangun di lantai kamarnya karena menangis semalaman. Kepalanya sangat pusing sehingga ia harus terpaksa untuk membersihkan diri. Rasanya ingin beristirahat, tetapi rumah ini bukan lah tempat yang nyaman baginya.
Setelah membersihkan diri dan memasak sarapan untuk ibunya, ia segera melangkahkan kakinya menuju halte bus untuk berangkat ke sekolah. Soal sarapan? Ia sedang tidak nafsu untuk memakan apapun sekarang, Mungkin ini jadi hari yang kurang menyenangkan bagi Lisha.
"Sha!" Panggil Raina yang sudah semangat menghampirinya.
"Eh lo kok pucet gini? Astaga badan lo panas gini ngapain masuk sekolah sih." Lisha masih diam ketika Raina memegang keningnya.
"Gue ngga papa."
"Kalo nggak kuat bilang gue ya." Lisha menganggukkan kepala pelan lalu mengalihkan pandangannya hingga tak sengaja menatap Bryan yang kini tengah memperhatikan gadis itu dalam-dalam.
Sedangkan Bryan yang baru saja masuk kelas sudah mendengar seruan Raina pada gadis itu.
Sakit lagi?
Ngapain aja dia sampe sering sakit?
Batinnya.
Bryan menatap ke arah gadis itu dalam-dalam, ia melihat wajah pucat dan kondisi badan yang tidak layak untuk diajak menguras otak hari ini. Tak lama ia tersadar dan merasa dirinya terlalu berlebihan melihat gadis itu, ia pun segera duduk dan mengalihkan pikirannya.
"Oi, Bry!" Teriak David pada Bryan.
"Apaan?" Tanya Bryan setelah duduk di bangkunya.
"Nanti kita ke rumah lo ya." Ujar Randy.
"Ngapain?" Andre mengangkat ponsel nya.
"Push rank." Bryan hanya mengangguk.
Kelas masih ramai, guru tidak datang ke kelasnya begitu pun kelas lain. Bryan sempat mendengar dari loudspeaker sekolah, terdengar suara Bu Rini yang mengumumkan bahwa seluruh guru akan melaksanakan rapat hingga tengah hari nanti.
"Langsung cabut rumah Bryan aja ayo." Ajak Andre tanpa merasa bersalah sedikitpun di depan ketua osisnya.
"Bego lo, ndre? Kek lo ngga tau aja sebelah ketua osis." Ujar Randy sambil terkekeh, sedangkan Bryan hanya menatapnya Andre tanpa ekspresi.
"Eh, Bry." Panggil Randy tiba-tiba.
"Lisha kenapa tuh pucet banget." Lanjut Randy sambil melihat Lisha yang berjalan dengan gontai.
"Terus?" David mendengus melihat balasan Bryan.
"Ya elah. Tolongin lah dia."
"Dia juga udah ada temen." Ujar Bryan acuh.
"Kan disuruh jagain sama pak botak." Seketika Andre terkekeh.
Brak!
Seisi kelas terkejut dan mengarahkan pandangannya ke arah Lisha yang hampir saja jatuh. Untung saja gadis itu menabrak loker yang berada di sisi sampingnya dan memilih untuk berpegangan kuat dengan keadaan duduk.
Semua diam. Tidak ada yang menolongnya.
"Bry, bantu elah. Lo beneran ketua osis kan?" Bisik Andre dengan nada menggodanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oasis
Romance"Gue bukan cinderella nya lo. Kayak dongeng in anak kecil aja." - Alisha Elvarette - "Kalo lo bukan cinderella nya gue, berarti lo itu sumber ketenangan gue." - Bryan Ivander Arkharega - © 2018