"Mataku tidak salah lihat 'kan?"
"Tidak."
"Itu benar Chanyeol 'kan?"
"Hm.."
Yoora dan Irene berjalan berdampingan selepas mereka mengikuti dan memperhatikan apa yang Chanyeol lakukan ketika mendapati kenyataan bahwa Baekhyun masih berada di tempat mereka latihan sejak siang hingga malam ini, dan kali ini mereka berdua kembali mempertanyakkan penglihatan mata masing – masing hanya karena melihat sebuah kejadian yang sangat tidak terduga.
Chanyeol mencium Baekhyun, dan bila perlu diperjelas dimana ciuman itu dilakukan, keduanya mengingat dengan jelas pergerakkan wajah Chanyeol yang mendekat pada wajah Baekhyun disana. Chanyeol bukan hanya mencium kening atau bagian pipi dari gadis berukuran mungil itu, bibir pria itu mencium dan melekat erat pada bibir Baekhyun dan kedua wanita yang melihat semua itu jelas melihatnya dengan sangat jelas.
"Aku..." Irene berucap lirih, menahan kalimat yang akan ia ucapkan, pandangannya menatap kosong kedepan sama halnya dengan Yoora yang berada disebelahnya dan entah mendengarkan Irene disana atau tidak. "...tidak bisa berkata apapun. Aku akan beranggapan tidak melihat kejadian tadi."
Irene melanjutkan ucapannya dengan keyakinan penuh seirama dengan langkahnya, perlahan – lahan bergerak menyusuri lantai dirumah itu. Lain halnya dengan Yoora yang secara tiba – tiba menghentikkan langkahnya, raut wajahnya bukan lagi kekosongan akan rasa terkejut dengan apa yang Chanyeol lakukan didalam sana sebelumnya, melainkan kini tengah menunjukkan raut wajah penuh pemikiran hasil kerja otaknya.
"Irene.." ia memanggil, membuat Irene tersadar tengah meninggalkan Sang Lady dan menghentikkan langkahnya."Ya?"
"A-aku penasaran akan hal lain.."
"Hm?" Irene mengernyitkan alisnya merasa bingung dengan apa yang coba disampaikan oleh sang Lady.
"Aku penasaran.. apakah menurutmu.. Chanyeol benar – benar tidak ingat siapa Baekhyun?" Dan rentetan kalimat yang diucapkan Yoora seakan – akan menyadarkan keduanya.
Bagi Yoora saat ini, pernyataan Chanyeol yang tidak mengingat siapa Baekhyun adalah hal yang tidak wajar mengingat pria itu tidak pernah mengalami luka serius pada kepalanya hingga mengakibatkan amnesia atau pun hal yang bisa menghilangkan ingatannya sebagaian.
"Apa menurutmu Chanyeol benar – benar tidak ingat siapa Baekhyun?" lagi Yoora mengulang. "Apa Ia tidak mengatakan apapun ketika kalian menunjukkan rekaman cctv yang menayangkan Baekhyun dan Sunyoung masuk ke Black House saat itu?"
Irene menggelengkan kepala, "Ia tidak mengatakan apapun ketika kami memperlihatkan tayangan itu, dan ketika Kris mengatakan bagaimana Baekhyun membunuh Chen saat itu dan juga kabur ketika Phoenix mulai mengepung Black House.. Chanyeol hanya diam dan mendengarkan semua penjelasan yang dikatakan padanya." Irene melanjutkan.
"Baekhyun menyebutkan nama Chanyeol sebelum ia hendak membunuhnya." Yoora mengkoreksi, "Kau ingat? Kris mengatakan Baekhyun menanyakkan apakah Chanyeol hidup atau tidak karena Sunyoung yang mengatakan pada Baekhyun, ia membunuh Chanyeol."
"Ya, aku masih ingat, Lady. Dan karena itulah Chanyeol menembak Baekhyun, dan membawanya ke Markas lalu memerintahkan agar kami menyiapkan pengganti mayat Baekhyun, dan membuangnya pada tempat yang jauh agar Sunyoung yakin bahwa Baekhyun sudah dihabisi oleh Phoenix."
Mereka berdua saling berhadapan dengan kedua tangan terlipat didada, memikirkan kembali potongan – potongan kejadian yang sudah berlalu beberapa hari yang lalu.
"Dan ketika Baekhyun tersadar, gadis itu bukan lah menjadi Baekhyun seperti sebelumnya, dan hanya Chanyeol yang tahu bahwa Baekhyun memiliki alter-ego." Irene mengingatkan kembali, saat dimana mereka mendapati Baekhyun yang tersadar pada ruangan di Markas Militer saat itu. "Dia memberontak.. dan kita tidak ada yang tahu.. namun aku mengingat jelas.. Chanyeol-lah yang mengatakan bahwa saat itu adalah alter-ego Baekhyun... dan aku ingat bagaimana Chanyeol mengatasinya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
FOUR
RandomMafia dan Anti-Mafia. Revenge is everything, but how about Love. FOUR?