[ 13 ]

155 32 12
                                    

Selamat membaca!

.

.

.

.

.

.

.

.

"Bry, please biar gue nyusul orang itu. Dia mirip sama ayah gue." Bryan mendudukkan gadis itu lalu menatapnya.

"Udah mau malem, itu daerah yang bahaya, Lisha. Ini alam, perlu lo inget." Ujar Bryan sedangkan Lisha mulai meneteskan air matanya untuk pertama kali di hadapan lelaki itu.

Kutuk hamba, ya tuhan.

Batin Bryan ketika Lisha menangis.

"Sorry." Ucap Bryan sambil mengusap pundak Lisha.

"Lo bisa cerita ke gue kalo butuh." Lanjutnya.

Setelah Lisha menceritakan semua yang di alaminya selama ini, membuat Bryan terdiam. Tangannya luka? Pipinya membiru? Bahkan ketika ia melihat Lisha ditampar langsung oleh Fakhra adalah hal yang benar-benar terjadi? Sedangkan Lisha sudah terisak sedaritadi. Tanpa berkata apapun Bryan segera memeluk gadis itu kembali.

"Gue paham, Sha." Ujar Bryan sembari mengusap kepala Lisha, gadis itu masih terisak di pelukannya.

Damn, i'm in love with you, Sha.

Kalo caranya begini.

Batin Bryan.

"Gue bisa bantu buat cari ayah lo." Bisik Bryan di telinga Lisha.

"It's okay, yang penting lo tenang dulu sekarang." Lanjutnya sembari melepaskan pelukan lalu menekan kedua pipi Lisha, seketika gadis itu tertawa kecil dengan sisa air matanya.

Setidaknya Bryan bisa menghibur Lisha.

"Thanks, Bry." Ujar Lisha sambil mengusap air matanya sedangkan Bryan masih tertawa.

"Bry, lepasin." Seru Lisha dengan pipi yang masih ditekan oleh lelaki itu.

"Mager gue." Ucap Bryan dengan cepat Lisha mencubit pinggang lelaki itu dan meninggalkannya pergi.

"Aduh! Berani juga lo!" Teriak Bryan yang menyusul Lisha sambil meringis.

"Ngga tuh." Seru Lisha lalu mempercepat langkah kakinya.

"Wey pacaran mulu lo berdua." Teriak Andre yang datang bersama Randy dan David.

"Acara api unggun mau mulai tuh." Ujar Randy.

Bryan menghela napasnya pelan, "oke." Lelaki itu segera melangkahkan kaki meninggalkan temannya termasuk Lisha.

***

Lisha sudah duduk di lingkaran bersama lainnya, acara api unggun memang belum di mulai karena menunggu seluruh temannya berkumpul. Raina sudah diculik oleh Andre sedangkan dirinya masih sendirian, udara sekitarnya lebih terasa dingin ketika malam sehingga ia merapatkan jaket milik Bryan di tubuhnya.

"Kasih jaketnya ke gue." Ujar Frylla yang sudah berada di depan Lisha.

Lisha menutup matanya sebentar, "Apa sih, Fryl?"

OasisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang