08
"…Kita tidak mungkin mencari Apartemen untukmu di daerah Gangnam, itu terlalu mencolok dan Sunyoung akan mencurigai latar belakang keluargamu nantinya."
"Betul sekali!" Kris menyetujui ucapan Irene.
Para Anggota Phoenix, keseluruhan anggota, tengah membicarakan rencana yang sudah disetujui Pimpinan mereka untuk bisa masuk dibawah kuasa Sunyoung yang mana tentunya mereka manfaatkan sebagai penyerangan besar pada akhirnya.
Pada awalnya Chanyeol hanya akan menjadikan dirinya sebagai umpan agar anak – anak buah Sunyoung mencarinya dengan susah payah dan tentunya melibatkan sedikit perkelahian kecil dengan beberapa anggota Phoenix. Mereka mengharapkan satu per satu anak buah Sunyoung dihabisi dan tentunya memudahkan penyerangan utama pada Boss-nya. Rencara awal disetujui, kini mereka melanjutkan perincian rencana lainnya. Bagaimana Chanyeol akan tinggal di luar sana seorang diri, membuat background personal dan juga persiapan lapangan yang mana melibatkan semua tim dari divisi yang dimiliki Phoenix.
"Aku tidak mengijinkanmu pergi saat ini." sementara mereka tengah mengurutkan perincian misi satu per satu terdengar suara lain bergabung dan itu adalah kalimat perintah diucapkan oleh Yoora saat dirinya masuk kedalam ruangan kerja Phoenix.
Semuanya secara serentak terdiam dan menghentikkan perdebatan, Irene dan Kris yang sebetulnya orang tertinggi kedua dari organisasi gelap itu bahkan terdiam dan menunduk tak berniat membantu Chanyeol yang tengah diajak bicara oleh kakaknya.
"Bila kalian semua yang menjalankan misi ini.. itu tidak masalah. Tapi aku tidak mengijinkanmu untuk berada di luar Safety House. Apalagi mengijinkanmu untuk tinggal diluar seorang diri—Big No Park Chanyeol! Kau harus berada dirumah ini!" Yoora menunjuk kearah Chanyeol lagi.
"Bagaimana misi ini bisa dijalankan sementara aku tidak kau ijinkan untuk berada di luar—
"Gunakkan otak pintarmu." Yoora memotong dengan suaranya sinis terdengar, bahkan gerak tubuhnya yang tengah melipat kedua lengannya didepan dada bisa dianggap bahwa dirinya sedang tidak bermain – main dengan apa yang ia ucapkan kepada sang adik disana. "Kita memiliki tanggung jawab terhadap Baekhyun, bukan hanya mengenai urusanmu dengan wanita sialan itu. Apa kau mau mencicipi vaginanya lagi? Sehingga kau bersemangat untuk menemuinya?"
Chanyeol lekas membawa Yoora keluar dari ruangan kerja itu secara paksa agar mereka berdua bisa melanjutkan pembicaraan serius ini tanpa didengar oleh anggota lainnya.
"Okey, jelaskan kenapa kau semarah ini." Chanyeol melepaskan tarikan tangannya pada Yoora ketika mereka sudah berada cukup jauh dari ruangan kerja Phoenix.
"Sudah aku katakan.. aku tidak mengijinkanmu pergi." Yoora mengulangi lagi namun belum ada keterangan lebih jelas yang cukup untuk meyakinkan Chanyeol disana.
"Kami masih mengatur rencana, belum ada keputusan pasti kapan Phoenix akan bergerak."
"Sekali lagi aku katakan, kau dilarang untuk pergi. Baekhyun butuh dilatih dan kau sudah berjanji akan melatihnya secara personal. Belum lagi ia masih dalam keadaan labil, alter-ego bisa saja muncul dan kembali mengamuk, memukuli siapapun yang berada didekatnya. Aku tidak mau itu terjadi lagi, hari ini hari terakhir, tidak akan ada lagi kejadian seperti itu kembali!" Yoora menunjuk kearah Chanyeol.
"Apa ini hanya mengenai Baekhyun?" Chanyeol masih memiliki pertanyaan lainnya, ia berdiri dihadapan Yoora dengan kedua tangannya terselip pada kantung celana hitam yang sedang ia gunakkan. "Tidak ada hal apapun yang menganggu dirimu selain masalah alter-ego Baekhyun?'

KAMU SEDANG MEMBACA
FOUR
RandomMafia dan Anti-Mafia. Revenge is everything, but how about Love. FOUR?