Selamat membaca dan mendengar
Jangan lupa vomment yaa
.
.
.
.
.
.
.
."Sha—" Bryan yang ingin melanjutkan sapaannya itu terhambat karena seseorang sedang berada didepan gadis itu.
"Eh, Bry? Kenapa?" Tanya Lisha setelah menengok ke arah Bryan yang hanya diam menatap ke arah orang itu.
"Sha, lo lupa gue?" Tanya seseorang itu membuat Lisha melihat ke lelaki yang memanggilnya tadi.
Lisha diam lalu menggelengkan kepalanya tak percaya dan berbalik untuk menghampiri Bryan karena tidak ada pilihan lain, tetapi tangannya ditahan oleh lelaki itu.
"Dengerin gue, gue bisa jelasin semuanya." Bryan mengangkat alisnya ketika lelaki itu menahan tangan Lisha.
Pake acara pegang-pegang juga itu orang.
Batin Bryan kemudian melihat ke arah Lisha yang meronta.
"Lepas." Ucap gadis itu pelan dan berusaha melepas genggaman tangan lelaki itu.
"Nggak, lo harus dengerin penjelasan gue, plis." Ucapnya mantap.
Tidak ada pilihan lain bagi Bryan, ia segera menghampiri lelaki itu dan melepaskan genggamannya dari Lisha.
"Dia nggak mau, nggak usah maksa." Ujar Bryan dengan nada dinginnya lalu menarik Lisha masuk ke kelas.
"Lo siapanya?" Tanya lelaki itu yang memberhentikan langkah Bryan dan Lisha.
Lisha merasa kesal dengan pertanyaan lelaki itu, ingin ia menjawabnya langsung tetapi kalah cepat dengan Bryan.
"Lo juga siapanya?" Tanya Bryan kembali ke arah lelaki itu lalu memasuki kelas.
Bryan duduk di bangku Raina sedangkan Lisha duduk dibangkunya sendiri, kelas masih terasa sepi. Kemungkinan teman-temannya memilih untuk pergi ke kantin dulu.
"Sha." Panggil Bryan sambil meminum sisa air yang ada di botol milik Lisha.
"Apa?" Gadis itu melihat ke arah Bryan.
"Obatin." Ucap Bryan yang memperlihatkan luka gores di lengannya.
"Ada anak PMR sama UKS." Ujar Lisha.
"Gue minta tolong ke lo kemarin buat bawain tas obat dan dipake ketika butuh. Sekarang gue butuh dan ngga perlu jauh-jauh ke UKS." Balas lelaki itu.
"Ngga mau gue—"
"Gue minta tolong." Ucap Bryan menekankan kata-katanya kembali.
Lisha pun menghela napasnya, "udah lo bersihin? Ngapain aja lo di lapangan?" tanya gadis itu sambil mengambil tas kecil pemberian Bryan, seketika lelaki itu tersenyum tipis.
"Bryan." Panggil Gadis itu karena Bryan hanya diam.
"Ya tadi kesandung pas main terus jatuh, udah gue bersihin dikit." Lisha menganggukkan kepalanya lalu segera mengobati luka Bryan.
"Sha, besok lo kuat main voli?" Ucap Bryan yang membuat Lisha berhenti mengobati lukanya.
"Kuat-kuat aja, kenapa?" Ujar Lisha lalu menatap ke arah Bryan.
"Buka telapak tangan lo." Lisha pun menuruti.
Melihat luka yang sudah sembuh, Bryan pun menatap gadis itu. "Yaudah besok gabung." Lisha pun mengangguk.
"Udah." Ujar Lisha lalu membereskan obat-obatnya.
"Lo pucet. Sakit?" Tanya Bryan.
"Kurang tidur aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Oasis
Romance"Gue bukan cinderella nya lo. Kayak dongeng in anak kecil aja." - Alisha Elvarette - "Kalo lo bukan cinderella nya gue, berarti lo itu sumber ketenangan gue." - Bryan Ivander Arkharega - © 2018