"Kau benar baik - baik saja?" entah ini sudah berapa kali Chanyeol melayangkan pertanyaan yang sama terhadap Baekhyun. Pria itu merasa khawatir dan juga tidak tenang karena sekembalinya Baekhyun dari rest room, pipi wajah gadis itu merona dan tak mau menatap pandangan matanya. Ia takut Baekhyun mungkin sakot atau merasa tidak enak badan.
Acara makan bersama telah usai, namun Phoenix berhak mendapatkan pesta lainnya dan karena itu Chanyeol melanjutkan pesta kecil - kecilan ini pada sebuah bar & karaoke di Hotel yang sama.
"Kalau kau lelah, kita bisa istirahat dulu di kamar hotel ini, Aku sudah membuka kamar untuk kita dan yang lainnya." Chanyeol kembali berbisik, berharap kali ini Baekhyun bisa menjawab segala rasa kekhawatirannya karena gadis itu terlalu singkat menjawab segala pertanyaannya, bahkan tak jarang hanya sekedar gerakkan kepala yang mengangguk atau menggeleng.
"Baekhyunnie.." Chanyeol melingkarkan tangannya pada pinggang Baekhyun, menarik gadis itu lebih dekat dengan tubuhnya. Baekhyun menoleh, meskipun masih menunduk tapi dia bisa merasakan deru nafas Chanyeol di samping wajahnya. "Katakan, kenapa kau diam saja daritadi.. kau sakit?"
Tangan Chanyeol mengusap pipi wajahnya lalu meletakkan telapak tangannya pada kening Baekhyun, hal itu membuat Baekhyun tersenyum lebar, matanya menyipit layaknya bulan sabit.
Tatapan keduanya saling beradu, gadis mungilnya tersenyum malu - malu, seakan - akan meledek ai sang dominan yang sedari tadi terlihat jelas khawatir dan bahkan merasa gelisah.
"Aku baik - baik saja.." akhirnya, Baekhyun menjawab dengan suara berbisik. "Aku hanya malu.." sambungnya lagi.
"Kenapa? Kau tidak nyaman?"
Baekhyun menggeleng, "Hanya merasa malu.."
Chanyeol mengernyitkan alisnya, masih menuntut sebuah penjelasan yang bisa ia terima atas perubahan sikap Baekhyun. Gadis itu kembali menikmati apa yang menjadi pemandangannya dihadapannya, para pria - pria Phoenix menggila menikmati acara berminum dan bernyanyi - nyanyi tak beraturan didepannya. Terkadang ikut tertawa, bertepuk tangan dan bergerak ke kanan dan ke kiri mengikuti alunan musik dari lagu yang dinyanyikkan oleh para pria disana.
Selang beberapa waktu kemudian, Irene menghampiri, berbisik begitu dekat disamping Chanyeol, menyampakain sesuatu hal yang cukup membuat rasa ingin tahu Baekhyun meluap begitu saja.
Setelah Irene keluar dari ruangan, Chanyeol kembali menoleh pada Baekhyun, bukan untuk bertanya mengenai tatapan gadis itu yang tersirat rasa ingin tahu, Chanyeol malah memberikan senyuman lebar.
"Ayo.. biarkan mereka menikmati berpesta semalaman." Chanyeol beranjak bangun, sedikit berteriak menyampaikan bahwa dirinya akan pergi dan meninggalkan anggota Phoenix lainnya berpesta. Tentu saja mereka membalasnya dengan teriakan gembira diiringi sedikit godaan mengenai malam pertama yang lantas membuat Chanyeol menatap tajam dan juga sinis. Lain hal dengan Baekhyun, gadis itu kembali menunduk menahan malu yang luar biasa.
Tangannya digenggam begitu erat sementara pinggangnya direngkuh oleh lengan besar Chanyeol, mereka berjalan berdampingan diikuti Kris dan Irene yang entah sejak kapan mulai mengikuti. Baekhyun sempat melirik ke arah mereka berdua meskipun sebentar lalu kembali menatap ke arah depan.
Chanyeol membawanya masuk pada sebuah lift, Kris yang menekan tombol lantai dan Irene tetap berada disamping Kris, keduanya seakan - akan membuat benteng pertahanan dan persembunyian untuk Chanyeol dan Baekhyun yang ada dibelakangnya.
"Lantai berapa?" Chanyeol bertanya mengarah pada kedua Executive didepannya.
"38."
"Suite, dan satu lantai itu sudah disterilkan." Irene menambahkan. "Phoenix akan berada di dua lantai dibawah. Aku sudah membagi tugas siapa - siapa yang berjaga untuk malam ini."

KAMU SEDANG MEMBACA
FOUR
De TodoMafia dan Anti-Mafia. Revenge is everything, but how about Love. FOUR?