[ 7 ]

169 42 22
                                    

Jangan lupa vomment sayang
.
.
.
.
.

"LISHAAKUUUU!" Teriak Raina yang berlari ke arah Lisha.

"Lo kok bisa sih pulang sama si Bryan? Lo utang cerita banyak ke gue."

"Dia cuma ngajak gue." Ucap Lisha lalu membaca buku biologi yang dibawanya.

"Jangan-jangan Bryan suka lo?" Seketika Lisha menghentikan kegiatan membacanya.

"Jangan aneh-aneh."

"Apa lo yang suka sama dia?" Tanya Raina sambil mengembangkan smirk nya pada gadis itu.

"Makin ngaco lo." Ketus Lisha lalu melanjutkan membacanya.

"Tumben banget deh Bryan kayak gitu ke lo, ke cewe lain aja nggak pernah." Ujar teman sebangkunya membuat Lisha menutup bukunya.

"Emang dia kayak gimana?" Lisha kini menatap Raina dengan wajah datarnya.

"Ke kantin aja yuk gue traktir sama ceritain sesuatu." Gadis itu menurut saja lalu melangkahkan kakinya menuju kantin sekaligus memesan makanan.

"Gini deh, Bryan itu cowo yang nggak pernah diraguin guru apalagi temennya. Akademik bisa, seni bisa, olahraga bisa, jadi pemimpin bisa, dia itu banyak dikagumin cewe disini. Gimana nggak deh? Selain serba bisa dia itu keturunan marga Arkharega yang crazy rich nya ngga ketolongan." Ucap Raina, sedangkan Lisha hanya mengangguk sambil mengunyah baksonya

"Dia nggak pernah nyeret cewe kayak lo kemarin, nggak pernah gendong cewe ke uks kayak lo, nggak pernah care sama cewe manapun kecuali lo, apalagi masukin barang apaan tuh kemarin."

"Kemarin gue curi-curi pandang aja nih ke dia pas lo dateng ke kelas, yang wajah lo pucet itu. Gue yakin dia tertarik sama lo, wah gila tatapan dia dalem se-dalem Palung Mariana." Kekeh Raina lalu memakan baksonya.

"Ngaco lo."

"Eh, kalo lo diganggu Frylla berkabar aja, agak ngeri gue kadang." Lisha menatap ke arah Raina.

"Kenapa emang?" Raina menghembuskan napasnya.

"Menurut gue nih ya, dia kalo bully orang udah keterlaluan. Asal lo tau aja tahun lalu ada cewe yang sampe pingin bunuh diri gegara suka sama Bryan doang." Ujar Raina sembari mencondongkan badannya.

"Gegara suka doang?" Tanya Lisha lalu menggelengkan kepalanya.

"Gue nggak paham sama itu anak, kurang perhatian kali." Lisha hanya mengangguk setuju, sesekali ia melihat suasana kantin yang ramai hingga matanya bertemu dengan Frylla.

Panjang umur.

"Panjang umur banget deh dia datengin kita sih kayaknya, Sha." Ucap Raina memutar bola matanya malas.

"Gila. Lo beneran cari perhatian ya sama Bryan?"

"Nggak usah sok-sok an deh kalo sakit! Caper amat! Palingan bohongan juga." Bentak Frylla sambil menatap tajam ke arah Lisha.

"Lo suka sama Bryan? Please ya, lo nggak akan semudah itu. Lo harus berhadapan sama gue dulu!" Terlihat raut wajah Raina berubah begitupun suasana kantin yang mulai hening karena kejadian ini.

"Lo pingin hartanya doang kan? Ngaku lo!"

"Bisa nggak sih nggak ganggu dia? Dia belum sehat loh." Ucap Raina sambil berdiri di hadapan Frylla.

"Lo siapa sih?! ganggu gue banget dari kemarin-kemarin. Gue ngomong sama cewe perebut ya." Ucap Frylla menatap tajam ke arah Lisha lalu menyilangkan tangannya.

OasisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang