A/N
Selamat membaca, luvs
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Lisha melangkahkan kakinya menuju kelas dengan ritme yang cepat, ucapan Bryan beberapa waktu lalu membuatnya bungkam cukup lama.
Apa Bryan..
"No, Alisha." Gumam Lisha pelan menghapus pemikiran aneh.
"Kak Lisha?" Panggil seseorang tepat di depan kelas membuat Lisha menolehkan kepalanya.
"Aubry?" Gadis itu mulai tersenyum licik.
"Ternyata lo masih disini? Mama nyariin tuh ngga usah ngelawan deh." Ujar Aubry sembari melipat tangannya.
"Ya, gue masih disini dan gue ngga akan kembali." Ucap Lisha sembari menatap adiknya datar.
"Oh, udah ngelawan lo sekarang?"
"Ngga ngelawan sebenernya, gue cuma pingin hidup tenang."
"Lo.." Ujar Aubry yang sudah mulai emosi.
Tiba-tiba Bryan mendekati Lisha dan melihat ke arah Aubry, "kenapa?"
Aubry baru tersadar ternyata lelaki yang pernah mengantar kakaknya itu adalah seorang most wanted di sekolah ini, "e-eh? Kak Bryan ya?"
"Ada urusan apa lo sama dia?" Tanya Bryan to the point.
"Ngga kok kak, cuma urusan keluarga." Ujar Aubry dengan wajah yang berpura-pura baik.
Bryan hanya melihat sekilas ke arah Aubry lalu segera membawa Lisha masuk ke kelas. Gadis itu menghela napas, sepertinya ia tidak akan aman selama di sekolah ini karena sudah ada Aubry yang memantaunya.
"Lo diapain tadi?" Tanya Bryan ketika Lisha sudah duduk di tempat duduknya.
"Ngga ada, cuma bicara aja." Bryan mengangguk lalu duduk di sebelah Lisha.
"Ngapain lo?" Tanya Lisha dengan raut wajah yang heran.
"Duduk." Jawab Bryan singkat.
"Bry minggir ini tempat duduk gue." Ujar Raina yang baru saja dari luar kelas.
Bryan menunjuk ke arah bangku kosong di sebelah Andre, "mumpung David pindah di sebelah Randy, lo sama Andre." Ujarnya santai.
"Ih mana bisa!" Protes Raina.
"Udah sana." Usir Bryan membuat Raina kesal.
"TERUSKAN, MBING!" Sindir David ke arah Bryan.
"TUMBEN LO?" Sindir Randy pula.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oasis
Romance"Gue bukan cinderella nya lo. Kayak dongeng in anak kecil aja." - Alisha Elvarette - "Kalo lo bukan cinderella nya gue, berarti lo itu sumber ketenangan gue." - Bryan Ivander Arkharega - © 2018